Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau per 10-11 Januari 2019, 35 Kali Gempa Tektonik Lokal
Aktivitas terbaru Gunung Anak Krakatau per 10 - 11 Januari 2019, PVMBG catat 35 kali gempa tektonik lokal terjadi.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) terus memberikan informasi pantauan aktivitas terbaru Gunung Anak Krakatau.
Berdasarkan pantauan PVMBG per 10-11 Januari 2019 pukul 06.00 WIB, Gunung Anak Krakatau mengalami gempa tektonik lokal sebanyak 35 kali.
Secara visual teramati asap putih setinggi 50 - 100 meter terdapat di atas kawah.
Selain gempa tektonik lokal yang terjadi sebanyak 35 kali, terjadi pula 4 kali gempa tektonik jauh dan satu kali gempa hembusan.
Saat ini, Gunung Anak Krakatau masih berada pada status siaga/level III yang ditunjukkan dengan warna orange.
Baca: Aktivitas Gunung Anak Krakatau Pagi Ini Tenang, Tak Terdengar Suara Dentuman
Tinggi asap 1000 meter di atas kawah dengan arah pergerakan angin ke timur.
Atas kondisi tersebut, PVMG mengimbau masyarakat untuk:
Baca: Update! Gunung Anak Krakatau Terus Alami Erupsi hingga 61 Kali Gempa dan Muncul Asap Putih Tebal
1. Masyarakat tidak diperbolehkan mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 kilometer dari kawah.
Yaitu di dalam kompleks Gunung Krakatau yang dibatasi oleh Pulau Rakata, Pulau Sertung, dan Pulau Panjang.
2. Masyarakat agar menyiapkan masker untuk mengantisipasi jika terjadi hujan abu.
Gunung Anak Krakatau yang terletak di Lampung terakhir kali mengalami erupsi Kamis (3/1/2019).
Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) melaporkan erupsi Gunung Anak Krakatau kembali terjadi, Kamis (3/1/2019) pukul 03:17 UTC atau 10.17 WIB.
Sementara itu, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi melaporkan erupsi terjadi Kamis (3/1/2019) pukul 12.03 WIB.
Baca: Gunung Agung Kembali Meletus: Bagi NASA, Itu Berita Bahagia untuk Kehidupan Umat Manusia
Berdasarkan data yang dilaporkan oleh VONA di laman Magma.vsi.esdm.go.id erupsi pertama teramati tinggi kolom lebih kurang 2.000 meter di atas puncak atau lebih kuran 2.110 meter di atas permukaan laut.