Gara-gara Ibu Komplain Fasilitas Sekolah, Siswa Ini Dikeluarkan tanpa Alasan
Su Han, remaja asal Tiongkok ini harus menerima kenyataan dikeluarkan dari sekolah, bahkan sebelum ia merasakan hari pertama masuk.
Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Seorang anak dikeluarkan dari sekolahnya karena sang ibu menuliskan keluhan.
Kebanyakan anak-anak pasti senang menyambut hari pertama sekolah.
Tak hanya penasaran pada pelajaran baru yang akan didapat, tapi juga karena bertemu dengan banyak teman baru.
Namun, Su Han, remaja asal Tiongkok ini harus menerima kenyataan dikeluarkan dari sekolah, bahkan sebelum ia merasakan hari pertama masuk.
Dilansir Tribunnews dari China Daily, Su dan sang ibu, Wang Li, mendatangi sekolah barunya pada Minggu (26/8/2018) untuk melakukan pendaftaran ulang siswa baru.
Su diketahui tengah mendaftar di sekolah swasta Quyang di Provinsi Hebei.
Gadis berusia 14 tahun ini kebingungan saat pihak sekolah mengeluarkannya tanpa alasan yang jelas.
Penasihat kelas mengatakan ia hanya menjalankan tugas dari kepala sekolah.
Merasa tak terima, Wang mendatangi kepala sekolah untuk mendapat kejelasan.
Alih-alih mendapat jawaban, Wang malah dibuat bingung dengan perkataan kepala sekolah.
Kepala sekolah mengatakan yang paling tahu penyebab Su dikeluarkan adalah Wang selaku ibunya.
"Aku tidak merasa telah melakukan tindakan ilegal. Kalaupun aku melanggar hukum, itu tak ada hubungannya dengan aku mengantar putriku sekolah," kata Wang.
Namun, kepala sekolah bersikeras mengeluarkan putri Wang dari sekolahnya.
Ternyata, putri Wang bukanlah siswa satu-satunya yang dikeluarkan begitu saja tanpa alasan.
Tiga siswa lainnya juga mengalami hal yang sama seperti Su.
Usut punya usut, insiden ini disebabkan karena Wang dan beberapa ibu-ibu lainnya mengeluhkan akomodasi sekolah di grup WeChat pada awal Juli 2018 lalu.
Beberapa hari sebelum pendaftaran dibuka, penasihat kelas sudah memberikan peringatan untuk tidak mengunggah hal negatif apapun soal sekolah di grup WeChat.
"Hal negatif tentang sekolah yang kami keluhkan adalah soal akomodasinya, sangat jelek. Terutama untuk para gadis, yang harus tinggal bersama 30 orang lainnya di asrama kelas," jelas Wang.
"36 gadis harus berbagi satu asrama. Sangat sulit membayangkan kalian bergerak di antara kasus-kasur yang berdekatan. AC-nya juga hanya dinyalakan selama dua jam dalam sehari. Terlalu panas untuk para gadis saat tidur," ungkap seorang siswa sekolah Quyang.
Para orang tua menduga akomodasi yang sedemikian rupa disebabkan karena semakin banyaknya jumlah siswa, juga karena pihak sekolah menyewakan sebagian gedungnya ke biro transportasi.
Pihak berwenang telah membentuk tim untuk menyelidiki masalah tersebut setelah menerima laporan pada Juli 2018 dari para orang tua.
Saat ini, asrama sekolah tengah menjalani restrukturisasi dan biro transportasi yang menyewa gedung telah pindah.
"Siswa akan tinggal di asrama sesuai standar, yang bisa ditempati 8 sampai 10 anak per kamar setelah perubahan selesai," kata pejabat dari otoritas penddidikan pada Rabu (29/8/2018) kemarin.
"Kami tidak akan membiarkan ada siswa yang putus sekolah," lanjutnya.
Putri Wang sendiri sudah mendapat pemberitahuan ia diperbolehkan kembali ke sekolah pada hari yang sama.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.