Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

8 Fakta Kelompok Teroris Poso Pimpinan Ali Kalora, Tega Mutilasi Warga hingga Serang Polisi

Dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber, berikut delapan fakta terkait kelompok teroris Ali Kalora.

Penulis: Fathul Amanah
Editor: Tiara Shelavie
zoom-in 8 Fakta Kelompok Teroris Poso Pimpinan Ali Kalora, Tega Mutilasi Warga hingga Serang Polisi
Tribun Timur via Handover/Kompas (Mansur K103-15)
Tega Mutilasi Warga Sipil, Inilah Pimpinan Teroris Poso, Ali Kalora 

TRIBUNNEWS.COM - Nama Ali Kalora kembali ramai jadi sorotan.

Tepatnya sejak kelompok teroris Poso ini terlibat baku tembak dengan aparat kepolisian pada 31 Desember 2018 lalu.

Kelompok teroris inipun kini menjadi buronan nomor satu Tim Satgas Tinombala.

Dikutip Tribunnews.com dari berbagai sumber, berikut delapan fakta terkait kelompok teroris Ali Kalora.

Baca: Kasus Teroris Ali Kalora Berlanjut, Polisi Sebut Ada Saksi yang Melihat Langsung Proses Mutilasi

1. Penerus Kelompok Santoso

Kelompok teroris Ali Kalora diduga kuat merupakan penerus kelompok Santoso.

Untuk diketahui, pada 18 Juli 2016 lalu Satgas Tinombala, sebagai Tim Gabungan pemburu teroris di Poso berhasil mengakhiri sepak terjang Santoso.

BERITA REKOMENDASI

Namun upaya menumpas kelompok teroris di Poso ini belum berakhir.

Tim Gabungan kemudian masih mencari 19 DPO terorisme lainnya di Poso.

Mereka terbagi dua kelompok.

Kelompok pertama adalah tiga orang yang melarikan diri dari operasi penangkapan Santoso yakni Basri, istri Santoso dan seorang perempuan lain.

Kemudian 16 orang lain yang berada di kelompok yang dipimpin Ali Kalora.

Kelompok inilah yang kemudian diduga menjadi penerus kelompok teroris Santoso.

2. Sempat Diragukan

Sosok Ali Kalora sebagai pimpinan kelompok teroris rupanya pernah diragukan oleh Tito Karnavian.

Tito Karnavian mengungkapkan, Ali Kalora tidak memiliki sosok kepemimpinan seperti Abu Wardah alias Santoso.

"Dia tidak memiliki kemampuan, kompetensi dan leadership seperti Basri dan Santoso," ujar Tito di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (19/7/2016).

Tito mengatakan, dirinya telah memiliki informasi terkait sosok Ali Kalora sejak ia menjabat sebagai Kepala Densus 88 Antiteror Mabes Polri.

"Saya mengenal betul jaringan itu dari tahun 2005 saya operasi di sana. Yang paling penting adalah Basri dan Santoso," kata Tito.

3. Sosok Ali Kalora

Disebut-sebut sebagai pengganti Santoso, sebenarnya siapakah Ali Kalora?

Dikutip Tribunnews.com dari gridhot.id, Ali Kalora alias Ali Ahmad merupakan pemimpin Mujahidin Indonesia Timur (MIT).

Ali lahir di Kalora, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah.

Nama 'Kalora' di namanya, diambil dari wilayah tempatnya dilahirkan, sehingga nama Ali Kalora seringkali digunakan di media massa.

Pada 18 Juli 2016, setelah kematian Santoso, Ali Kalora diduga menggantikan posisi Santoso sebagai pemimpin di kelompok MIT bersama dengan Basri.

Setelah Basri ditangkap Satgas Tinombala, Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian menetapkan Ali Kalora adalah target utama dari Operasi Tinombala.

Pada 11 Oktober 2016 lalu, petugas berhasil menangkap Istri Ali Kalora yang bernama Tini Susantika atau Umi Fadel.

