5 Fakta Peristiwa Bunuh Diri di Lampung, Kronologi hingga Dugaan Dipicu Persoalan Asmara
Seorang pemuda 21 tahun nekat bunuh diri dengan meloncat dari gedung Transmart Way Halim, Lampung, Jumat (22/2/2019).
Penulis: Daryono
Editor: Suut Amdani
TRIBUNNEWS.COM - Seorang pemuda 21 tahun nekat bunuh diri dengan meloncat dari gedung Transmart Way Halim, Lampung, Jumat (22/2/2019).
Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 16.07 WIB.
Pemuda yang belakangan diketahui bernama Tyas Sancana Ramadhan nekat meloncat dari gedung Transmart setinggai 40 meter.
Bagaimana kronologi kejadian ini dan apa motif yang melatarbelakanginya?
Baca: Korban Bunuh Diri di Transmart Lampung Sosok Pendiam dan Anak Seorang Mantan Kades
Berikut Tribunnews.com merangkum 5 fakta terkait peristiwa bunuh diri itu:
1. Kronologi
Tyas Sancana Ramadhan datang ke Transmart Lampung mengendarai sepeda motor.
Ia mengendarai sepeda motor Suzuki Satria FU 150 warna hitam merah bernopol BE 4729 VP.
Hal ini dikatakan Fauziah (40), warga Tanjung Senang, Bandar Lampung.
"Iya dia ke sini bawa motor. Itu motor Satria," kata Fauziah, Jumat (22/2/2019) dilansir Tribun Lampung.
Sebelum peristiwa menggegerkan itu, Fauziah mengaku sempat melihat korban berada di atas gedung.
"Ya saya ke sini pas dia sudah di atas," ucapnya.
Fauziah mengatakan, korban sempat dirayu untuk turun dari atas gedung.
"Tapi kayaknya gak mau. Kemudian dia lompat," tandasnya.
Kapolsek Sukarame Kompol Mulyadi mengatakan, korban diketahui sudah berada di atas gedung Transmart Lampung sekitar pukul 15.30 WIB.
"Jadi korban lompat dari atas gedung setinggi 40 meter," timpalnya.
2. Korban adalah mahasiswa
Institut Teknologi Sumatera (Itera) membenarkan Tyas Sancana Ramadhan (21), korban bunuh diri di gedung Transmart Lampung, adalah mahasiswanya.
Hal itu dikatakan Humas Itera Elinda Sari.
"Kami mengonfirmasi bahwa benar korban yang lompat dari Transmart hari ini adalah Tyas Sancana Ramadhan, mahasiswa Teknik Geofisika Itera angkatan 2016. Saat ini sudah semester enam," kata Elinda kepada Tribunlampung.co.id, Jumat, 22 Februari 2019.
Elinda menambahkan bahwa korban dilarikan ke RSUAM setelah melompat dari gedung Transmart Lampung.
"Korban sempat dibawa ke RSU Abdul Moeloek. Namun, meninggal dunia," imbuhnya.
Baca: Pihak RS Bantah Korban Bunuh Diri yang Melompat dari Atap TransMart Masih Hidup
Atas kejadian ini, terus Elinda, sejumlah dosen dan manajemen Itera langsung menuju RSUAM untuk menyampaikan duka cita kepada pihak keluarga korban.
3. Sebelum bunuh diri, korban disebut sempat cekcok dengan kekasih
Teka-teki motif Tyas Sancana Ramadhan (21) bunuh diri di gedung Transmart Lampung mulai terkuak.
Dari informasi yang diperoleh Tribunlampung.co.id, sebelum melompat dari lantai lima gedung Transmart Lampung, Tyas sempat cekcok dengan sang kekasih.
Sejumlah warga yang datang melayat menyebut, ketika itu Tyas sempat nonton di Bioskop CGV Transmart Lampung.
Namun, keduanya sempat cekcok.
"Berantem sama pacarnya. Orang pacarnya juga ada di sana. Mereka habis nonton bioskop," kata seorang warga yang enggan menyebutkan namanya saat ditemui di rumah duka, Jumat, 22 Februari 2019, seperti dikutip dari TribunLampung.
Dia menyebutkan, Tyas merupakan anak sulung dari empat bersaudara.
Dari pantauan Tribunlampung.co.id hingga pukul 20.30 WIB, jenazah korban belum tiba di rumah duka, Jalan Raden Saleh, Desa Way Huwi, Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan.
