Fakta-fakta Kecelakaan Maut di Boyolali, Sopir Bus Pariwisata sempat Minta Perlindungan Warga
Kecelakaan maut yang melibatkan bus pariwisata Mata Trans dan mobil Isuzu Panther terjadi di Kecamatan Mojosongo, Boyolali pada Sabtu (13/10/2018).
Penulis: Pravitri Retno W
Editor: Daryono
TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut terjadi di pertigaan Wika, Dukuh Pomah RT 004 / RW 001, Kecamatan Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah pada Sabtu (13/10/2018) sore.
Kecelakaan yang terjadi pada pukul 16.15 WIB ini melibatkan bus pariwisata Mata Trans dan mobil Isuzu Panther.
Dirangkum Tribunnews dari berbagai sumber, berikut fakta-fakta soal kecelakaan maut di Mojosongo, Boyolali.
1. Sopir bus diduga kehilangan kendali
Kecelakaan bermula saat bus yang dikemudikan Arif Hartanto (46) melaju dengan kecepatan tinggi dari arah Semarang ke timur (Solo).
Baca: Kecelakaan Maut di Boyolali yang Tewaskan 7 Orang, Ini Hasil Olah TKP Polisi
Saat tiba di pertigaan Wika, Arif mencoba menghindari kendaraan yang akan berbelok ke kiri.
Nahas ia kehilangan kendali sehingga bus oleng ke kanan hingga melewati median jalan.
Bus pun bertabrakan dengan mobil Isuzu Panther berpelat nomor AD 8447 KS yang dikemudikan Dwi Bagus Windarto (26).
Dikutip Tribunnews dari Kompas.com, hasil olah TKP sementara menunjukkan kecelakaan maut diduga akibat rem dan setir bus tidak berfungsi.
2. Tujuh orang dinyatakan meninggal di tempat
Rombongan Isuzu Panther yang menjadi korban kecelakaan merupakan warga Jetaksari RT 002 / RW 003, Kecamatan Ampel Boyolali.
Dikutip dari TribunSolo.com, mereka diketahui tengah dalam perjalanan pulang ke rumah setelah menghadiri acara pernikahan di Wonogiri.
Kasatlantas Polres Boyolali, AKP Febriyani Aer, mengungkapkan penumpang dan sopir Isuzu Panther meninggal di lokasi kejadian.
"Penumpang dan sopir mobil Isuzu Panther semuanya meninggal di lokasi kejadian," kata Febriyani dikonfirmasi Kompas.com, Sabtu (13/10/2018) malam.
Sementara dua penumpang lainnya masih dirawat di RSUD Boyolali.
Baca: Sopir Bus Lepas Kendali, Tujuh Orang Tewas di Boyolali
3. Sopir bus sempat meminta perlindungan ke warga
Seorang saksi, Anjar Tri, menyebutkan sopir bus pariwisata Mata Trans sempat meminta perlindungan warga sebelum akhirnya diamankan warga.
"Pas sore itu ada bapak bapak tiba-tiba masuk rumah, saya tanyakan siapa, terus dia bilang supir bus yang nabrak," kata Anjar saat ditemui TribunSolo.com, Sabtu (13/10/2018).
"Dia bilang takut di massa, begitu katanya, lalu akhirnya saya sama warga amankan dia," lanjutnya.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)