Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Viral Kasus Kalah Pilkades dan Tutup Akses Jalan Pakai Tembok, Kini Jalan Sudah di Buka

Tengah viral penutupan jalan di Wonosobo seusai pilkades atau pemilihan kepala Desa Rejosari. Kini, jalan tersebut telah dibuka.

Penulis: Whiesa Daniswara
zoom-in Viral Kasus Kalah Pilkades dan Tutup Akses Jalan Pakai Tembok, Kini Jalan Sudah di Buka
Humas Polres Wonosobo
Tengah viral penutupan jalan di Wonosobo seusai pilkades atau pemilihan kepala Desa Rejosari. Kini, jalan tersebut telah dibuka. 

TRIBUNNEWS.COM - Beberapa waktu yang lalu, tengah viral penutupan jalan di Wonosobo, Jawa Tengah seusai pilkades atau pemilihan kepala Desa Rejosari, Kecamatan Kalikajar.

Penutupan tersebut dipicu oleh ketidakpuasan terhadap hasil perhitungan suara yang memenangkan salah seorang pasangan calon.

Ketidakpuasan dari pihak suara yang tidak menang kemudian menutup akses jalan tersebut.

Imbas ketidakpuasan tersebut mengakibatkan akses jalan alternatif di desa tersebut tidak bisa dilalui oleh transportasi warga.

Baca: Kalah Pilkades dan Tutup Akses Jalan Pakai Tembok Beton, Calon Kades Buka Suara Ungkap Fakta

Penutupan jalan menggunakan tembok beton tersebut dilakukan oleh seorang pria bernama Soim Pamuji.

Atas kasus tersebut, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ikut bereaksi.

Melalui akun Instagram pribadi miliknya, @ganjar_pranowo, Ganjar mengunggah sebuah video yang memperlihatkan bahwa Soim Pamuji telah membuka jalan tersebut dengan merobohkan tembok beton itu.

BERITA REKOMENDASI

Didalam video tersebut, terlihat seorang pria yang diduga bernama Soim Pamuji sedang membawa palu besar yang digunakan untuk merobohkan tembok beton tersebut.

Baca: 5 Fakta Penutupan Jalan dengan Tembok di Wonosobo, Warga Kecewa karena Pilkades Pilihannya Kalah

Dirinya lantas langsung menjebol tembok tersebut menggunakan palu besar yang dibawanya.

Sebelumnya, dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Kapolres Wonosobo, AKBP Abdul Waras menerangkan, sebenarnya penutupan jalan tersebut berada di atas tanah pribadi milik salah satu pasangan calon yakni Soim Pamuji.

"Sebenarnya bukan pelanggaran karena masih tanah pribadi yang bersangkutan, bukan milik negara, ada sertifikatnya juga, tapi memang karena kalah (Pilkades) jadi ditutup," jelas Abdul.

Ia kemudian menjelaskan bahwa sebenarnya tanah tersebut juga merupakan milik beberapa orang, di antaranya yakni Soim dan kades pertahana Edi.

Baca: Heboh Penutupan Jalan di Wonosobo Setelah Pilkades, Jalan Alternatif Ditutup Pakai Tembok Beton


Dua tahun lalu, mereka sepakat untuk meminjamkan tanah tersebut untuk akses jalan warga, namun akan diminta lagi saat mereka membutuhkan.

"Nah kebetulan berkaitan dengan pilkades ini mereka (Soim dan Edi) kalah semua dan warga yang dikasih jalan itu tidak menempati janjinya," papar Abdul.

Ia juga mengatakan bahwa sebenarnya jalan tersebut masih bisa dilalui dengan cara berjalan kaki, namun memang transportasi darat seperti mobil dan motor tidak lagi bisa melintas.

Pihaknya juga masih berusaha melobi yang bersangkutan agar bisa membuka jalan tersebut.

Baca: Hasil Pilkades Dianggap Rugikan Satu Calon, Warga Ponain Mengadu ke DPRD Kabupaten Kupang

Sementara itu, Soim saat dikonfirmasi mengatakan bahwa dirinya bukan kecewa lantaran ia kalah, namun karena dirinya merasa ada yang tak jujur dalam pilkades ini.

"Persoalannya bukan menang atau kalah, tapi supremasi hukum yang sebenarnya, bagaimana kalau ada kesepakatan (para calon kades) yang telah disetujui bersama Muspika tapi kok ada salah satu calon yang mengingkari kesepakatan itu," ungkap Soim, Jumat (4/1/2019).

Soim menemukan kejanggalan, yakni saat masa tenang ada calon kades lain yang memberikan sesuatu pada warga.

Juga saat penjemputan warga dari rumah menuju tempat pemungutan suara ada tim sukses calon kades lain yang ikut menjemput.

Baca: Terungkap, Hasil Perhitungan Pilkades di Malang Buat Perjudian, Omzetnya Mencapai Rp 40 Juta

"Angkutan penjemputan pengguna hak pilih dikawal anggota linmas, semua tim sukses tidak boleh ikut. Tapi semua dilanggar," tandas Soim.

Soim mengaku aksinya itu sebagai pembelajaran kepada masyarakat supaya menjalankan dan menghormati segala sesuatu yang sudah menjadi kesepakatan bersama.

"Mestinya yang jadi perhatian itu yang melanggar saat pilkades, bukan tembok ini karena ini kan tanah ayah saya," tuturnya.

(Tribunnews.com/Whiesa)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas