Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kumpulan Cerita Avanza Tenggelam di Sungai Brantas, Kesaksian Sopir hingga Pengakuan Suami Korban

Inilah kumpulan cerita mengenai insiden Avanza tenggelam di Sungai Brantas Tulungagung, kesaksian sopir hingga suami korban

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
zoom-in Kumpulan Cerita Avanza Tenggelam di Sungai Brantas, Kesaksian Sopir hingga Pengakuan Suami Korban
TribunJatim.com
Kumpulan Cerita Avanza Tenggelam di Sungai Brantas, Kesaksian Sopir hingga Pengakuan Suami Korban 

TRIBUNNEWS.COM - Insiden terjatuhnya sebuah minibus Toyota Avanza L 1147 BF warna silver di Sungai Brantas, di penyebrangan Pema, Des/Kecamatan Ngunut, Tulungagung, Sabtu (26/1/2019), menyita perhatian masyarakat.

Kabar terbaru pada kemarin Senin (28/1/2019), tim dari Yon Taifib Marinir TNI AL berhasil menemukan bangkai mobil dan mengevakuasi tiga jenazah di dalamnya.

Di luar hal itu, ada kumpulan cerita dirangkum Tribunnews.com dari berbagai sumber mulai dari warga sekitar menyesal, kesaksian sopir hingga suami korban.

Penyesalan pemilik warung sekitar TKP

Dikutip dari TribunJatim.com, Hartoyo (55) berdiri di dermaga penyeberangan Pema di Desa/Kecamatan Ngunut.

Dia memandangi proses evakuasi jenazah tiga korban jatuhnya Toyota Avanza ke sungai Brantas, Selasa (29/1/2019) dini hari.

Pandangan matanya kosong melihat setiap jenazah yang merapat ke dermaga, kemudian lekas dimasukkan ke dalam ambulan yang sudah disiapkan.

Hartoyo (berbaju merah) menunjukkan lokasi tenggelamnya Avanza
Hartoyo (berbaju merah) menunjukkan lokasi tenggelamnya Avanza
BERITA TERKAIT

Hartoyo adalah pemilik warung di sisi selatan dermaga penyeberangan Sungai Brantas, yang menghubungkan wilayah Tulungagung dan Kabupaten Blitar ini.

Ia yang menyaksikan, bagaimana mobil Toyota Avanza L 1147 BF yang dikemudian Waridi (56), warga Runglor Lor Gang 9 nomor 5 Surabaya, tercebur ke Sugai Brantas.

Dengan pelampung ban, ayah tiga anak ini segera berenang mengejar mobil berwarna silver itu.

“Waktu itu saya hanya berpikir, saya harus menyelamatkan mereka,” ucap Haryoto dengan tatapan mata menyesal.

Saat mobil mulai tenggelam mengikuti arah arus ke barat, Hartoyo tepat di samping mobil.

Ia berusaha membuka pintu dari luar, namun gagal. Hartoyo juga berteriak-teriak kepada tiga perempuan di dalam mobil itu, agar lekas membuka pintu dan keluar.

“Mereka seperti bingung, hanya menolek ke kanan dan ke kiri, kemudian saling pandang,” kenang Hartoyo.

Saat mobil itu benar-benar tenggelam, Hartoyo berpaku melihatnya.

“Saya hanya membayangkan, pasti mereka panik dan ketakutan,” katanya.

Bersama seorang temnnya yang bernama Ruly (36) yang datang menyusul dengan baju pelampung, Hartoyo fokus mencari Waridi.

Waridi berhasil keluar dari kaca ruang kemudi yang terbuka, kemudian hanyut di Sungai Brantas.

Ia berhasil menangkap sebuah kayu kecil yang menancap di tengah aliran Brantas.

Dipandu sorot senter pemancing, Hartoyo berhasil menyelamatkan Waridi.

“Sampai sekarang saya tidak bisa makan ingat kejadian itu. Saya menyesal tidak bisa menyelamatkan yang lain,” ucapnya.