Perempuan ini ditangkap Satgas Tinombala dalam keadaan hamil delapan bulan.

4. Tega Mutilasi Warga

Dikutip Tribunnews.com dari Tribun Timur, kelompok teroris pimpinan Ali Kalora ini diduga merupakan pelaku yang memutilasi Ronal Batua alias Anang (39), warga Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulteng.

Korban yang bekerja sebagai penambang emas tradisional di Desa Salubanga itu ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

Kepala dan badannya ditemukan terpisah berjarak puluhan meter.

“Pelaku adalah kelompok DPO (Daftar Pencarian Orang) MIT Poso yang dipimpin Ali Kalora cs,” kata Kepala Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (31/12/2018).

Baca: Polri Terjunkan Pasukan Perang Hutan Buru Kelompok Teroris Ali Kalora

5. Menyerang Polisi

Selain tega memutilasi warga, kelompok teroris pimpinan Ali Kalora ini juga melakukan penyerangan kepada polisi.

Mereka menembak dua anggota polisi yang tengah membawa jenazah Ronal Batua alias Anang (39), warga sipil korban mutilasi di kawasan Desa Salubanga, Sausu, Parigi Moutong, Sulteng pada Senin (31/12/2018).

Penembakan dilakukan saat salah seorang petugas hendak menyingkirkan kayu dan ranting pohon yang menghalangi jalan.

Kontak tembak aparat dengan kelompok teroris tak terhindarkan hingga menyebabkan Bripka Andrew dan Bripda Baso terluka.

6. Orang Paling Diburu Satgas Tinombala

Serangkaian kasus di atas menjadikan kelompok teroris pimpinan Ali Kalora kini menjadi orang yang paling diburu Satgas Tinombala.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo mengatakan, Polri melalui Satuan Tugas (Satgas) Tinombala Polda Sulawesi Tengah masih mengejar para anggota MIT.

“Mereka (Kelompok MIT) yang aktif di hutan dan terus dikejar oleh Satgas dan diimbau untuk menyerahkan diri,” kata Dedi dikutip dari Kompas.com, Rabu (2/1/2019).

7. Anggota Kelompok Teroris Ali Kalora

Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan Satgas Tinombala telah berhasil memetakan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora.

Dedi mengatakan kelompok Ali Kalora hanya beranggotakan 10 orang saja.

Bahkan, kelompok tersebut disebut hanya memiliki tiga pucuk senjata api.

"Jumlah (anggota kelompok,-red) mereka tidak banyak, kecil, jumlahnya 10 orang. Sudah diidentifikasi jumlahnya segitu dan kekuatannya sudah diidentifikasi hanya 3 senjata api," ujar Dedi, di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (2/1/2019).

Pernyataan ini meralat ucapannya beberapa waktu lalu terkait jumlah anggota kelompok Ali Kalora yang hanya 7 orang.

"Target operasi 10 orang. Kami identifikasi 10, bukan 7 lagi. Kelompok ini kecil, kelompok ini lemah. Meskipun kondisi geografis cukup luas, satgas masih mampu (mengejar,-red)," ucap dia.

Adapun tiga senjata api yang dimiliki kelompok Ali Kalora, kata dia, terdiri dari dua senjata api laras panjang dan satu senjata api laras pendek.

8. Kekuatan Kelompok Teroris Ali Kalora

Peneliti The Community of Ideological Islamic Analyst (CIIA) Harits Abu Ulya mengungkap kekuatan kelompok Ali Kalora.

Menurutnya pasukan elite TNI AD Kopassus dan Raider perlu memburunya di Pegunungan Poso.

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, kelompok Ali Kalora hanya terdiri dari 10 orang, namun mereka memiliki militansi dan daya survival tinggi.

Mereka mampu bertahan hidup di hutan dengan berburu ditambah sokongan logistik dari para simpatisan yang bermukim di bawah pegunungan Poso.

(Tribunnews.com/Fathul Amanah)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas