Gempa Lebak Banten Hari Ini Tak Terasa Meski Berkekuatan 5,2 SR, Ini Penjelasan dari PVMBG
Hari ini, Minggu (14/10/2018), gempa 5,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lebak, Banten. Namun tidak terasa, ini penjelasan PVMBG
Penulis: Daryono
Editor: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Hari ini, Minggu (14/10/2018), gempa 5,2 Skala Richter (SR) mengguncang wilayah Lebak, Banten.
Dikutip dari laman esdm.go.id, gempa terjadi pada dini hari tadi Minggu, 14 Oktober 2018, pukul 02:38 WIB gempa bumi mengguncang Selatan Banten.
Gempa dengan kekuatan 5,2 Skala Richter (SR) tersebut berpusat di koordinat 105,26 BT dan 9,0 LS, pada kedalaman 10 km.
Menurut Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) gempa terjadi akibat reaktivasi sesar yang disebabkan oleh litosfer samudera yang mendekati zona subduksi dan menekuk ke dalam parit (trench) laut dalam.
Baca: Aplikasi Ponsel Info Gempa Bumi Hari Ini dari BMKG, Disertai Jarak Lokasi Gempa dengan Lokasi Anda
"Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), pusat gempa bumi terletak pada koordinat 105,26 BT dan 9,0 LS, dengan magnitudo 5,2 pada kedalaman 10 km, berjarak 292 km barat daya Lebak, Banten."
"Berdasarkan informasi dari The United States Geological Survey , Amerika Serikat melaporkan bahwa pusat gempa bumi berada pada koordinat 8,955 LS dan 105,369 BT, dengan magnitudo M 5,0 dan kedalaman 4,1 km," demikian rilis yang diterima dari PVMBG.
Kondisi geologi daerah yang berdekatan dengan pusat gempa bumi, yaitu pesisir selatan Banten, secara umum tersusun oleh batuan sedimen berumur Tersier, serta batuan Kuarter berupa batuan gunungapi dan batuan sedimen serta endapan alluvium.
Guncangan gempa bumi biasanya akan terasa lebih kuat pada batuan Kuarter serta batuan Tersier yang telah mengalami pelapukan karena bersifat urai, lepas, tidak kompak dan memperkuat efek guncangan.
Gempa bumi berpusat di lempeng samudra Indo-Australia, di luar zona subduksi atau disebut gempa bumi outer rise.
Gempa bumi terjadi akibat reaktivasi sesar yang disebabkan oleh litosfer samudera yang mendekati zona subduksi dan menekuk ke dalam parit (trench) laut dalam.
Berdasarkan informasi GeoForschungsZentrum (GFZ) Jerman, sesar penyebab gempa ini mempunyai mekanisme sesar normal dengan orientasi baratlaut-tenggara.
Baca: Korban Gempa Palu Ceritakan Detik-detik Sang Ibu Ditelan Bumi, Kisahnya Viral Disorot Media Asing
PVMBG memastikan gempa bumi ini tidak memicu tsunami karena walaupun pusat gempa berada di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk membangkitkan tsunami.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas BPBD setempat.
Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempa bumi dan tsunami, namun demikian PVMBG tetap meminta masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa bumi susulan, yang diperkirakan berkekuatan lebih kecil.