Polemik Najwa Shihab jadi Moderator Debat Pilpres, Tanggapan KPU Hingga Sejumlah Pihak
Polemik Najwa Shihab jadi Moderator Debat Pilpres, Tanggapan KPU Hingga Sejumlah Pihak dan BPN Prabowo serta kata ma'ruf amin dan pihak lain
Penulis: Umar Agus W
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
Polemik Najwa Shihab jadi Moderator Debat Pilpres, Tanggapan KPU Hingga Sejumlah Pihak
TRIBUNNEWS.COM - Polemik baru kini tengah muncul jelang debat Pilpres kedua.
Pasalnya kini KPU mengusulkan dua nama yang akan menjadi moderator dalam debat pilpres kedua tersebut.
Kedua nama tersebut yakni Najwa Shihab dan Tommy Tjokro
Mengutip dari TribunnJakarta.com, Ketua KPU RI Arief Budiman mengatakan ada dua nama yang diusulkan oleh stasiun televisi penyelenggara sebagai kandidat moderator debat kedua.
Mereka adalah Najwa Shihab dan Tommy Tjokro.
"Ya, (nama Najwa dan Tommy) itu diusulkan oleh televisi penyelenggara," kata Arief di Kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (21/1/2019).
Lebih lanjut begini reaksi sejumlah pihak terkait hal tersebut yang telah Tribunnews rangkum dari berbagai sumber:
1. Fadli Zon: Afiliasi Politik
Baca: Fadli Zon Sebut Najwa Shihab Kurang Independen Jadi Moderator Debat, Yunarto : Karni Ilyas Aja
Politisi partai Gerindra, Fadli Zon mengatakan jika baik Najwa Shihab maupun Tommy Tjokro kurang cocok menjadi moderator karena kurang independen.
"Dua-duanya kayaknya punya afiliasi politik gitu. Kalau nama itu yang disebut ya, mungkin agak kurang independen kali ya," ujar Fadli di kompleks parlemen, Selasa (22/1/2019) saat mengutip dari Tribunnews.com.
Namun, Fadli menyerahkan hal ini kepada BPN Prabowo-Sandiaga.
"Saya enggak mengatakan menolak. Nanti ada yang ngurus lah itu," kata dia.
2. Gun Romli: Wajar Jika Takut
Politisi muda, Mohamad Guntur Romli ikut berkomentar terkait penolakan Najwa Shihab jadi moderator debat Pilpres 2019 oleh Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga.
Lewat akun Twitter-nya, @GunRomli, pria yang akrab disapa Gun Romli itu menulis, wajar jika kubu Prabowo-Sandi takut pada Najwa Shihab.
"Orang cerdas tidak takut dgn pertanyaan2 Najwa Shihab."
"tp kalau orang bodoh yg modalnya cuma bohong, hoax & fitnah pastilah takut dgn pertanyaan2 Najwa Shihab," cuitnya.
Selama ini, lanjut Gun Romli, Prabowo-Sandiaga identik dengan kebodohan dan kebohongan.
Sehingga wajar jika mereka takut pada Najwa Shihab.
"Selama ini Prabowo & Sandi kan identik dgn kebodohan dan kebohongan maka wajar takut pada Najwa Shihab," pungkasnya.
3. Tanggapan KPU: Masih Sebatas Usulan
Baca: KPU RI: Nama Najwa Shihab dan Tommy Tjokro Masih Sebatas Usulan
Usulan nama Najwa Shihab menjadi moderator debat kedua dikritik sejumlah pihak, salah satunya terkait netralitasnya kepada pasangan calon pilpres 2019.
Menanggapinya, Komisioner KPU RI Wahyu Setiawan menjelaskan pihaknya belum bisa mengomentari terkait hal itu.
Pasalnya, nama Najwa Shihab dan Tommy Tjokro sebagai moderator masih berbentuk usulan dari televisi penyelenggara yang selanjutnya dikoordinasikan oleh kedua kubu paslon pilpres.
"Nominasi nama-nama tersebut bukan dari KPU, itu (diusulkan) pihak TV penyelenggara yang ditawarkan kepada paslon dan tim kampanye."
