Bumi Diprediksi Alami Kekacauan Iklim, Penyebabnya Karena Perilaku Manusia
Para peneliti tersebut memberikan gambaran yang luas dan umum mengenai potensi dampak penuh dari aktivitas manusia terhadap iklim.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Iklim di bumi ini diprediksi bakal mengalami kekacauan, hal ini disebabkan oleh ulah manusia.
Penelitian para ilmuwan database pracetak arXiv pada 21 April lalu menyebutkan, manusia tak hanya menyebabkan bumi menghangat.
Para peneliti tersebut memberikan gambaran yang luas dan umum mengenai potensi dampak penuh dari aktivitas manusia terhadap iklim.
Baca juga: Forum Multilateral G7, Menteri LHK Siti Nurbaya Singgung Pendanaan Iklim untuk Negara Berkembang
Penelitian ini tidak menyajikan simulasi lengkap dari model iklim.
Tapi, simulasi tersebut memberikan gambaran yang tidak baik, apabila manusia tidak mengurangi perubahan iklim dan penggunaan bahan bakar fosil.
“Implikasi dari perubahan iklim telah diketahui, kekeringan, gelombang panas, fenomena ekstrem, dan lainnya,” kata salah satu ilmuwan di Departemen Fisika dan Astronomi di Universitas Porto di Portugal Orfeu Bertolami seperti dikutip dari Live Science, Sabtu (28/5/2022).
Ia menambahkan, apabila perilaku sistem bumi kacau, maka akan kehilangan semua harapan untuk memperbaiki masalah.
Baca juga: Benarkah Suhu Panas di Indonesia Akibat dari Perubahan Iklim? Ini Kata BMKG
Pergeseran iklim Secara berkala, bumi mengalami perubahan besar-besaran dalam pola iklim, dari satu keseimbangan stabil ke keseimbangan lainnya.
Pergeseran tersebut biasanya didorong oleh faktor eksternal, seperti perubahan orbit bumi atau lonjakan besar aktivitas gunung berapi.
Namun, penelitian sebelumnya menunjukkan, saat ini bumi memasuki fase baru yang didorong oleh aktivitas manusia.
Saat manusia memompa lebih banyak karbon ke atmosfer, tercipta era Antroposen baru, periode sistem iklim yang dipengaruhi manusia, sesuatu yang belum pernah dialami oleh planet bumi sebelumnya.
Dalam sebuah studi terbaru, para peneliti memodelkan pengenalan Antroposen sebagai fase transisi, termasuk iklim bumi.
Iklim tertentu menyediakan musim dan cuaca teratur dan dapat diprediksi, serta transisi fase dalam iklim mengarah ke pola musim dan cuaca baru.
Baca juga: Telkom Konsisten Dukung Penanggulangan Perubahan Iklim Melalui Program Reboisasi dan Konservasi
Saat iklim melewati fase transisi, artinya bumi mengalami perubahan pola yang tiba-tiba dan cepat.
Masalah logistik Jika aktivitas manusia mendorong fase transisi dalam iklim bumi, artinya menyebabkan bumi mengembangkan serangkaian pola cuaca baru.
Arah iklim bumi sangat tergantung pada aktivitas manusia selama beberapa dekade mendatang.
Mengurangi keluaran karbon secara drastis, akan menghasilkan hasil yang berbeda daripada tidak mengubah sama sekali.
Pengaruh manusia terhadap lingkungan benar-benar berkembang, dan telah berlangsung selama lebih dari satu abad.
Namun, ini secara alami akan mencapai batas. Pada titik tertentu di masa depan, keluaran karbon akan mencapai batas maksimum, dan para peneliti menemukan, peta logistik dapat menangkap lintasan keluaran karbon di masa depan dengan sangat baik.
Para peneliti membuat peta logistik untuk menggambarkan situasi beberapa variabel yang berpengaruh ke bumi.
Ilmuwan mengeksplorasi berbagai cara agar peta logistik manusia dapat berkembang, tergantung pada berbagai faktor seperti populasi, pengenalan strategi pengurangan karbon, serta teknologi yang lebih baik dan efisien.
Begitu ditemukan keluaran karbon akan berevolusi seiring waktu, peneliti menggunakannya untuk memeriksa bagaimana iklim bumi akan berevolusi melalui transisi fase yang digerakkan oleh manusia.
Dalam kasus terbaik, begitu keluaran karbon mencapai batas, iklim bumi menjadi stabil pada suhu rata-rata baru yang lebih tinggi.
Baca juga: Penanggulangan Perubahan Iklim dan Polusi Udara Harus Berjalan Bersamaan
Secara keseluruhan, suhu tersebut buruk bagi manusia karena masih mengarah ke permukaan laut yang lebih tinggi dan cuaca yang lebih ekstrem.
Namun dalam kasus terburuk, para peneliti menemukan bahwa iklim bumi menyebabkan kekacauan.
Dalam sistem yang kacau, tidak ada keseimbangan dan tidak ada pola yang berulang.
Kekacauan iklim akan memiliki musim yang berubah secara liar dari dekade ke dekade, atau bahkan tahun ke tahun.
Beberapa tahun akan mengalami kilatan cuaca ekstrem yang tiba-tiba, sedangkan yang lain akan benar-benar sunyi.
Bahkan, suhu rata-rata bumi dapat berfluktuasi secara liar, berayun dari periode yang lebih dingin ke periode yang lebih panas dalam periode waktu yang relatif singkat.
Hal ini akan menjadi sangat tidak mungkin untuk menentukan ke arah mana iklim bumi.
"Perilaku kacau berarti tidak mungkin untuk memprediksi perilaku tata bumi di masa depan, bahkan jika kita tahu dengan pasti keadaannya saat ini," kata Bertolami.
"Ini berart,i setiap kemampuan untuk mengendalikan dan mendorong sistem bumi menuju keadaan keseimbangan yang mendukung kelayakan biosfer akan hilang," lanjut dia.
Yang paling mengkhawatirkan, para peneliti menemukan di atas suhu ambang batas kritis tertentu untuk atmosfer bumi, siklus umpan balik dapat terjadi di mana hasil yang kacau tidak dapat dihindari.
"Terdapat beberapa tanda, bahwa kita mungkin telah melewati titik kritis itu, tetapi belum terlambat untuk mencegah bencana iklim," pungkas dia. (Mela Arnani/Bestari Kumala Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ahli Prediksi Bumi Akan Menuju Kekacauan Iklim, Kenapa?"