Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Gurun Sahara, Gurun Pasir Terbesar di Dunia yang Berada di Afrika bagian Utara

Gurun Sahara merupakan padang pasir terbesar di dunia yang terletak di bagian utara Afrika dengan luas 9.000.000 km persegi.

Penulis: Arif Fajar Nasucha
Editor: Sri Juliati
zoom-in Gurun Sahara, Gurun Pasir Terbesar di Dunia yang Berada di Afrika bagian Utara
Pixabay/FuN_Lucky
Ilustrasi gurun sahara. Gurun Sahara merupakan padang pasir terbesar di dunia yang terletak di bagian utara Afrika dengan luas 9.000.000 km persegi. 

TRIBUNNEWS.COM - Gurun Sahara merupakan padang pasir terluas di dunia.

Gurun Sahara terletak di bagian utara Afrika dan mencakup lebih dari 3.500.000 mil persegi atau 9.000.000 km persegi.

Luas Gurun Sahara sekira 10 persen dari benua Afrika, yang membuatnya disebut sebagai gurun pasir terbesar di dunia atau gurun terbesar ketiga setelah Antartika dan Arktik yang merupakan gurun dingin.

Dikutip dari livescience.com, Gurun Sahara membentang di 10 negara yakni Aljazair, Chad, Mesir, Libya, Mali, Mauritania, Maroko, Niger, Sudan, dan Tunisia.

Gurun yang memiliki area seukuran dengan Amerika Serikat  (termasuk Alaska dan Hawaii) ini memiliki berbagai fitur daratan, tetapi yang paling terkenal adalah padang pasir.

Bukit pasir bisa mencapai hampir 600 kaki (183 meter), dan menutupi sekitar 25 persen dari seluruh gurun.

Baca juga: Dampak Bumi Berputar Lebih Cepat: Hari Menjadi Lebih Pendek, Peningkatan Kecepatan Angin

Selain bukit pasir, Fitur topografi lainnya termasuk pegunungan, dataran tinggi, dataran berpasir dan kerikil, dataran garam, cekungan dan depresi.

Berita Rekomendasi

Depresi merupakan daerah merosot atau tenggelam akibat terbentuknya antiklin dan sinklin pada waktu yang sama.

Emi Koussi, gunung berapi yang sudah punah di Chad, adalah titik tertinggi di Sahara, mencapai 11.204 kaki (3.415 m) di atas permukaan laut.

Kemudian Depresi Qattara di barat laut Mesir adalah titik terdalam Sahara, pada 436 kaki (133 m) di bawah laut tingkat.

Meski air merupakan sumber daya yang langka, Gurun Sahara memiliki dua sungai yakni Nil dan Niger.

Selain itu juga sekira 20 danau musiman dan akuifer besar.

Terlepas dari kondisi Gurun Sahara yang keras dan gersang, banyak spesies tumbuhan dan hewan yang hidup di daerah ini.

Sekitar 500 spesies tanaman, 70 spesies mamalia, 90 spesies burung, dan 100 spesies reptil.

Selain itu juga banyak spesies laba-laba, kalajengking, dan artropoda kecil lainnya hidup di Sahara.

Unta adalah salah satu hewan paling ikonik di Sahara.

Hewan yang dikenal sebagai "kapal gurun" ini mampu beradaptasi dengan baik dengan lingkungan Sahara yang panas dan gersang.

Punuk di punggung unta menyimpan lemak, yang dapat digunakan untuk energi dan hidrasi di antara waktu makan.

Unta mampu menyimpan energi dengan sangat efisien sehingga dapat bertahan lebih dari seminggu tanpa air dan beberapa bulan tanpa makanan.

Baca juga: Ilmuwan Israel Kembangkan Virus Presisi, Diklaim Bisa Bunuh Bakteri Perusak Usus

Mamalia lain yang hidup di Sahara termasuk rusa, addaxes (sejenis antelop), cheetah, caracal, rubah gurun dan anjing liar.

Banyak reptil juga berkembang biak di lingkungan gurun, termasuk beberapa spesies ular, kadal, dan bahkan buaya.

Bagian gurun yang paling kering sama sekali tidak memiliki kehidupan tanaman, tetapi daerah oasis, seperti Lembah Nil, mendukung berbagai macam tanaman, termasuk pohon zaitun, pohon kurma dan berbagai semak dan rumput.

Saat ini, Sahara memiliki iklim gurun yang kering dan tidak ramah.

Menurut sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Science Advances pada 2019, setiap 20.000 tahun iklim gurun yang keras dan ekstrem berganti ke oasis yang hijau subur.

Dalam jurnal tersebut, penelitian memeriksa sedimen laut yang mengandung endapan debu dari Sahara dari 240.000 tahun terakhir.

Peneliti menemukan bahwa siklus antara Sahara kering dan hijau berhubungan dengan sedikit perubahan kemiringan sumbu bumi, yang juga mendorong aktivitas monsun.

Selain itu, para arkeolog menemukan lukisan gua dan batu prasejarah dan sisa-sisa arkeologis lainnya yang menjelaskan seperti apa kehidupan di Sahara yang dulunya hijau.

Potongan-potongan tembikar menunjukkan bahwa sekitar 7.000 tahun yang lalu, para penggembala memelihara ternak dan memanen tanaman di tempat yang sekarang menjadi gurun yang gersang.

Meski demikian, selama 2.000 tahun terakhir, iklim di Sahara tercatat cukup stabil.

Curah hujan di Sahara berkisar dari nol hingga sekitar 3 inci (7,6 sentimeter) hujan per tahun dan terkadang salju turun di ketinggian yang lebih tinggi.

Sepanjang tahun, suhu di gurun Sahara rata-rata sekitar 60 hingga 77 derajat Fahrenheit (20 hingga 25 derajat Celcius), melonjak setinggi 120 F (49 C) di musim panas pada siang hari dan turun ke 0 F (minus 18 C) selama musim dingin di malam hari.

(Tribunnews.com/Fajar)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas