NASA Batalkan Kegiatan Spacewalks Setelah Helm Astronotnya Terus Terisi Air
NASA telah melarang aktivitas ekstravehicular di luar ISS karena masalah intrusi air terus-menerus ke dalam pakaian luar angkasa besar yang mereka
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON -Spacewalks Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) saat ini telah ditunda tanpa batas waktu. Badan Antariksa Nasional Amerika Serikat atau National Aeronautics and Space Administration (NASA) kini juga tengah menyelidiki penyebab mengapa helm baju ruang angkasanya bisa terisi air.
Badan antariksa Amerika Serikat (AS) itu telah melarang aktivitas ekstravehicular (EVA) di luar ISS karena masalah intrusi air yang terus-menerus ke dalam pakaian luar angkasa besar yang mereka gunakan.
Pakaian tersebut disebut unit mobilitas ekstravehicular (EMU).
"Sampai kami memahami lebih baik apa faktor penyebab yang mungkin terjadi selama EVA terakhir dengan EMU kami, kami tidak akan menggunakan EVA nominal (spacewalk). Jadi kami tidak akan melakukan EVA yang direncanakan sampai kami memiliki kesempatan untuk benar-benar mengatasi dan mengesampingkan mode kegagalan sistem utama," kata Wakil Manajer Program Stasiun Luar Angkasa di NASA's Johnson Space Center, Dana Weigel dalam konferensi pers Selasa lalu.
Dikutip dari Sputnik News, Jumat (20/5/2022), keputusan itu diambil setelah spacewalk pada 23 Maret lalu yang dilakukan oleh astronot Badan Antariksa Eropa (ESA) Matthias Maurer.
Baca juga: NASA dan Epic Games Bangun Planet Mars di Metaverse
Saat itu lingkaran air dan kelembaban pun ditemukan di dalam helmnya setelah selesainya Spacewalks. Hampir setengah dari pelindungnya dilapisi air, namun kontrol darat mengatakan 'tidak ada bahaya' baginya.
"Agak sulit untuk menilai volumenya karena tersebar di bagian depan pelindungnya. Namun saya pikir kita harus mempercepat langkah-langkah untuk mengeluarkannya dari setelannya di sini," kata Astronot NASA, Kayla Barron yang melihat insiden tersebut.
Masalahnya sebenarnya telah diketahui setidaknya sejak 2013, saat Astronot ESA Luca Parmitano hampir tenggelam di EMU-nya ketika helmnya secara cepat terisi 1,5 liter air selama perjalanan ruang angkasa.
Baca juga: NASA Tetapkan Untuk Luncurkan Roket Artemis 1 ke Bulan
Menurut laporan NASA, masalahnya bukan terletak pada sistem air minumnya, namun salah satu dari beberapa sistem berbasis air lainnya dalam pakaian EMU besar yang berfungsi untuk menjaga astronot agar tetap dingin dan menyimpan urine.
Sejak saat itu, NASA telah memasang spons kecil untuk menyerap kelembaban yang berpotensi masuk ke dalam helm.
Kendati demikian, saat ini NASA belum mengatakan apakah masalah yang terjadi pada Maret lalu itu diyakini terkait dengan masalah sebelumnya.
"Sejauh ini, kami belum menemukan sesuatu yang tidak biasa, kami sedang mencari tanda-tanda yang jelas dari kontaminasi atau pengotoran atau hal lain yang mungkin masuk ke sistem kami, kami belum melihatnya," tegas Weigel tentang inspeksi di stasiun luar angkasa.
Lembaga antariksa tersebut pun berencana untuk mengirim setelan Maurer kembali ke Bumi pada Juli mendatang untuk dilakukan studi lebih lanjut.