Buntut Panjang Kasus Pengeroyokan 2 Pemuda hingga Tewas di Unimed, 4 Pelaku Berhasil Ditangkap
Dua pemuda tewas setelah dikeroyok oleh kerumunan massa karena karena diduga mencuri sepeda motor di Unversitas Medan pada Selasa (19/2/2019) sore.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Natalia Bulan Retno Palupi
Dua pemuda tewas setelah dikeroyok oleh kerumunan massa karena karena diduga mencuri sepeda motor di Unversitas Medan pada Selasa (19/2/2019) sore.
TRIBUNNEWS.COM - Dua pemuda tewas dikeroyok sekerumunan massa di Universitas Negeri Medan (Unimed) pada Selasa (19/2/2019) lalu.
Pengeroyokan dua pemuda hingga tewas tersebut diunggah dalam bentuk video oleh keluarga korban melalui media sosial Instagram.
Dalam video yang berdurasi 7 dan 30 detik tersebut, terlihat dua pemuda dikeroyok oleh sekerumunan massa yang menuduh mereka mencuri motor.
Dua pemuda yang tewas dikeroyok massa hingga tewas tersebut, dituduh mencuri sebuah sepeda motor dikarenakan tidak bisa menunjukkan STNK.
Baca: 6 Fakta Kasus Pengeroyokan Robby Alhalim Santri di Tanah Datar, Tangkai Sapu Jadi Barang Bukti
Baca: Isak Tangis Keluarga Mengiringi Pemakaman Jenazah Robby Alhalim, Santri Korban Pengeroyokan
Tak bisa menunjukkan STNK, kedua pemuda tersebut pun dianiaya oleh sejumlah orang, termasuk petugas pengamanan (satpam).
Tampak beberapa satpam ikut memukuli dua pemuda tersebut bersama massa lainnya.
Merasa tak terima, pihak keluarga pun melakukan autopsi terhadap dua jenazah pemuda tersebut dan membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan.
Diketahui, dua pemuda tersebut bernama Joni Pernando Silalahi (30) dan Stefan Samuel Hamonangan Sihombing (21).
Baca: Begini Krologis Penganiayaan yang Tewaskan Dua Pemuda Menurut Pihak Keluarga Korban
Baca: Santri Korban Pengeroyokan Meninggal Dunia Setelah Koma Sepekan Lamanya
Pihak keluarga pun juga mengunggah video pengeroyokan tersebut ke media sosial Instagram.
"Mohon bantuannya kepada teman2 instagram.
Bagi siapapun yg mengenal orang2 yg melakukan tindak penganiayaan dalam video ini tlg kabari saya.
Sepupu saya Stefanus Sihombing bersama temannya Silalahi dituduh maling sepeda motor padahal milik sendiri krn tidak membawa STNK Kemarin 19 FEBRUARI sekitar pukul 18.00 WIB di salah satu universitas di Medan.
Mereka dianiaya hingga meninggal dan sekarang sedang menjalani otopsi.
Kami telah membuat laporan ke Polsek Percut Sei Tuan.
Mohon bantuannya teman2 agar keadilan dapt ditegakkan dan para pelaku dapat ditangkap.
1.Terutama pria berbadan gemuk memakai baju biru dongker,
2. Para satpam,
3. Pria dengan topi kemeja batik biru dan jeans hitam,
4. Pria dengan jaket hoodie biru dongker." tulis pihak keluarga korban.
Dikutip dari Tribun Medan, diketahui ayah korban Stefan, Poltak Sihombing (62) merupakan pensiunan polisi dengan pangkat terakhir Aiptu.
Poltak menuturkan bahwa saat ia mengetahui kabar itu dari seorang mahasiswa yang mendatangi kediamannya.
Mendengar hal tersebut, Poltak bergegas menuju Unimed namun sudah tidak ada orang.
Baca: Dua Pria Pelaku Penganiayaan Empat Siswa SMK Dijemput Polisi
Baca: Ini Alasan Polisi Tidak Tahan Sekda Papua dalam Kasus Penganiayaan Pegawai KPK
"Info yang aku dapat kondisi dia sudah koma di kantor Satpam. Waktu di rumah sakit langsung masuk ICU," kata Poltak, Kamis (21/2/2019).
Poltak mengatakan Stefan anak bungsu dari tiga bersaudara dan dikenal tidak pernah aneh-aneh selama hidup.
"Dia orangnya baik, nggak pernah aneh-aneh terakhir dia kerja doorsmeer di rumah kita ini," ujarnya.
Poltak heran mengapa anaknya yang awalnya dituduh tidak ada STNK, kemudian dituduh mencuri sepeda motor.
Baca: Mendagri Minta Sekda Papua Kooperatif Soal Kasus Penganiayaan Penyidik KPK
Baca: Sekda Pemprov Papua Jadi Tersangka Penganiayaan, KPK Apresiasi Kinerja Polri
Bahkan Joni hingga menelepon istrinya yang sedang hamil untuk mengantarkan STNK dan BPKB ke Unimed.
Namun sesampainya di Unimed kondisi Stefan dan Joni sudah terkapar di kunci dalam Pos Satpam.
Tak lama kemudian, informasi yang dihimpun bahwa pelaku sudah berhasil diamankan polisi.
"Sudah kita amankan. Tunggu saja, nanti release bersama Bapak Kapolrestabes Medan Kombes Dadang Hartanto," ujar Kasatreskrim Polrestabes Medan, AKBP Putu Yudha Prawira di grup WhatsApp milik wartawan, Kamis (21/2/2019).
Baca: Kasus Penganiayaan Saddil Ramdani Semakin Memanas, Ini Kisah Awal Pemicu Konfliknya
Baca: Kasus Penganiayaan - Polisi Bisa Jemput Paksa Saddil Ramdani
Dikutip dari Tribunnews.com, Putu belum bersedia membeberkan nama-nama terduga pelaku yang diamankan oleh pihak kepolisian.
Hal serupa juga diungkapkan olej sepupu Stefanus, Febe Sihombing saat menanggapi warganet di media sosial.
"Yang jelas sudah ditangkap 4 pelaku walau yang lain belum dapat. Lagi diproses. Jadi kamu jangan menyimpulkan dengan mudahnya. Gampang sekali ya bicara begitu sementara 2 nyawa hilang," tulis Febe.
Stefan Sihombing telah dikebumikan pada Rabu (20/2/2019) di kawasan Simalingkar.
Baca: 5 Fakta Aksi Pengeroyokan Santri Berujung Maut, Korban Masih Pelajar hingga 17 Santri Diamankan
Baca: Gagalkan Aksi Balas Dendam Keluarga Korban Pengeroyokan di Pangkep
Sementara di tempat terpisah, yakni di Jalan Tangkul I, Kecamatan Medan Tembung, Kota Medan, kediaman Jhony Fernando Silalahi dipadati para pelayat.
Jhony dikabarkan akan dikebumikan pada Kamis (21/2/2019) di kawasan Helvetia.
(Tribunnews.com/Whiesa)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.