Penjelasan PVMBG soal Gempa di Manokwari Selatan, Diperkirakan Penyebabnya Arah Sesar Ransiki
PVMBG beri penjelasan soal gempa bumi di Manokwari Selatan, Papua Barat diperkirakan penyebabnya arah Sesar Ransiki.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
![Penjelasan PVMBG soal Gempa di Manokwari Selatan, Diperkirakan Penyebabnya Arah Sesar Ransiki](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/kolase-gempa-di-manokwari-selatan-dan-palu-hari-ini.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Valkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) beri penjelasan soal gempa bumi di Manokwari Selatan, diperkirakan penyebabnya arah Sesar Ransiki.
Gempa bumi kembali terjadi Jumat (28/12/2018).
Kali ini wilayah yang diguncang adalah Manokwari Selatan, Papua Barat.
Informasi terjadinya gempa di Manokwari Selatan ini dibagikan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) melalui akun Twitter.
Baca: Gempa Hari Ini: BMKG Catat 3 Kali Gempa Guncang Wilayah di Indonesia hingga Jumat Siang
Baca: Gempa Hari Ini - Gempa Besar Mengguncang Manokwari Berkekuatan M 6,1
Baca: Hoaks Kabar Seluruh Indonesia Dilanda Gempa Tsunami di Malam Tahun Baru 2019, BMKG Beri Penjelasan
Menanggapi terjadinya gemba bumi di Manokwari Selatan ini, PVMBG memberikan penjelasan melalui laman resmi vsi.esdm.go.id.
Berikut penjelasan PVMBG soal gempa bumi di Manokwari Selatan:
Gempa bumi terjadi Jumat (28/12/2018) pukul 10.03.33 WIB.
Menurut BMKG, pusat gempa bumi berada pada koordinat 1,40 derajat LS dan 134,10 derajat BT dengan magnitudo 6,1.
Gempa terjadi pada kedalaman 26 km dan berjarak 55 km tenggara Manokwari Selatan, Papua Barat.
Informasi dari Geo Forschungs Zentrum (GFZ) Jerman, pusat gempa bumi berada pada koordinat 134,19 derajat BT dan 1,41 derajat LS, magnitudo 5,8 dan kedalaman 10 km.
Pusat gempa bumi berada di darat.
Lokasi gempa bumi tersusun oleh batuan yang berumur Pratersier hingga Kuarter, terdiri dari batuan sedimen dan batuan gunung api, batuan beku, malihan dan bancuh.
Sepanjang pesisir tersusun oleh endapan aluvium yang bersifat lepas dan belum terkonsolidasi sehingga bisa memperkuat efek guncangan gempa.
Berdasarkan lokasi dan kedalaman pusat gempa bumi, diperkirakan gempa bumi ini disebabkan Sesar Ransiki yang relatif berarah tenggara - barat laut.
Hingga tanggapan ini dibuat oleh PVMBG, belum ada laporan mengenai kerusakan bangunan yang diakibatkan oleh gempa bumi tersebut.
Namun, melalui akun Twitter pribadinya, Sutopo Purwo Nugroho, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB menginformasikan dampak dari gempa bumi di Manokwari Selatan.
Sutopo mengabarkan, gempa bumi 6,1 SR dirasakan cukup kuat selama 6 detik di Kabupaten Manokwari Selatan.
Sementara wilayah Kabupaten Manokwari, gempa dirasakan selama 5 detik.
Merasakan adanya gempa tersebut, masyarakat sempat panik dan keluar rumah atau bangunan.
Sebagian warga berkumpul di lapangan.
Gempa bumi ini dirasakan sebesar IV MMI ( Modified Mercalli Intensity) di Manokwari, serta III MMI di Ransiki dan Sorong.
Gempa bumi ini tidak menimbulkan tsunami karena tidak menimbulkan dislokasi dasar laut.
Berdasarkan Skala MMI (Modified Mercalli Intensity), beginilah gambaran keadaan yang dirasakan seseorang terhadap guncangan gempa, dikutip dari situs BMKG:
I MMI
Getaran tidak dirasakan kecuali dalam keadaan luar biasa oleh beberapa orang
II MMI
Getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
III MMI
Getaran dirasakan nyata dalam rumah.
Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.
IV MMI
Pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik dan dinding berbunyi.
V MMI
Getaran dirasakan oleh hampir semua penduduk, orang banyak terbangun, gerabah pecah, barang-barang terpelanting, tiang-tiang dan barang besar tampak bergoyang, bandul lonceng dapat berhenti.
VI MMI
Getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar, plester dinding jatuh dan cerobong asap pada pabrik rusak, kerusakan ringan.
VII MMI
Tiap-tiap orang keluar rumah. Kerusakan ringan pada rumah-rumah dengan bangunan dan konstruksi yang baik. Sedangkan pada bangunan yang konstruksinya kurang baik terjadi retak-retak bahkan hancur, cerobong asap pecah. Terasa oleh orang yang naik kendaraan.
VIII MMI
Kerusakan ringan pada bangunan dengan konstruksi yang kuat. Retak-retak pada bangunan degan konstruksi kurang baik, dinding dapat lepas dari rangka rumah, cerobong asap pabrik dan monumen-monumen roboh, air menjadi keruh.
IX MMI
Kerusakan pada bangunan yang kuat, rangka-rangka rumah menjadi tidak lurus, banyak retak. Rumah tampak agak berpindah dari pondamennya. Pipa-pipa dalam rumah putus.
X MMI
Bangunan dari kayu yang kuat rusak,rangka rumah lepas dari pondamennya, tanah terbelah rel melengkung, tanah longsor di tiap-tiap sungai dan di tanah-tanah yang curam.
XI MMI
Bangunan-bangunan hanya sedikit yang tetap berdiri. Jembatan rusak, terjadi lembah. Pipa dalam tanah tidak dapat dipakai sama sekali, tanah terbelah, rel melengkung sekali.
XII MMI
Hancur sama sekali, Gelombang tampak pada permukaan tanah. Pemandangan menjadi gelap. Benda-benda terlempar ke udara.
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)