Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Peran Gizi Dalam Perkembangan Otak
Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia ternyata cukup besar, terutama di daerah-daerah terpencil.
Penulis: gia alif april rianti
TRIBUNNERS - Jumlah Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) di Indonesia ternyata cukup besar, terutama di daerah-daerah terpencil.
Adapun pengertian dari ABK itu sendiri adalah anak yang mengalami disfungsi secara fisik, mental atau intelektual, sosial, dan emosional.
ABK dapa digolongkan ke dalam, tunanetra (lemah penglihatan), tunarungu (lemah pendengaran), tunagrahita (lemah intelegensi), tunadaksa (kelainan neuromosculer), tunalaras (hambatan kontrol emosi), autisme (hambatan bersosialisasi), dan tunaganda (dua ketunaan).
Tunagrahita merupakan suatu keadaan seseorang yang mengalami keterbelakangan mental, keadaan tersebut juga dikenal dengan retardasi mental.
Anak tunagrahita memiliki IQ dibawah rata-rata anak normal pada umumnya, sehingga hal tersebut menyebabkan fungsi kecerdasan dan intelektual mereka terganggu yang menyebabkan permasalahan-permasalahan lainnya yang muncul pada masa perekembangannya.
Salah satu faktor penyebab tunagrahita adalah gangguan metabolisme dan gizi.
Metabolisme dan gizi merupakan dua hal yang sangat penting bagi perkembangan individu, terutama perkembangan sel-sel otak.
Masa perkembangan otak anak sangatlah penting.
Nutrisi dan stimulasi yang diberikan pada masa ini berpengaruh besar pada kecerdasan, kreativitas, dan perilaku anak terhadap kualiatas generasi yang akan datang.
Kegagalan metabolisme dan pemenuhan gizi akan mengakibatkan terjadinya gangguan fisik dan mental pada individu, karena gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Kelainan yang disebabkan oleh kegagalan metabolisme dan gizi antara lain phenylketonuria (akibat gangguan metabolisme asam amino), gargoylism (keruskan metabolisme saccharide yang menjadi tempat penyimpanan asam mucopolysaccharide dalam hati, limpa kecil dan otak), serta cretinsm (keadaan hypohydroidism kronik yang terjadi selama masa janin atau saat dilahirkan).
Masa-masa perkembangan anak adalah masa emas sekaligus masa paling penting karena pada masa ini sel-sel saraf otak berkembang sangat pesat.
Hal tersebut terbukti dengan adanya penambahan berat otak maupun lingkar kepala.
Proses perkembangan sel otak ini berlangsung sangat cepat hingga anak berusia tiga tahun. Setelah masa ini, proses akan berjalan melambat, yakni pada usia sekolah dan usia remaja.
Nutrisi yang lengkap dan seimbang harus dipenuhi sejak proses kehamilan sampai dengan dewasa. Dimulai dari masa kehamilan, pemenuhan kualitas gizi pada masa kehamilan akan sangat mempengaruhi kualitas janin yang akan dilahirkan.
Gizi yang seimbang akan menciptakan janin yang sehat, tidak cacat, dan tidak mudah sakit.
Dengan gizi yang seimbang pula akan terbentuk anak dengan pertumbuhan fisik, psikomotorik, dan intelektual yang optimal.
Maka dari itu, pada masa perkembangan dan pertumbuhan anak diperlukan berbagai asupan nutrisi seperti karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin dan mineral yang cukup dan seimbang.
Hal tersebut tentunya tidak lepas dari peranan orangtua. Oleh karena itu, orangtua wajib memperhatikan asupan nutrisi pada anak sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan dalam masa tumbuh kembangnya.
![Baca WhatsApp Tribunnews](https://asset-1.tstatic.net/img/wa_channel.png)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.