Jokowi Beri Penjelasan soal Pidatonya yang Singgung Serial 'Game of Thrones'
Beberapa hari lalu, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyinggung serial televisi Game of Thrones ramai menjadi perbincangan.
Penulis: Daryono
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Beberapa hari lalu, pidato Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyinggung serial televisi Game of Thrones ramai menjadi perbincangan.
Pidato itu disampaikan pada pembukaan IMF World Bank Annual Meetings, di Bali, Jumat (12/10) lalu
Ada yang pro, namun ada pula yang kontra soal pidato Jokowi karena menyinggung serial Game of Thrones.
Terkait pidatonya itu, Jokowi akhirnya buka suara.
“Pesan moral utama yang ingin saya sampaikan saat itu adalah bahwa konfrontasi dan perselisihan akan mengakibatkan penderitaan, bukan hanya bagi yang kalah namun juga bagi yang menang,” kata Jokowi saat menghadiri Sidang Terbuka Senat Universitas Kristen Indonesia (UKI) dalam rangka Lustrum XIII, di Kampus Cawang, Jakarta, Senin (15/10) pagi.
Baca: Ekonomi Global Bak Serial “Game of Thrones”?
Presiden menjelaskan, perhelatan ekonomi dan politik dunia saat ini diwarnai oleh pertarungan antar kekuatan-kekuatan besar, antar negara-negara besar dan negara-negara elit.
Perebutan kekuasaan antar kekuatan besar itu, menurut Presiden, bagaikan sebuah roda besar yang berputar seperti siklus kehidupan.
“Satu negara elit tengah berjaya, sementara negara lain mengalami kemunduran dan kehancuran,” ujar Presiden.
Tatkala para kekuatan-kekuatan besar ini sibuk bertarung satu sama lain, lanjut Presiden, mereka tidak sadar adanya ancaman yang lebih besar, misalnya perubahan iklim, terorisme global, dan menurunnya ekonomi global.
Karena itu, ketika kemenangan sudah dirayakan dan kekalahan sudah diratapi, barulah kedua-duanya sadar, tapi sudah terlambat.
“Kalau sadarnya baru belakangan, bahwa kemenangan maupun kekalahan dalam perang selalu hasilnya sama yaitu dunia yang porak-poranda,” ucap Presiden.
Kepala Negara menegaskan, tidak boleh melakukan pengrusakan hanya untuk menghasilkan sebuah kemenangan.
Ia mengingatkan, tidak ada artinya kemenangan yang dirayakan di tengah kehancuran.
Pesan moral yang disampaikannya pada pidato di Bali tersebut, menurut Jokowi, tidak hanya relevan disampaikan kepada para pemimpin dunia saat ini, tetapi juga tepat kita sampaikan kepada masyarakat, kepada pemimpin-pemimpin di dalam negeri, terutama kepada elit-elit yang sedang memperjuangkan kepentingannya.