Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fakta Menarik tentang Hari Pahlawan Nasional yang Harus Kamu Ketahui

Hari Pahlawan 10 November 1945, simbol nasionalisme bangsa Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap kolonialisme.

Penulis: Muhammad Nursina Rasyidin
Editor: Fathul Amanah
zoom-in Fakta Menarik tentang Hari Pahlawan Nasional yang Harus Kamu Ketahui
Tribunnews.com
Hari Pahlawan: K'tut Tantri, Wanita Inggris Pemberi Semangat Pejuang dalam Pertempuran Surabaya 

Fakta Menarik mengenai Hari Pahlawan yang Harus Kamu Ketahui

TRIBUNNEWS.COM - Setiap tahunnya pada tanggal 10 November, bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan.

Hari Pahlawan mengingatkan akan salah satu pertempuran perang paling hebat yang pernah terjadi di dalam sejarah Indonesia.

Pertempuran ini terjadi setelah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Baca: 10 Kata Mutiara Para Pejuang untuk Peringati Hari Pahlawan 2018 Besok!

Dilansir Tribunnews.com dari id.wikipedia.org, pertempuran ini merupakan simbol nasionalisme bangsa Indonesia yang melakukan perlawanan terhadap kolonialisme.

Peristiwa 10 November 1945 ini dimulai dari Kota Surabaya, Jawa Timur.

Berikut fakta menarik mengenai Hari Pahlawan:

BERITA TERKAIT

1. Pertempuran tanggal 10 November di Kota Surabaya

Pertempuran pertama setelah Indonesia Merdeka, dan menjadi salah satu pertemouran yang paling dahsyat yang pernah terjadi dalam sejarah Indonesia

2. Kedatangan Tentara Inggris dan Belanda

Tentara Inggris yang tergabung dalam Allied Force Netherlands East Indies (AFNEI) datang ke Indonesia dengan misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negara jajahan Hindia Belanda.

Belanda yang tidak terima kedaulatan Indonesia, mereka membonceng AFNEI dan Netherlands Indies Civil Administration (NICA).

Hal inilah yang memicu gejolak rakyat Indonesia untuk melakukan perlawanan terhadap AFNEI dan NICA.

3. Hati Rakyat menjadi terluka dan Marah

Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V.Ch Ploegman pada 19 September 1945 mengibarkan bendera Belanda tanpa persetujuan Pemerintah RI daerah Surabaya.

Bendera Belanda dikibarkan di Hotel Yamato, pada sisi sebelah utara.

Keesokan harinya, rakyat Surabaya marah. Mereka menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang berkobar do Surabaya.

Baca: Peringatan Hari Pahlawan, Generasi Milenial Didorong untuk Lebih Berperan

4. Perundingan yang Rumit dan Menegangkan

Residen Sudirman, pejuang dan diplomat yang menjabat sebagai Wakil Residen (Fuku Syuco Gunseikan), yang masih diakui pemerintahan Dai Nippon Surabaya Syu, sekaligus sebagai residen Daerah Surabaya Pemerintahan RI.

Sebagai perwakilan RI, dia berunding dengan Mr. Ploegman, dan meminta agar bendera Belanda segera diturunkan daru tiang yang berada di Hotel Yamato.

Dalam perundingan ini Ploegman menolak untuk menurunkan bendera Belanda, dan meonolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia.

Perundingan berlangsung memanas dan terjadilah perkelahian dalam ruang perundingan.

Ploegman tewas dalam pertikaian tersebut, sementara Sudirman dan Haryono melarikan diri keluar Hotel Yamoto.

5. Keberanian dan Aksi Nekat Para Pemuda

Haryono yang sebelumnya keluar, masuk kembali bersama Kusno Wibowo dan beberapa pemuda lainnya untuk menurunkan bendera Belanda.

6.Perang 27 Oktober 2018

Pada tanggal 27 Oktober 1945 terjadilah pertempuran pertama antara Indonesia melawan terntara AFNEI.

Pertempuran itu memakan banyak korban dari pihak Indonesia maupun Inggris.

Akhirnya, Inggris meminta bantuan kepada Soekarno melalui D.C. Hawthorn untuk meredakan emosi rakyat Surabaya.

7. Matinya Sang Jendral Inggris, Brigjen A.W.S Mallaby

Brigjen A.W.S Mallaby merupakan pemimpin pasukan Inggris yang berada di Jawa Timur.

Mobil yang ditumpangi Mallaby berpapasan dengan sekelompok misili Indonesia yang akan melewati jembatan merah.

Kesalahpahaman menyebabkan terjadinya tembak menembak yang berakhir mengakibatkan tewasnya Brigadir Jenderal Mallaby.

8. Amarah Pemuda Surabaya setelah Inggris Main AQncam

Setelah Brigjen Mallaby tewas, Inggris dipimpin Mayor Jenderal Robert Mansergh yang mengeluarkan ultimatum bahwa semua pimpinan dan orang Indonesia harus meletakkan senjata dan menyerahkan diri.

Batas ultimatum adalah jam 06.00 pagi, tanggal 10 November 1945.

Ultimatum tersebut ditolak oleh pihak Indonesia, karena dianggap sebagai penghinaan bagi para pejuang dan rakyat yang telah membentuk badan-badan perjuangan.

Baca: 10 November Hari Pahlawan, Ini Peran Bung Tomo di Pertempuran Surabaya Tewaskan 16 Ribu Pejuang

9. Pemuda-pemuda nekat yang berani mati

Pagi harinyam, 10 November 1945 pemuda-pemuda Surabaya, TKR< pembantu PETA dan sukarelawan Surabaya turun ke medan perang.

Bung Tomo dan Gub.Surya berpidato: "Berlegendaris dan Pusaka untuk Rakyat Surabaya" untuk membakar semangat dan jiwa kepatriot Surabaya.

10. Para Santri yang menjadi Bagian Tidak Terpisahkan

Dilansir Tribunnews.com dari BANGKAPOS.com, Tokoh-tokoh agama dari kalangan ulama serta kyai-kyai pondok di pulau

Jawa (khususnya Jawa Timur) seperti KH. Hasyim Asy’ari, KH. Wahab Hasbullah serta kyai-kyai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan.

11. Inggris Mengakui Kehebatan Perlawanan Rakyat Surabaya

Inggris adalah salah satu negara militer terkuat dari abad sebelum masehi.

Pada akhirnya Inggris mengakui kekuatan dan kehebatan Rakyat Surabaya.

Setelah berakhirnya pertempuran 10 November 1945, seluruh masyarakat Indonesia bangkit dan mempertahankan Kemerdekaan Indonesia.(*)

(Tribunnews.com/Sina)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas