Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
DOWNLOAD
Tribun

NASA Temukan Air di Komet Langka setelah 15 Tahun Pengamatan

NASA melalui Teleskop Luar Angkasa James Webb berhasil menemukan air komet langka setelah 15 tahun pengamatan.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Suci BangunDS
zoom-in NASA Temukan Air di Komet Langka setelah 15 Tahun Pengamatan
NASA, ESA
Konsep artis Komet 238P/Read ini menunjukkan komet sabuk utama mengalami sublimasi—es airnya menguap saat orbitnya mendekati Matahari. Ini penting, karena sublimasi inilah yang membedakan komet dari asteroid, menciptakan ekornya yang khas dan halo kabur, atau koma. Deteksi uap air oleh James Webb Space Telescope di Comet Read adalah tolok ukur utama dalam studi komet sabuk utama, dan dalam penyelidikan yang lebih luas tentang asal usul air melimpah di Bumi. 

"Dengan pengamatan Webb terhadap Comet Read, kami sekarang dapat menunjukkan bahwa es air dari tata surya awal dapat terawetkan di sabuk asteroid," kata Kelley.

Komet sabuk utama pertama kali ditemukan bersama pada tahun 2006 oleh rekan penulis studi Henry Hsieh, ilmuwan senior di Planetary Science Institute di Tucson, Arizona.

Baca juga: Dunia Hari Ini: Badan Antariksa NASA Umumkan Kru Baru Untuk Misi Ke Bulan

Ada kemungkinan suhu yang lebih hangat dari sabuk asteroid utama menyebabkan Comet Read kehilangan karbon dioksida dari waktu ke waktu, kata para peneliti.

"Berada di sabuk asteroid untuk waktu yang lama dapat menyebabkannya - karbon dioksida menguap lebih mudah daripada es air, dan dapat meresap selama miliaran tahun," kata Kelley.

"Comet Read mungkin juga terbentuk di kantong tata surya yang lebih hangat tanpa karbon dioksida," lanjut Kelley.

Tim observasi sangat ingin mempelajari komet sabuk utama lainnya dan membandingkannya dengan data Webb dari Comet Read untuk melihat apakah benda langit juga kekurangan karbon dioksida dan menentukan langkah selanjutnya untuk membuka rahasia komet langka.

"Sekarang Webb telah mengonfirmasi bahwa ada air yang terawetkan sedekat sabuk asteroid, akan sangat menarik untuk menindaklanjuti penemuan ini dengan misi pengumpulan sampel, dan mempelajari apa lagi yang dapat diberitahukan oleh komet sabuk utama kepada kita," kata Milam.

Berita Rekomendasi

(Tribunnews.com/Whiesa)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Klik Di Sini!
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

Berita Populer
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas