Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

3 Kapalnya Ditembak dan Ditahan Rusia, Ukraina Siap Perang

Rusia menembak dan menahan tiga kapal Angkatan Laut Ukraina di Semenanjung Krimea membuat hubungan keduanya memanas.

Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Sri Juliati
zoom-in 3 Kapalnya Ditembak dan Ditahan Rusia, Ukraina Siap Perang
BBC
Sebuah kapal tanker Rusia yang berada di bawah jembatan Selat Kerch untuk menutup semua lalu lintas laut dari dan ke Laut Azov 

TRIBUNNEWS.COM - Rusia menembak dan menahan tiga kapal Angkatan Laut Ukraina di Semenanjung Krimea.

Tindakan ini membuat hubungan kedua negara memanas.

Dua kapal perang dan satu kapal tongkang ditangkap oleh pasukan Rusia pada Minggu (25/11/2018).

Dalam insiden tersebut, sejumlah anggota awak Ukraina mengalami luka-luka.

Kedua negara saling menyalahkan satu sama lain atas insiden tersebut.

Baca: Malaysia Dikejutkan dengan Pernikahan Sultan dan Miss Rusia yang Berusia 25 Tahun

Dilansir Tribunnews.com dari BBC, pada hari Senin (26/11/2018), anggota Parlemen Ukraina akan memberikan suara untuk mengumumkan darurat militer.

Ketegangan ini dimulai ketika Rusia menuduh kapal Ukraina secara ilegal memasuki wilayah perairannya dan berusaha melintasi Selat Kerch.

Berita Rekomendasi

Selat sempit ini menghubungkan beberapa pelabuhan Ukraina di Laut Hitam dan Laut Azov.

Rusia menempatkan kapal tanker di bawah jembatan di Selat Kerch untuk menghalau masuknya kapal Ukraina ke wilayah mereka.

Presiden Ukraina, Petro Poroshenko mengatakan, tindakan Rusia ini sebagai tindakan tidak beralasan dan gila.

Baca: Kapolri dan Kepala Polisi Ukraina Sepakat Kerja Sama Berantas Kejahatan Siber

Dilansir Tribunnews.com dari Kompas.com, Pemerintah Ukraina memerintahkan militernya untuk siap berperang.

Keputusan untuk menyiagakan pasukan dalam level tertinggi ini dilakukan setelah Dewan Pertahanan dan Keamanan Nasional (NSDC) mendukung keputusan Presiden Ukraina, Petro Poroshenko untuk menerapkan Undang-Undang darurat selama 60 hari.

Namun, langkah Presiden Petro Poroshenko tersebut masih menunggu persetujuan Verkhonba Rada (Parlemen) yang masih melakukan voting.

Pemerintah Ukraina juga meminta para sekutunya, NATO dan Uni Eropa, untuk membalas aksi yang disebut Kiev sebagai sebuah agresi tersebut.

Kiev meminta Barat untuk memperketat sanksi dan menjatuhkan hukuman baru terhadap Rusia.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas