VIDEO Ilustrasi Tsunami Banten Akibat Erupsi Anak Gunung Krakatau, Cek Disini!
Analisis sementara BMKG, tsunami terjadi akibat gabungan anatara fenomena alam yakni naiknya gelombang pasang karena bulan dan longsoran bawah laut.
Penulis: Bunga Pradipta Pertiwi
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Korban tewas akibat tsunami di Selat Sunda Sabtu (22/12/2018) hingga pukul 16.00 WIB berjumlah 222 orang.
Data ini diperoleh dari informasi Badan Nasional Penanggulanan Bencana pada Minggu (23/12/2018) seperti dilansir Tribunnews.com dari Kompas TV.
Sementara itu korban selamat atau luka-luka berjumlah 843 jiwa dan 28 korban lainnya dinyatakan masih hilang.
Kerugian materi yang disebabkan yakno 556 unit rumah rusak, 9 hotel rusak berat, 60 warung kuliner rusak dan 350 kapal dan perahu tak dapat digunakan.
Baca: Diduga Ini yang Jadi Salah Satu Penyebab Personil Band Seventeen Jadi Korban Tsunami
Dikutip dari TribunJabar, analisis sementara BMKG, tsunami terjadi akibat gabungan anatara fenomena alam.
Yakni naiknya gelombang pasang karena bulan dan longsoran bawah laut dampak erupsi Anak Gunung Krakatau.
Lalu, apa itu tsunami?
Dikutip dari wikipedia, tsunami berasal dari bahasa Jepang, tsu berarti pelabuhan, dan nami yang berarti gelombang.
Jika dijabarkan maka tsunami merupakan perpindahan badan air yang terjadi karena perubahan permukaan laut secara vertikal dengan tiba-tiba.
Perubahan permukaan laut tersebut bisa disebabkan oleh gempa bumi yang berpusat di bawah laut, letusan gunung berapi bawah laut, longsor bawah laut, atau atau hantaman meteor di laut.
Gelombang tsunami dapat merambat ke segala arah.
Tenaga yang dikandung dalam gelombang tsunami adalah tetap terhadap fungsi ketinggian dan kelajuannya.
Di laut dalam, gelombang tsunami dapat merambat dengan kecepatan 500-1000 km per jam
Jika berbicara mengenai proses terjadinya tsunami, maka kita tentu harus memulai dari penyebabnya, yakni gempa di wilayah lautan.
Tsunami selalu diawali suatu pergerakan dahsyat yang lazim kita sebut gempa.
Baca: Imbauan Presiden Jokowi Pascabencana Tsunami Banten dan Lampung
90 persen tsunami disebabkan oleh pergerakan lempeng di dalam perut bumi yang letaknya kebetulan ada di dalam wilayah lautan.
Gempa yang terjadi di dalam perut bumi akan mengakibatkan munculnya tekanan ke arah vertical sehingga dasar lautan akan naik dan turun dalam rentang waktu yang singkat.
Hal ini kemudian akan memicu ketidakseimbangan pada air lautan yang kemudian terdorong menjadi gelombang besar yang bergerak mencapai wilayah daratan.
Dengan tenaga yang besar yang ada pada gelombang air tersebut, tak heran jika bangunan di daratan bisa tersapu dengan mudahnya.
Gelombang tsunami ini merambat dengan kecepatan secepat pesawat jet yakni 640-960 km per jam.
Tinggi gelombang ini sekitar 0,5 meter.
Dan saat mencapai bibir pantai, kecepatannya melambat menjadi 50 sampai 30 kilometer per jam.
Gelombang menggenangi wilayah pesisir pantai.
Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat dalam video ilustrasi tsunami berikut ini:
(Tribunnews.com / Bunga)