Pengakuan suami korban video call

Masih diberitakan TribunJatim.com, suasana duka menyelimuti Suyono (38), suami dari Siti Yuniarti (35), korban Mobil Avanza masuk Sungai Brantas, Ngunut, Tulungagung.

Bapak satu anak ini masih mengenang pamit kepergian istrinya. Istri yang 11 tahun menemaninya bersama satu anak tunggal berusia sembilan tahun, Ahmad Marzuki Rozaq.

Suyono bersama anak dan mertua, di makam istrinya Siti Yuniarti
Suyono bersama anak dan mertua, di makam istrinya Siti Yuniarti

Suyono mengatakan saat akan berangkat ke Tulungagung, sang istri sempat merasa ragu dan keberatan untuk ikut rombongan keluarganya.

"Pamitnya rabu (23/1/2019). Istri bilang kurang enak hati mau berangkat, ga mau ikut tapi diajak orang tuanya jadi ya ikut. Bilang 'mas saya ikut sambang, sudah lama ga kesana'," kata Suyono, setelah pemakaman korban, Selasa (29/1/2019).

Perjalanan rombongan keluarga ini dari Surabaya (26/1/2019), kemudian mampir ke Blitar dan melanjutkan ke Tulungagung.

Ketika di Blitar, Siti Yuniarti, dilanjutkan Suyono sempat menghubunginya dan menanyakan izin untuk ikut ke Pantai Gemah, rekreasi bersama.

"Video call, di Blitar itu dia tanya ke ibunya ikut apa tidak ke Pantai Gemah. 'saya ikut bu?, Wajahnya seperti sedih. Itu terakhir, " Kata Suyono.

Sejak pamit dan berkabar itu, Suyono tak lagi mendapat kabar istrinya. Dirinya kemudian syok dan nyaris pingsan saat mendengar mobil keluarganya terjatuh di sungai Brantas.

"Saya di Sidoarjo dikabari, langsung ke sini (Rungkut), jam 24.00 WIB, langsung ke Tulungagung," kata Suyono.

Suyono bersama anak dan mertua, di makam istrinya Siti Yuniarti

Sopir Avanza terombang-ambing

TribunJatim.com menuliskan, Waridi (56), sopir yang selamat dari kejadian mobil tenggelam di Dermaga Ngunut, Tulungagung bercerita kepada keluarganya tentang detik-detik penyelamatan dirinya saat tenggelam di sungai.

Kepada menantunya, Ali Machsun, Waridi mengatakan sempat terombang ambing arus di dalam sungai brantas.

Dua korban mobil Avanza tenggelam di Sungai Brantas dimakamkan di Rungkut Lor IX Surabaya
Dua korban mobil Avanza tenggelam di Sungai Brantas dimakamkan di Rungkut Lor IX Surabaya

"Bapak sempat tenggelam, terombang ambing di dalam. Beruntung diselamatkan warga," kata Ali Machsun di rumah duka Jalan Rungkut Lor IX, Selasa (29/1/2019).

Suasana duka masih menyelimuti keluarga Waridi, sesekali ayah dari korban Fitri Nursyam (34) dan Siti Yuniati (32) ini memeluk cucu-cucunya yang masih berusia 10 tahun.

Saat kejadian, Waridi menyuruh istrinya Sholikatin (56) dan ponakannya Imam Shodikin (44) untuk turun dari mobil, untuk mengurangi beban mobil.

Sementara di dalam mobil tersebut masih ditumpangi dua anak kandungnya dan satu adiknya, Siti Alfiah (61).

Perjalanan keluarga tersebut ditujukan untuk silaturahmi menyambangi Siti Alfiah di Tulungagung.

Mereka juga sempat mampir ke Blitar menitipkan anak bungsu Fitri Nursyam ke saudara di Blitar.

Namun dari Tulungagung dan saat akan kembali menyebrang, Waridi justru mendapati rem diluar kendali.

"Awalnya mobil itu jauh dari sungai, bapak ngerem tapi mobilnya terus maju. Bapak sempat tenggelam," lanjut Ali.

