Aktivitas Gunung Merapi Kamis Pagi, Sekali Guguran Lava, Status Masih Waspada
Gunung Merapi mengeluarkan satu kali guguran lava pada Kamis (31/1/2019) pagi, status masih waspada
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
TRIBUNNEWS.COM - Gunung Merapi mengeluarkan satu kali guguran lava pada Kamis (31/1/2019) pagi.
Hingga kini, status gunung berapi teraktif di dunia itu masih Waspada atau Level II.
Demikian berdasarkan informasi yang diunggah akun Twitter Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi, @BPPTKG.
Baca: VIDEO-Foto Kondisi Gunung Merapi Gugurkan Lava Pijar dan Sebarkan Abu Vulkanik
Berikut informasinya.
Laporan pengamatan guguran Gunung #Merapi tanggal 31/01/2019 periode 00.00-06.00 WIB.
Berdasarkan data seismik, jumlah guguran 1 kali dengan durasi 18.6 detik.
Tidak ada guguran lava pijar yang teramati.
#statuswaspada
Sebelumnya diberitakan, BPPTKG menyatakan guguran lava Gunung Merapi pada Selasa (29/1/2019) merupakan awan panas guguran.
Hal itu disampaikan BPPTKG dalam siaran pers yang dikutip Tribunnews.com dari laman resmi BPPTKG, Rabu (30/1/2019).
Menurut BPPTKG, awan panas guguran pertama teramati pada pukul 20.17 WIB dengan jarak lucur 1400 m dan durasi 141 detik.
Kemudian awan panas guguran kedua terjadi pukul 20.53 WIB dengan jarak luncur sekitar 1350 m dan durasi 135 detik.
Sedangkan awan panas guguran ketiga terjadi pukul 21.41 WIB dengan jarak luncur sekitar 1100 m dan durasi 111 detik.
Semua awan panas guguran tersebut menuju ke hulu Kali Gendol.
BPPTKG melanjutkan, akibat kejadian awan panas guguran tersebut menyebabkan hujan abu tipis di Kota Boyolali, Kecamatan Musuk, Mriyan, Mojosongo, Teras, Cepogo, Simo, Kabupaten Boyolali dan Kecamatan Kemalang, kabupaten klaten.
Adapun soal status Gunung Merapi, BPPTKG memastikan statusnya masih Waspada (level II).
Selengkapnya siaran pers BPPTKG bisa anda akses di tautan ini.
Sementara, mengutip Kompas.com, kejadian awan panas guguran ini merupakan yang pertama pasca-status Gunung Merapi ditetapkan menjadi waspada (Level II).
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida mengatakan meski muncul awan panas guguran, status Gunung Merapi tidak dinaikkan.
Hal ini karena awan panas guguran yang terjadi jarak luncurnya masih pendek.
"Jadi, statusnya masih waspada. Rekomendasi kami, masyarakat di kawasan KRB III diminta tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, serta radius 3 km dari Puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk," ungkap dia.
Penampakan Gunung Merapi Tampak Memutih
Dikutip dari cuitan akun Twitter Merapi News yang dikirim ulang dari akun @delesindahku, badan Gunung Merapi Tampak memutih.
Gambar badan Gunung Merapi yang memutih itu diambil dari wilayah Deles, Klaten, jawa Tengah.
Saat ini, Gunung Merapi berada pada status waspada (level 2) sejak 21 Mei 2018.
Baca: BNNP Sumut Geledah Rumah Tempat Produksi Ekstasi di Medan Tembung, Amankan 3 Tersangka
Atas kondisi tersebut, BPPTKG memberikan rekomendasi kepada masyarakat sekitar:
1. Masyarakat, khususnya yang berada di Kawasan Rawan Bencana III, diimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas seperti biasa, selalu mengikuti informasi aktivitas Merapi.
2. Radius 3 kilometer dari puncak Gunung Merapi agar dikosongkan dari aktivitas penduduk.
3. Kegiatan pendakian Gunung Merapi untuk sementara tidak direkomendasikan kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian berkaitan dengan upaya mitigasi bencana.
4. Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segara ditinjau kembali.
5. Masyarakat agar tidak terpancing isu-isu mengenai erupsi Gunung Merapi yang tidak jelas sumbernya dan tetap mengikuti arahan aparat pemerintah daerah atau menanyakan langsung ke Pos Pengamatan Gunung Merapi terdekat melalui radio komunikasi pada frekuensi 165.075 MHz melalui website www.merapi.bgl.esdm.go.id, media sosial BPPTKG, atau ke kantor BPPTKG, Jalan Cendana No.15 Yogyakarta, telepon (0274) 514180-514192.
6. Pemerintah daerah direkomendasikan untuk mensosialisasikan kondisi G. Merapi saat ini kepada masyarakat.
(Tribunnews.com/Chrysnha, Daryono/Kompas.com)