5 Peraturan Pemerintah China yang Membuat Uighur Semakin Terkekang
Terdapat 5 peraturan yang dikeluarkan pemerintah Cina yang menyebabkan suku Uighur semakin tidak bebas untuk mendapatkan haknya dan semakin terjepit.
Penulis: Vebri
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Wilayah di sana kerap mengalami konflik.
Direktur Lembaga Pengawas HAM di China, Sophie Richardson mengatakan pendataan yang bersifat perintah bagi seluruh populasi dengan menggunakan DNA masuk dalam kategori pelanggaran berat terhadap norma HAM internasional.
"Hal itu bahkan lebih buruk jika dilakukan dengan diam-diam, dengan kedok program perawatan kesehatan gratis," katanya.
Hampir 19 juta orang telah terlibat dalam pemeriksaan kesehatan melalui program "Kesehatan untuk Semua" di tahun ini.
"Pejabat di Xinjiang harus mengganti nama program pemeriksaan kesehatan menjadi proyek 'Pelanggaran Privasi untuk Semua' karena warga tidak mendapatkan pilihan," tambahnya.
3. Tahun 2016, dikeluarkan keputusan larangan untuk berpuasa selama Ramadhan
Otoritas China di Xinjiang menandai awal Ramadhan dengan larangan adat terhadap pegawai negeri sipil, mahasiswa, dan anak-anak setempat untuk mengambil bagian dalam puasa.
Pemerintah China di Xinjiang mengumumkan hal itu melalui situs berita mereka pada Senin (6/6/2016), hari dimulainya bulan suci Ramadhan.
Partai komunis yang berkuasa di China secara resmi adalah ateis. Selama bertahun-tahun mereka telah melarang pegawai pemerintah dan anak-anak Xinjiang untuk berpuasa.
Xinjiang adalah rumah bagi lebih dari 10 juta minoritas Uighur yang umumnya Muslim. Pemerintah China juga memerintahkan restoran untuk tetap terbuka untuk umum.
"Anggota partai, kader, PNS, mahasiswa, dan anak di bawah umur tidak boleh puasa selama Ramadhan dan tidak harus mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan," kata situs pemerintah kota Koarla, Xinjiang tengah.
"Selama bulan Ramadhan, warung-warung makanan dan minuman tidak boleh tutup," tambahnya.
4. Seringnya terjadi penganiayaan marijinalisasi oleh pemerintah Xinjiang
Banyak warga Uighur mengeluh telah menjadi korban penganiayaan marjinalisasi yang direstui negara di Xinjiang, wilayah permukiman mereka di barat laut China.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.