Jokowi Dituduh Gunakan Alat Bantu Komunikasi Pada Debat Capres, Benarkah?
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dituduh menggunakan alat bantu komunikasi saat lakoni debat capres.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo dituduh menggunakan alat bantu komunikasi saat lakoni debat capres.
TRIBUNNEWS.COM - Calon presiden nomor urut 01, Joko Widodo (Jokowi) dituduh menggunakan alat bantu komunikasi pada debat capres peridoe kedua pada Minggu (17/2/2019) kemarin malam.
Dalam debat capres yang diselenggarakan di Hotel Sultan, Jakarta ini, Jokowi terlihat memegang sebuah pulpen selama debat berlangsung.
Tak hanya pulpen, Jokowi juga memegang kuping dalam debat capres periode kedua kemarin malam.
Banyak orang berasumsi jika Jokowi menggunakan semacam alat komunikasi untuk melakoni debat capres kemarin itu.
Baca: Cyber Campaign Efektif dalam Proses Transfer Informasi Kepada Masyarakat Mengenai Sosok Jokowi
Baca: Gaya Kasual Iriana Jokowi Saat Hadiri Debat Capres Kedua, Terkesan Santai Kenakan Jaket Jeans
Lantas, benarkah Jokowi menggunakan alat komunikasi selama debat berlangsung?
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Maruf Amin, Arsul Sani membantah jika Jokowi menggunakan alat bantu komunikasi saat debat sedang berlangsung.
Arsul Sani mengatakan, tuduhan tersebut dilakukan oleh tim pendukung paslon nomor urut 02 dikarenakan calon presiden mereka tidak memuaskan dalam debat.
"Begitulah perilaku buzzer pendukung Paslon 02, karena capresnya ngga unggul soal penguasaan bahan (debat), dan hanya unggul soal penguasaan lahan, maka ya begitu efek sampingnya. Sebar hoaks, nyinyir, marah-marah. Termasuk nuduh soal earphone dan pulpen," kata Arsul melalui pesan singkat, Senin (18/2/2019), dikutip dari Kompas.com.
Baca: Denny JA Nilai Jokowi Unggul dalam Debat Capres karena Lebih Tahu Lapangan
Baca: Said Didu Sebutkan 3 Kebohongan Jokowi di Debat, Iwan Fals Heran dan Ibaratkan dengan Selingkuh
Arsul Sani juga menganggap pendukung paslon nomor urut 02 terlalu menjunjung Prabowo Subianto.
Maka dari itu, kata Arsul, ketika Jokowi lebih unggul dari Prabowo soal data, para pendukung merasa kaget dan membantah dengan hoaks.
"Mereka meng-underestimate Pak Jokowi tidak punya kemampuan debat. Sehingga begitu Pak Jokowi tampil dengan data-data baik kuantitatif maupun kualitatif, maka kaget, dan bikin hoaks baru," ujar Arsul.
"Siapa pun yang melihat debat tadi malam, akan bisa menyimpulkan bahwa Pak Prabowo hanya bicara sampai visi dan misi, tapi tidak mampu jelaskan agenda aksi atau program konkrit yang akan dijalankannya kalau terpilih," ungkap Arsul.
Baca: Said Didu Sebut Pertanyaan Unicorn Jokowi Jebakan, Tsamara: Prabowo Gak Tahu Kok Salahin yang Nanya?
Baca: Fadli Zon: Mahzab Prabowo Ekonomi Kerakyatan, Mahzab Jokowi Kapitalisme
Tuduhan Jokowi menggunakan alat bantu komunikasi selama debat berlangsung beredar luas di media sosial.
Alat bantu komunikasi yang disebut-sebut dalam tuduhan tersebut ialah sebuah earphone dan pulpen yang selama debat dipegang oleh Jokowi.
Sebelumnya, Jokowi menyebut calon presiden nomor urut 02, Prabowo Subianto memiliki tanah seluas ratusan ribu hektare.
Ratusan ribu hektare yang dimiliki Prabowo Subianto, kata Jokowi, sebesar 220 ribu hektare di Kalimantan Timur dan 120 ribu hektare di Aceh Tengah.
Baca: Tim Prabowo: Ditanya soal Impor Gula, Jokowi Jawabnya Impor Jagung
Baca: Prabowo Akui Prestasi Jokowi di Debat Capres tapi Selalu Pakai Kata Tetapi, Ini Kata Pakar Gestur
Mendengar pernyataan Jokowi, Prabowo Subianto lantas membenarkan jika dirinya memilik tanah seluas ratusan ribu hektare.
Prabowo menyebut, tanah yang ia miliki tersebut berstatus Hak Guna Usaha (HGU).
Hal tersebut yang berarti tanah yang dimiliki Prabowo dapat diambil alih kembali oleh negara.
Menurut Prabowo, tanah tersebut ia kelola agar tidak jatuh di tangan pihak asing.
Baca: Kecewa Penjelasan Jokowi, Tim Prabowo Beberkan Data Konflik Agraria Terbaru
Baca: Putri Amien Rais, Tasniem Rais Sebut Jokowi Berbicara Hoaks di Debat Kedua Pilpres, Beri Bukti Ini
"Tanah itu benar, tapi itu adalah HGU, milik negara, setiap saat negara bisa ambil kembali, tapi dari pada jatuh ke tangan asing mending saya yang kelola, karena saya nasionalis dan patriot," ujar Prabowo.
(Tribunnews.com/Whiesa)