Gempa Hari Ini, Mamasa Kembali Diguncang Gempa 5 SR Kamis Siang, 15 November 2018
Gempa terus mengguncang wilayah Kabupaten Mamasa, Sulawesi Barat, Kamis (15/11/2018). Gempa ber magnitudo 5,0 kembali menguncang.
Penulis: Daryono
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG melihat bahwa ada kecenderungan peningkatan aktivitas kegempaan di wilayah tersebut.
Hal itu setelah ia memerhatikan tren frekuensi gempa Mamasa.
"Jika jumlah gempa pada 3 hari pertama hanya sebanyak 31 gempa, maka pada 3 hari berikutnya aktivitas gempa melonjak drastis menjadi 116 gempa. Artinya, dalam waktu sepekan telah terjadi peningkatan aktivitas gempa sangat signifikan," kata Daryono dalam keterangan resminya yang diterima Kompas.com, Jumat (9/11/2018).
Aktivitas gempa paling banyak terjadi pada Kamis 8 November 2018 mencapai sebanyak 67 gempa dalam sehari.
Ditinjau dari kekuatannya, aktivitas gempa yang terjadi sebenarnya didominasi oleh gempa dengan magnitudo kurang dari 4,0.
Dari seluruh gempa yang terjadi hanya 3 gempa saja memiliki magnitudo 5,0.
Jika mencermati sebaran pusat gempanya, tampak ada kesesuaian dengan keberadaan struktur Sesar Saddang.
Klaster sebaran gempa masih terkonsentrasi pada zona jalur sesar.
"Ini merupakan fakta bahwa aktivitas gempa Mamasa berkaitan erat dengan reaktivasi Sesar Saddang," imbuhnya.
Dalam Peta Geologi Sulawesi, jalur Sesar Saddang tampak melintas dari pesisir Pantai Mamuju, Sulawesi Barat memotong diagonal melintasi Sulawesi Selatan bagian Tengah, lalu ke Sulawesi Selatan bagian Selatan, selanjutnya bersambung dengan Sesar Walanae.
Di Mamasa, perlitasan jalur Sesar Saddang ini berarah barat laut - tenggara.
Pada segmen inilah gempa beruntun terjadi.
Berdasarkan mekanismenya, Sesar Sadang pada segmen ini merupakan sesar mendatar mengiri (sinistral strike-slip).
"Hasil analisis mekanisme sumber beberapa gempa signifikan yang terjadi di Mamasa, menunjukkan adanya kesamaan mekanisme yaitu sesar mendatar (strike-slip) dengan pergerakan mengiri. Sehingga beralasan jika peningkatan aktivitas gempa di Mamasa saat ini berkaitan dengan aktivitas Sesar Saddang," jelas Daryono.