Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Fakta Pesawat Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, soal Model Pesawat dan Ada WNI jadi Korban

4 Fakta Pesawat Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, soal Model Pesawat dan Ada WNI jadi Korban, Simak Ulasan Lengkapnya Berikut Ini

Penulis: Umar Agus W
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in 4 Fakta Pesawat Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, soal Model Pesawat dan Ada WNI jadi Korban
ABS-CBN News
Puing pesawat Ethiopian Airlines tipe Boeing 737 MAX 8 yang jatuh setelah lepas landas dari Bandara Bole di Addis Ababa, Etthiopia, Minggu (10/3/2019). Sebanyak 157 orang tewas dalam kecelakaan tragis ini. 

4 Fakta Pesawat Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, soal Model Pesawat dan Ada WNI jadi Korban

TRIBUNNEWS.COM - Pesawat Ethiopian Airlines penerbangan ET302 dengan rute Addis Ababa, Ethiopia ke Nairobi, Kenya jatuh tak lama setelah lepas landas pada Minggu (10/3/2019) pagi waktu setempat.

Terkait dengan pesawat Ethiopian Airlines yang jatuh tersebut sejumlah fakta-fakta pun terkuak.

Di antaranya yakni soal satu orang korban WNI yang bernama Harina Hafitz.

Tak hanya itu, model pesawat Ethiopian Airlines ternyata sama dengan Pesawat Lion Air JT-610 penerbangan Jakarta - Pangkalpinang yang jatuh pada Oktober 2018 lalu.

Baca: Jatuh di Etiopia, Keselamatan Pesawat Boeing 737 MAX 8 Dipertanyakan

Berikut ini Tribunnews merangkum fakta-fakta jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines ET302, dari berbagai sumber:

1. Tidak Ada Korban Selamat

Petugas bandara
Berita Rekomendasi

Pesawat Ethiopian Airlines jatuh baru sekitar enam menit setelah tinggal landas dari ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, dengan tujuan ibu kota Kenya, Nairobi pada Minggu (10/03/2019).

Mengutip dari BBC,  penerbangan ET-302  menggunakan pesawat Boeing 737 Max-8 yang baru dioperasikan selama beberapa bulan itu mengangkut 149 penumpang dan delapan awak.

Mereka dinyatakan meninggal dunia, termasuk 32 warga Kenya, 18 warga Kanada, sembilan warga Ethiopia, delapan warga Amerika Serikat dan seorang warga negara Indonesia.

Baca: Persamaan Insiden Jatuhnya Pesawat Ethiopian Airlines dengan Lion Air JT 610

Pimpinan Ethiopian Airlines, Tewolde Gebremariam, mengatakan mereka yang berada di dalam pesawat naas itu berasal dari 30 negara berbeda.

Selain seorang penumpang dari Indonesia, terdapat satu penumpang dari masing-masing negara; Belgia, Somalia, Norwegia, Serbia, Togo, Mozambik, Rwanda, Sudan, Uganda dan Yaman.


Dari total semua penumpang hingga awak pesawat dinyatakan tidak ada yang selamat.

2. Seorang WNI Bernama Harina Hafitz jadi Korban

CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mendatangi lokasi jatuhnya pesawat pada Minggu (10/3/2019), di sekitar Kota Bishoftu atau Debre Zeit, sekitar 50 km sebelah selatan Ibu Kota Etiopia, Addis Ababa. Sebanyak 149 penumpang dan 8 kru tewas dalam kecelakaan itu, satu di antaranya WNI.
CEO Ethiopian Airlines Tewolde Gebremariam mendatangi lokasi jatuhnya pesawat pada Minggu (10/3/2019), di sekitar Kota Bishoftu atau Debre Zeit, sekitar 50 km sebelah selatan Ibu Kota Etiopia, Addis Ababa. Sebanyak 149 penumpang dan 8 kru tewas dalam kecelakaan itu, satu di antaranya WNI. (Facebook/Ethiopian Airlines)

Mengutip dari BBC, Harina Hafitz merupakan satu dari tujuh staf World Food Program—badan pangan di bawah PBB—yang menumpang pesawat itu.