"Selanjutnya bagaimana, ya harus dikoordinasikan kepada pihak terkait, dalam hal ini TKN dan BPN," terang Wahyu di Kantor KPU RI, Jalan Imam Bonjol, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/1/2019) saat mengutip drai Tribun Jakarta.
Dia mengatakan keputusan itu sudah diatur dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu.
Sementara kriteria ataupun klasifikasi sosok moderator debat, KPU memastikan berasal dari kalangan media dan dinominasikan sendiri oleh pihak televisi penyelenggara untuk kemudian diusulkan KPU kepada dua belah kubu.
"Yang menominasikan bukan KPU, itu tv penyelenggara," pungkas Wahyu.
4. Sudjiwo Tedjo: Dengan Segala Cinta dan Hormat
Baca: Najwa Shihab Akan Dijadikan Moderator Debat Capres, Sudjiwo Tedjo: Dengan Segala Hormat, Jangan
Budayawan senior Sudjiwo Tedjo juga tak luput dengan tanggapan terkait hal tersebut.
Mengutip dari Tribun Bogor, Sudjiwo tedjo mengatakan jika segala cinta dan hormat lebih baik jangan.
"Dgn segala cinta dan hormat, Nana jangan dijadikan moderator debat Capres krn inklinasi politiknya ud terkesan ke salah satu Capres. Vito aku blm tahu. Kalau Vito jg patut diduga jd pendukung salah satu Capres, menurutku jg jangan dijadikan moderator cc @KPU_ID", tulis Sudjiwo Tedjo melalui akun twitternya.
Selain itu, Sudjiwo Tedjo mendapat pertanyaan dari pengikutnya bagaimana bila Rosi ditunjuk sebagai moderator.
Sudjiwo Tedjo pun berpendapat agar Rosi tidak dijadikan sebagai moderator, meskipun ia menyebut kalau Rosi dianggap lebih netral.
"Dengan segala cinta dan hormat, Rosi lebih gak kentara mendukung salah satu Capres ketimbang Nana.. tapi sebaiknya Rosi juga jangan dijadikan moderator Debat Capres. Moderator Debat Capres sebaiknya Netral atau minimal “Netral” @KPU_ID" pungkas Sudjiwo Tedjo.
5. Najwa Shihab: Jangan Ragukan Independensi Saya
Baca: Ditolak Kubu Prabowo Jadi Moderator Debat Pilpres, Najwa Shihab: Jangan Ragukan Independensi Saya
Saat dikonfirmasi oleh Tribunnews Jakarta, Nana sapaan akrab Najwa Shibab membenarkan adanya informasi itu.
Dia bercerita informasi awal kabar tersebut diperolehnya dari pemberitaan di media online.
"Baru baca lewat media online. Beberapa berita," ucap Nana kepada Tribun, Selasa (22/1/2019).
Menurut Nana, dirinya selalu menjaga independensi selama menjadi host. Sikap itu, diperlihatkannya dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan kritis.
"Kalau teman-teman semua masih ingat, saat Pilgub DKI, yang dikatakan juga bahwa saya tidak netral, kedua paslon di putaran kedua selalu datang kalau kami undang. Bahkan Anies-Ahok bersedia berdebat di Mata Najwa dengan format dialog yang interaktif dan dinamis, format yang berbeda dengan KPU," ujar Nana.
Selalu mengedepankan objektivitas dalam memandu setiap acara. Ini yang dianggap Nana menjadi alasan kenapa Anies Baswedan dan Sandiaga Salahuddin Uno mau kembali tampil untuk pertama kalinya di acara Mata Najwa selepas terpilih menjadi pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI.
Pun serupa juga terjadi pada Djarot Saiful Hidayat yang mau datang jika diundang Mata Najwa setelah Pilkada DKI Jakarta bergulir.
"Setelah itu pun, beberapa kali keduanya kerap hadir di Mata Najwa. Begitu pula dengan Pak Djarot ketika baru berhenti jadi Gubernur, bersedia diundang datang ke Catatan Najwa," kata Nana.
Oleh karena itu, Najwa berharap kepada semua pihak untuk tidak meragukan independensinya.
“Silakan cek ulang saja soal ini. Kepada semua pihak, saya akan terus menjunjung tinggi independensi,” tegas Nana.
(Tribunnews.com/ Umar Agus W)