Cara Menyelamatkan Diri Saat Bertemu dengan Buaya
Hujan yang terjadi beberapa hari terakhir membuat kolam meluap sehingga anakan buaya yang ada dalam kolam pun keluar.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Hujan ekstrem yang terjadi di tempat penangkaran PD Budiman di Desa Tanjung Sari, Kelurahan Sukomoro, Kecamatan Talang Kelapa, Kabupatan Banyuasin, Sumatera Selatan menyebabkan puluhan ekor buaya kabur.
Hal ini karena air yang meluap di kolam penampungan penangkaran tersebut.
Paling tidakada 20 hingga 30 ekor buaya yang terlepas berkisar 20-30 ekor, dengan sejauh ini Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumsel telah berhasil mengevakuasi 18 ekor di antaranya.
Baca juga: 21 Buaya Muara Lepas dari Penangkaran di Banyuasin: 14 Tertangkap, 7 Masih Dicari
Lokasi penangkaran ini merupakan tempat titipan buaya hasil tangkapan BKSDA Sumsel.
Hujan yang terjadi beberapa hari terakhir membuat kolam meluap sehingga anakan buaya yang ada dalam kolam pun keluar.
Seluruh buaya yang lepas dipastikan anakan bukan kawanan buaya dewasa.
Apa yang harus dilakukan saat bertemu buaya agar selamat? Seperti dilansir dari Antara, menurut Dosen Jurusan Biologi Universitas Andalas (Unand) Padang M Nazri Janra, M.Si, masyarakat yang bertemu buaya sebaiknya segera menghindar dengan berlari zig-zag.
Baca juga: Banjir di Banyuasin: 21 Buaya Lepas dari Penangkaran, Pengungsi Takut Pilih Tidur di Ayunan
“Caranya jangan lari dengan arah lurus, tapi buat gerakan zig-zag karena buaya akan kesulitan mengejar,” ujar dia.
Bentuk tubuh memanjang dan jarak antara kaki depan dengan belakang yang cukup jauh, sehingga cara menyelamatkan diri dari buaya dengan berlari dalam pola zig-zag akan membuat buaya kesulitan berjalan cepat.
Sementara itu, jika berhadapan langsung maka hindari gigi dan ekor.
“Kalau berhadapan langsung dengan buaya juga hindari gigi dan ekor karena bisa sewaktu-waktu menyambar,” pungkas Nazri.
Sementara itu, ahli Herpetologi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Amir Hamidy menuturkan bahwa buaya merupakan tipe hewan teritorial, yang berarti pejantan buaya akan melindungi atau menjaga daerah kekuasaannya dari ancaman luar.
Untuk mencegah konflik antara manusia dan buaya, maka masyarakat dan BKSDA dapat mengetahui lokasi habitat buaya dan memberikan tanda peringatan agar tidak mendekat ke lokasi.
A setempat dan masyarakat memasang rambu-rambu peringatan bahwa area tersebut berbahaya untuk aktivitas manusia," jelas Amir.
Selain itu, masyarakat harus mengenal sifat atau perilaku buaya untuk mencegah terjadinya konflik.
"Buaya muara panjangnya bisa mencapai lebih dari tiga meter. Daya jelajah buaya muara itu sangat bagus, bisa di sungai dan menyeberang laut.
Apabila bertemu atau melihat buaya, lebih baik segera melaporkan ke BKSDA agar buaya dapat direlokasi ke tempat yang jauh dari pemukiman warga," papar dia.
Adapun proses relokasi buaya harus melibatkan profesional dikarenakan sifat buaya yang sangat berbeda dengan reptil liar lainnya. (Mela Arnani/Holy Kartika Nurwigati Sumartiningtyas)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Bertemu Buaya, Apa yang Harus Dilakukan untuk Menyelamatkan Diri?"