Waridi sempat terombang ambing hingga kemudian ditolong warga yang melihat mobil terjatuh ke sungai.

"Dikasih pelampung, narik pelampung dan tali tampar menyelamatkan diri," kata Ali.

Sayangnya, tiga penumpang lain yang saat itu masih berada di dalam mobil terjebak.

Mereka tenggelam bersama mobil avansa putih milik keluarga tersebut, Sabtu (26/1/2019).

Dua hari proses pencarian korban, Pemkot Surabaya ikut menerjunkan tim gabungan dan Tim Taifib Pasmar II ke lokasi pencarian sungai brantas Tambangan Pema, Ngunut, Tulungagung.

Sejak pukul 18.45 WIB, tim menyisir lokaai titik koordinat mobil.

Sekitar tiga jam kemudian, proses evakuasi korban di dalam mobil yang berjarak sekitar 400 meter dari lokasi tenggelam.

Tiga korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia yang kemudian satu persatu dievakuasi dan dibawa ke RSUD Iskak Tulungagung.

"Pukul 05.00 WIB, saya sama keluarga ke Tulungagung. Langsung dibawa ke sini. Satu keluarga adiknya bapak (Waridi), ibu Siti Alfiah dimakamkan di Jatipandansari Tulungagung," kata Ali.

Pusaran air

Dikutip dari Surya.co.id, Tim penyelam dari Batalyon Intai Amfibi (Yon Taifib) Korps Marinir TNI AL berhasil menemukan posisi mobil Toyota Avanza yang terjebur ke Sungai Brantas di desa/Kecamatan Ngunut, Tulungagung.

Lokasi penemuan sekitar 100 meter sebelah barat dari dermaga penyeberangan Pema, tempat mobil jatuh pertama kali.

Mobil ditemukan di sebuah pusaran air, dengan kedalaman lebih dari 15 meter.

"Jadi mobil ditemukan dengan roda di bawah, tidak terguling," terang Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Brian Gautama yang ikut di atas perahu evakuasi.

Tim SAR tengah menyisir dengan perahu karet untuk mencari mobil Avanza warga Surabaya yang tercebur Sungai Brantas di Tulungagung, Minggu (27/1/2019) pagi. SURYA/DAVID YOHANES
Tim SAR tengah menyisir dengan perahu karet untuk mencari mobil Avanza warga Surabaya yang tercebur Sungai Brantas di Tulungagung, Minggu (27/1/2019) pagi. SURYA/DAVID YOHANES (Surya/David Yohanes)

Pecah kaca angkat jenazah

Tim penyelam harus memecahkan kaca belakang mobil, agar bisa mengeluarkan tiga jenazah yang ada di dalamnya.

Selanjutnya jenazah dibawa ke dermaga penyeberangan.

Korban pertama yang dikeluarkan adalah Siti Alfiah (61), warga Desa Pandansari, Kecamatan Ngunut.

Siti Alfiah adalah kakak dari Waridi (56), sopir mobil yang berhasil diselamatkan warga.

Korban duduk di jok tengah. Jenazah kedua yang dievakuasi diperkiarakan adalah Fitri Nursyam (34).

"Korban kedua ini tubuhnya gemuk, dan ada di bangku belakang," sambung Brian diberitakan Surya.co.id.

Tim penyelam kesulitan mengeluarkan jenazah ini, karena mulai membengkak dan terjepit bangku di depannya.

Ada jeda hingga dua jam untuk mengevakuasi jenazah ke-2.

Sedangkan jenazah ketiga yang diduga Siti Yuniati (32),bertubuh lebih langsing.

"Kalau yang terakhir ini lebih mudah dikeluarkan karena tubuhnya kecil," ucap Brian.

Seluruh jenazah dibawa dengan tiga ambulan berbeda menuju Instalasi Pemulasaraan Jenazah (IPJ) RSUD dr Iskak Tulungagung.

(Tribunnews.com/Chrysnha/ Lita Andari Susanti)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas