Astronom Temukan Gelembung Galaksi Berukuran Miliaran Tahun Cahaya, Dipercayai Sisa Fosil Big Bang
Para astronom berhasil menemukan gelembung galaksi berukuran miliaran tahun cahaya. Diperkirakan gelembung ini merupakan sisa-sisa fosil Big Bang.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Para astronom telah menemukan gelembung galaksi pertama yang berukuran miliaran tahun cahaya.
Gelembung galaksi ini diperkirakan merupakan sisa-sisa fosil dari Big Bang.
Para astronom menyebut, lokasi gelembung galaksi ini berada di 820 juta tahun cahaya dari Bumi.
Jika diukur, gelembung galaksi ini berukuran satu miliar tahun cahaya, menjadikannya 10.000 kali lebih luas dari Galaksi Bima Sakti.
Dikutip dari space.com, gelembung ini berada di dalam jaringan galaksi dan diberi nama Ho'oleilana.
Struktur masif seperti Ho'oleilana diperkirakan muncul di alam semesta sebagai akibat dari riak-riak kecil di lautan materi yang panas, padat, dan sebagian besar seragam yang ada pada permulaan waktu.
Baca juga: Komet Baru Nishimura Bisa Diamati di Indonesia pada 12 September 2023, Ini Cara Melihatnya!
Riak kepadatan ini, yang disebut Baryon Acoustic Oscillations (BAOs), tumbuh ketika alam semesta mengalami Big Bang.
Riak tersebut juga diketahui telah memunculkan struktur kosmik besar sekaligus mempengaruhi distribusi galaksi.
"Kami tidak mencarinya. Saking besarnya, ia tumpah ke tepi sektor langit yang kami analisis," kata Brent Tully, pemimpin studi dan astronom di Universitas Hawaii, dalam sebuah pernyataan.
"Seiring dengan peningkatan kepadatan galaksi, ini merupakan fitur yang jauh lebih kuat dari yang diharapkan."
"Diameter yang sangat besar yaitu satu miliar tahun cahaya di luar ekspektasi teoretis," ucapnya.
Tully menambahkan, jika pembentukan dan evolusi Ho'oleilana sesuai dengan teori Big Bang, maka BAO yang memunculkannya pasti lebih dekat ke Bumi daripada yang diperkirakan dan bisa berimplikasi pada seberapa cepat alam semesta mengembang.
Baca juga: NASA Rilis Kawah Baru di Permukaan Bulan yang Diduga Titik Lokasi Jatuhnya Wahana Luna-25 Rusia
'Cangkang Bulat yang Memiliki Hati'
Ahli astrofisika di Komisi Energi Atom Prancis, Daniel Pomarede mengatakan, gelembung tersebut dapat dianggap sebagai "cangkang bulat yang memiliki hati".
Di dalam jantung tersebut, katanya, terdapat superkluster galaksi Bootes, yang dikelilingi oleh kehampaan luas yang terkadang disebut "Ketiadaan Besar".
Dikutip dari France24, cangkangnya berisikan beberapa superkluster galaksi lain yang sudah diketahui sains, termasuk struktur masif yang dikenal sebagai Tembok Besar Sloan.
Baca juga: Susunan Sistem Tata Surya: Matahari, Planet Dalam, Planet Luar, Komet, Meteorid, dan Asteroid
Pomarede mengatakan penemuan gelembung tersebut, yang dijelaskan dalam penelitian yang ia tulis bersama dan diterbitkan dalam The Astrophysical Journal minggu ini, adalah “bagian dari proses ilmiah yang sangat panjang”.
Hal ini menegaskan fenomena yang pertama kali dijelaskan pada tahun 1970 oleh kosmolog AS, Jim Peebles.
Dia berteori bahwa di alam semesta purba - yang saat itu berupa plasma panas - perputaran gravitasi dan radiasi menciptakan gelombang suara yang disebut osilasi akustik baryon (BAO).
Saat gelombang suara berdesir melalui plasma, mereka menciptakan gelembung.
Sekitar 380.000 tahun setelah Big Bang, proses tersebut berhenti ketika alam semesta mendingin, membekukan bentuk gelembung.
Baca juga: NASA: Astronaut perempuan Arab pertama telah mendarat di stasiun luar angkasa
Gelembung-gelembung tersebut kemudian membesar seiring dengan mengembangnya alam semesta, mirip dengan sisa-sisa fosil lain setelah Big Bang.
Para astronom sebelumnya mendeteksi sinyal BAO pada tahun 2005 ketika melihat data dari galaksi terdekat.
Namun gelembung yang baru ditemukan ini merupakan osilasi akustik baryon tunggal pertama yang diketahui, menurut para peneliti.
(Tribunnews.com/Whiesa)