Sekber Keistimewaan DIY Ikut Kecam Lagu 'Jogja lstimewa' Diubah untuk Kampanye Dukung Prabowo
Selain Kill The DJ, Sekber Keistimewaan DIY juga ikut mengecam lagu Jogja Istimewa diubah dan jadi bahan kampanye dukung Prabowo.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Fathul Amanah
Selain Kill The DJ, Sekber Keistimewaan DIY juga ikut mengecam lagu Jogja Istimewa diubah dan jadi bahan kampanye dukung Prabowo.
TRIBUNNEWS.COM - Sekretariat Bersama (Sekber) Keistimewaan DIY ikut memberikan tanggapan terkait lagu Jogja Istimewa yang diubah liriknya.
Lagu ciptaan Marzuki Mohamad atau yang dikenal Kill The DJ tersebut juga dipakai sebagai bahan kampanye untuk mendukung Prabowo-Sandiaga.
Hal ini tentu membuat Kill The DJ marah dan tak terima.
Baca: Rapper Kill The DJ Tak Terima Lagu Jogja Istimewa Dipakai Kampanye Prabowo, Ini Klarifikasinya
Apalagi gubahan lagu yang sarat dukungan pada calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02 itu, tak mendapat izin atau persetujuan darinya.
Kill The DJ menyebut, mengubah lagu Jogja Istimewa untuk kampanye Pilpres tanpa izin adalah pelanggaran hak cipta.
Sementara itu, Ketua Sekber Keistimewaan DIY, Widihasto Wasana Putra ikut memberikan pernyataan sikap terkait hal tersebut.
Sekber Keistimewaan DIY perlu memberikan pernyataan sikap lantaran memiliki keterkaitan historis dengan momentum kemunculan lagu Jogja Istimewa.
Setidaknya ada tiga poin yang disampaikan Sekber Keistimewaan DIY.
Poin pertama, Sekber Keistimewaan DIY ikut mengecam aksi plagiat yang dilakukan pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden, Prabowo-Sandi yang mengubah lirik lagu Jogja lstimewa.
Apalagi penggubahan lirik lagu Jogja lstimewa tanpa persetujuan sang pencipta, yaitu Marzuki Mohamad atau Kill The DJ.
"Mengecam keras aksi plagiat tersebut sebagai perilaku yang menistakan karya seniman dan menafikan esensi sejarah dari lagu "Jogja lstimewa,"" demikian tulis pernyataan itu.
Sekber Keistimewaan DIY juga ikut mendukung langkah Marzuki Mohammad yang akan membawa kasus tersebut ke ranah hukum.
Poin ketiga, Sekber Keistimewaan DIY meminta agar semua pihak, bisa berpolitik dengan mengedepankan etika moral dan tunduk pada perundang-undangan berlaku, terlebih menghadapi Pemilu 2019.
"Politik tanpa etika dan moral serta kepatuhan pada hukum akan memunculkan anarki yang merusak tata kehidupan berbangsa dan bernegara," tutup pernyataan dari Sekber Keistimewaan DIY.
Pernyataan sikap dari Sekber Keistimewaan DIY ini pun semakin menguatkan Kill The DJ tidak bercanda dalam menghadapi kasus pemakaian lagu Jogja Istimewa sebagai bahan kampanye Pilpres.
Ramai lagu Jogja Istimewa yang diubah liriknya untuk mendukung satu pasangan capres-cawapres bermula dari postingan akun @CakKhum di Twitter.
Postingan itu menampilkan sejumlah wanita menyanyikan lagu Jogja Istimewa yang telah diubah liriknya.
Lirik tersebut diganti dengan sejumlah kata-kata yang mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 02.
Sementara beberapa lainnya tampak merekam aksi para wanita tersebut.
"Emak-emak Jogja Kompaknya Mantul," tulis akun Twitter @CakKhum.
Tak lama berselang, video ini pun viral di media sosial dan mendapat beragam komentar dari netter.
Satu di antaranya komentar pedas dari sang pencipta lagu Jogja Istimewa, Kill The DJ.
"Kamu bakal punya masalah !!!" tulis Kill The DJ.
Tak hanya itu, Kill The DJ juga mengunggah ulang postingan ini disertai dengan ujaran kemarahan.
Kill The DJ menyebut, bukan hanya dia yang tak terima lagu Jogja Istimewa digubah.
Warga Yogyakarta pun tak akan terima bila lagu legendaris itu dipakai sebagai bahan kampanye Pilpres 2019.
"Maling laguuuu!!! Yang gak terima bukan cuma saya sebagai pemilik hak cipta, orang Jogja juga gak akan terima lagu ini dipakai buat kampanye Pilpres !!!" tulisnya.
(Tribunnews.com/Sri Juliati)