"Beliau sempat kirim Whatsapp ke saya hari Sabtu, memberitahu dapat tugas ke Nairobi."

"Pesawatnya dari Roma transit dulu di Addis Ababa," papar Adik dari Harina Hafitz, Hari Lutfi, Senin (11/3/2019) pagi WIB.

Harina telah berdomisili di Kota Roma, Italia selama puluhan tahun.

Baca: Ethiopian Airlines ET302 Jatuh, China dan 2 Maskapai Hentikan Operasi Pesawat Boeing 737 Max 8

Dia meninggalkan suaminya yang berkebangsaan Italia dan dua anak.

"Suaminya dan kedua anaknya masih shock, belum tahu harus bagaimana," kata Hari, adik langsung dari Harina yang merupakan sulung dari empat bersaudara.

Secara terpisah, seorang keponakan Harina mengatakan pihak keluarga sedang menunggu kabar dari WFP dan Ethiopian Airlines.

"Semasa hidupnya, beliau ada seorang pekerja keras," kata Sevila, anak dari adik bungsu Harina.

3. Soal Jenis Pesawat

ILUSTRASI lampu di pesawat
ILUSTRASI pesawat (gatwickairport.com)

Jatuhnya pesawat Ethiopian Airlines ET302 tersebut menimbulkan polemik soal jenisnya.

Pesawat tersebut menggunakan jenis pesawat Boeing 737 Max-8.

Jenis pesawat tersebut sama seperti Lion Air JT-610 penerbangan Jakarta - Pangkalpinang yang jatuh pada Oktober 2018 lalu.

Pesawat Lion Air dengan penerbangan JT-610 rute Jakarta - Pangkalpinang dikabarkan jatuh pada Senin (29/10/2018).

Pesawat yang terbang pada pukul 06.20 tersebut sempat hilang kontak 13 menit setelah take off.

Baca: Pesawat Ethiopian Airlines Jatuh Menghempas Tanah, Staff PBB dari Indonesia Jadi Korban Tewas

Kemudian pesawat tersebut dikonfirmasi jatuh di perairan dekat Tanjung Karawang.

Disisi lain, Anggota Ombudsman RI sekaligus pengamat penerbangan Alvin Lie meminta Kementerian Perhubungan mencermati kecelakaan itu serta mempertimbangkan untuk melarang pesawat jenis tersebut terbang di Indonesia.

"Kemenhub perlu cermati kecelakaan ini dan tidak ragu larang semua B737 Max 8 di Indonesia, demi mencegah terjadinya kecelakaan lagi," kata Alvin Lie, Minggu (10/3/2019), seperti dikutip dari Tribun Jakarta.

4. Kemenhub akan Awasi Pengoperasian Boeing 737-8 MAX di Indonesia

Boeing 737 Max 8
Boeing 737 Max 8 (Boeing Mediaroom)

Menanggapi peristiwa jatuhnya pesawat ethiophia Airline stersebut, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan menyampaikan duka yang mendalam atas musibah jatuhnya pesawat yang menewaskan 157 orang tersebut.

Mengutip dari Tribun Jakarta, Direktur Jenderal Perhubungan Udara Polana B Pramesti mengatakan, akan terus melakukan pengawasan terhadap maskapai yang masih mengoperasikan pesawat berjenis yang sama di Indonesia. 

Pengawasan  untuk pesawat  Boeing 737-8 Max ini sudah dilakukan sejak Oktober 2018 lalu.

“Hingga saat ini kami terus  melakukan langkah-langkah perbaikan mulai dari prosedur operasional maupun additional training"

"kami juga menindaklanjuti Airworthiness Directive yang dikeluarkan Federal Aviation Administration,” jelas Polana dalam keterangan resmi, Senin (11/3/2019).

Selain  pengawasan terhadap pengoperasian pesawat  Boeing 737-8 Max,  Polana menambahkan, pihaknya tetap bekerja sama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), Boeing maupun lembaga penerbangan dunia seperti FAA untuk terus melakukan evaluasi terkait kecelakaan pesawat jenis Boeing 737-8 Max. 

(Tribunnews.com/ Umar Agus W)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas