Alat peraga itulah yang boleh dibawa tamu selama menjadi penonton saat debat berlangsung.

 "KPU akan memfasilitasi alat peraga dalam debat itu. Jadi tidak diperbolehkan undangan masuk ke arena debat dengan menggunakan atribut sendiri, tidak diperbolehkan," kata Komisioner KPU Wahyu Setiawan di Kantor KPU, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019) seperti dikutip Kompas.com. 

Baca: Budiman Sudjatmiko Sebutkan 2 Ciri Jagoan Palsu : Takut Debat & Kalau Pidato Pakai Teleprompter

Selain dilarang membawa alat peraga sendiri, KPU juga meminta para tamu tak mengenakan atribut kampanye yang provokatif.

Para tamu diminta memakai atribut yang wajar dan sesuai dengan kaidah.

"Yang normal aja, kalau pakai baju partai ya baju partai yg sewajarnya saja. Kalau pakai baju kampanye ya sewajarnya baju kampanye. Tidak perlu ada tulisan yang provokatif," ujar Wahyu.

4. Peserta dibatasi 500 orang

KPU membatasi undangan penonton debat hanya untuk 500 orang.

Hanya tamu undangan ini yang boleh masuk ke ruang debat.

Dari 500 undangan, 100 undangan diperuntukkan bagi pendukung pasangan calon nomor urut 01, dan 100 orang untuk pendukung paslon nomor urut 02. Sementara, 300 orang sisanya adalah undangan KPU.

5. Polisi Kerahkan 2 Ribu Personel

Jelang debat capres-cawapres perdana pada 17 Januari, Polda Metro Jaya mengatakan telah mempersiapkan personelnya.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Argo Yuwono mengatakan pihaknya mengerahkan 2.000 personel dalam pengamanan.

Ia juga menyebut Polda Metro Jaya tak akan sendiri dalam mengamankan debat tersebut, TNI juga akan dilibatkan.

"Ya, untuk pengamanan debat capres dari Polda Metro bersama dengan TNI kita melakukan pengamanan sesuai debat capres yang pertama akan dilaksanakan di (Hotel) Bidakara," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Senin (14/1/2019).