Apa itu Mikroplastik? Polutan Mikroplastik Tersebar di Bumi, Ini Bahayanya bagi Manusia
Apa itu Mikroplastik? Polutan Mikroplastik tersebar di Bumi, ini bahayanya bagi manusia. Mikroplastik cemari darah, jaringan, dan organ manusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Mikroplastik adalah partikel plastik kecil yang dihasilkan dari pengembangan produk komersial dan penguraian plastik yang lebih besar.
Menurut National Geographic, mikroplastik sebagai polutan dapat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan makhluk hidup.
Mikroplastik ada dalam berbagai produk, mulai dari kosmetik, pakaian sintetis, kantong plastik, dan botol.
Banyak dari produk ini mudah masuk ke lingkungan dalam bentuk limbah.
Mikroplastik terdiri dari atom karbon dan hidrogen yang terikat bersama dalam rantai polimer.
Bahan kimia lain, seperti ftalat, eter polibrominat difenil (PBDE), dan tetrabromobisfenol A (TBBPA), biasanya juga ada dalam mikroplastik, dan banyak dari bahan tambahan kimia ini terlepas dari plastik setelah memasuki lingkungan.
Baca juga: Mikroplastik Ditemukan dalam Darah Manusia untuk Pertama Kalinya, Apa Dampaknya bagi Kesehatan?
Dampak Mikroplastik terhadap Lingkungan
Mikroplastik tidak dapat terurai secara hayati.
Sehingga, ketika berada di lingkungan, mikroplastik primer dan sekunder akan menumpuk dan bertahan.
Menurut Britannica, Mikroplastik telah ditemukan di berbagai lingkungan, termasuk lautan dan ekosistem air tawar.
Di lautan saja, polusi plastik tahunan, dari semua jenis plastik, diperkirakan mencapai 4 juta hingga 14 juta ton pada awal abad ke-21.
Mikroplastik juga merupakan sumber polusi udara, yang terjadi pada debu dan partikel berserat di udara.
Dampak Mikroplastik terhadap Kesehatan
Dari sudut pandang kesehatan, Mikroplastik telah terdeteksi dalam air minum, bir, dan produk makanan, termasuk makanan laut dan garam meja.
Dalam studi percontohan yang melibatkan delapan orang dari delapan negara yang berbeda, mikroplastik ditemukan dari sampel tinja setiap peserta.
Para ilmuwan juga telah mendeteksi mikroplastik di jaringan dan organ manusia.
Implikasi dari temuan ini untuk kesehatan manusia tidak pasti.
Bahkan, polusi mikroplastik telah terdeteksi dalam darah manusia untuk pertama kalinya, dengan para ilmuwan menemukan partikel kecil di hampir 80 % orang yang diuji.
Penemuan itu menunjukkan partikel-partikel mikroplastik dapat melakukan perjalanan ke seluruh tubuh dan mungkin bersarang di organ-organ.
Dampaknya terhadap kesehatan masih belum diketahui.
Namun para peneliti khawatir jika mikroplastik dapat menyebabkan kerusakan sel manusia di laboratorium dan menyebabkan jutaan kematian dini setiap tahun.
Baca juga: Hepatitis Akut adalah Peradangan Akut Parenkim Hati, Apa Gejala Hepatitis Akut pada Anak?
Bahaya Botol Plastik
Sejumlah besar sampah plastik dibuang ke lingkungan dan mikroplastik sekarang mencemari seluruh Bumi, hingga ditemukan dalam tinja bayi dan orang dewasa.
Para ilmuwan menganalisis sampel darah dari 22 donor anonim, semua orang dewasa yang sehat dan menemukan 17 partikel plastik.
Separuh sampel mengandung plastik PET, yang biasa digunakan dalam botol minuman, sementara sepertiga mengandung polistirena, yang digunakan untuk mengemas makanan dan produk lainnya.
Seperempat sampel darah mengandung polietilen, dari mana kantong plastik dibuat.
“Studi kami adalah indikasi pertama bahwa kita memiliki partikel polimer dalam darah kita – ini adalah hasil terobosan,” kata Prof Dick Vethaak, ahli ekotoksikologi di Vrije Universiteit Amsterdam di Belanda, dikutip dari The Guardian.
“Tetapi kita harus memperluas penelitian dan meningkatkan ukuran sampel, jumlah polimer yang dinilai, dll,” terangnya.
Prof Vethaak juga mengatakan, mikroplastik 10 kali lebih tinggi di kotoran bayi dibandingkan dengan orang dewasa, karena bayi menelan jutaan partikel mikroplastik setiap hari melalui botol plastik.
“Kami juga tahu secara umum bahwa bayi dan anak kecil lebih rentan terhadap paparan bahan kimia dan partikel,” katanya.
Baca juga: Apa Itu Virus PMK? Waspada Gejala Klinis PMK pada Sapi, Domba, Kambing, dan Babi
Jumlah Mikroplastik dalam Darah Mencerminkan Lamanya Paparan
Vethaak mengakui, jumlah dan jenis plastik sangat bervariasi antara sampel darah.
Dia mengatakan, perbedaan jumlah dan jenis plastik dalam darah mungkin mencerminkan paparan jangka pendek sebelum sampel darah diambil, seperti minum dari cangkir kopi berlapis plastik, atau memakai masker wajah plastik.
Sebuah studi pada Maret 2022 menemukan mikroplastik dapat menempel pada membran luar sel darah merah dan dapat membatasi kemampuannya untuk mengangkut oksigen.
Partikel ini juga ditemukan di plasenta wanita hamil, dan pada tikus hamil mereka melewati paru-paru dengan cepat ke jantung, otak, dan organ janin lainnya.
Sebuah makalah ulasan baru yang diterbitkan dan ditulis bersama Vethaak, menilai risiko kanker dan menyimpulkan hipotesis awal.
“Penelitian lebih rinci tentang bagaimana mikro dan nano-plastik mempengaruhi struktur dan proses tubuh manusia, dan apakah dan bagaimana mereka dapat mengubah sel dan menginduksi karsinogenesis, sangat dibutuhkan, terutama mengingat peningkatan eksponensial dalam produksi plastik. Masalahnya menjadi lebih mendesak setiap hari,” pungkasnya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Mikroplastik