Meski begitu, rumah Tyas Sancana Ramadhan (21), korban bunuh diri di gedung Transmart Lampung, sudah dipadati pelayat, Jumat, 22 Februari 2019 malam.
4. Miliki Kisah Asmara dengan Polwan
Penyebab Tyas Sancana Ramadhan (21) mengakhiri hidupnya dengan cara tragis masih misterius.
Meski begitu, diduga ada sosok seorang polwan yang membuat Tyas patah hati sehingga mengambil jalan pintas.
Kuat dugaan, Tyas nekat melompat dari lantai lima gedung Transmart Lampung karena motif asmara.
Djino (76), kerabat korban, menduga Tyas bunuh diri karena patah hati.
"Sebenarnya jarang ketemu. Tapi, memang anaknya pendiam," kata Djino saat ditemui di Ruang Instalasi Forensik dan Kamar Jenazah RSUAM, Jumat, 22 Februari 2019 malam.
Djino menceritakan, anak sulung dari empat bersaudara pasangan Asnawi dan Yatinah ini diketahui kali terakhir pamit pergi dari rumah hendak kuliah.
"Katanya berangkat ke kampus jam setengah sepuluh, pamitan," ucapnya.
Baca: BREAKING NEWS - Seorang Pria Tewas Bunuh Diri Lompat dari Atas Gedung Transmart Lampung
Setelah itu, kata Djino, tidak ada kabar lagi dari korban.
Kendati demikian, Djino mengatakan bahwa korban pernah putus cinta.
"Kata orangtuanya memang putus cinta. Dan, katanya ceweknya diterima polwan, kata bapaknya tadi," beber Djino.
Djino menambahkan, setelah itu Tyas tidak pernah bertemu lagi dengan sang pujaan hati.
Sementara itu, mengutip dari percakapan Asnawi dengan salah satu dosen Itera, terungkap bahwa Tyas adalah anak pendiam.
"Anak pertama. Anaknya memang pendiam," kata Asnawi dengan suara lirih.
Saat disinggung apakah korban ada masalah asmara, Asnawi mengaku tak tahu.
Namun, ia membenarkan bahwa sang anak menjalin hubungan dengan seorang perempuan yang saat ini menjalani pendidikan di polwan.
"Tapi memang dia punya pacar masuk polwan. Dia (Tyas) sukanya (terlalu) mendalam," katanya.
Setelah pacarnya masuk polwan, komunikasi di antara keduanya langsung terputus.
"Kemudian gak ada komunikasi. Dengan keluarga juga. Masih lanjut? Gak tahu. Tapi, kata temennya sudah putus," tandas Asnawi.
5. Bukannya mencegah, sejumlah orang justru merekam detik-detik bunuh diri
Mengutip Kompas.com, detik-detik bunuh diri di Transmart Lampung sempat direkam video oleh seseorang dari dalam mobilnya dan terdengar suara si perekam tertawa-tertawa sambil mengatakan "Loncat, loncat".
Dalam rekaman tersebut, sejumlah suara perempuan sempat berteriak, "Kan dia loncat beneran, pas gue lagi midioin. Kan gara-gara ngejerit dia loncat beneran," kata sumber suara dalam rekaman yang beredar itu.
Heni, salah satu saksi mata mengatakan, ia sudah berupaya minta pertolongan pada petugas keamanan swalayan tersebut.
Bahkan ia meminta pegawai toko untuk menyediakan matras-matras dagangannya agar korban bisa diselamatkan.
Sayangnya upaya tersebut tidak membuat orang sekitarnya segera bergerak.
"Bahkan saya melihat dari atas itu juga ada laki-laki yang berpakaian hitam, saya pikir dia bernegosisasi (dengan korban) supaya tidak bunuh diri tetapi malah ikutan mengambil gambar," kata Heni kepada Kompas.com, Jumat (22/2/2019).
Yang paling memprihatinkan, menurutnya lagi, setelah korban betul-betul terjatuh, tubuhnya langsung ditutup kardus.
"Ada seorang lelaki juga mengkomandoi untuk cari koran, cari kardus seraya mengatakan jangan disentuh, kita tunggu polisi," katanya lagi.
Heni sangat menyayangkan kejadian tersebut justru tidak menimbulkan empati orang yang melihatnya.
"Mereka sibuk untuk mendokumentasikannya bahkan menyebarkan di sosial media," tuturnya lagi.
Heni menyesal tidak bisa menolong korban dan tidak bisa menggerakkan orang lain untuk menolong.
(Tribunnews.com/Daryono)