Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sinopsis Drama Korea 100 Days My Prince Episode 7 TransTV Tayang Sore Ini: Nyawa Won Deuk Terancam

Sinopsis dan Live Streaming Drama Korea 100 Days My Prince Episode 7, Tayang di TransTV tayang Selasa (2/4/2019) hari ini pukul 18.00 WIB

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Sri Juliati

Sinopsis dan Live Streaming Drama Korea 100 Days My Prince Episode 7, Tayang di TransTV tayang Selasa (2/4/2019) hari ini pukul 18.00 WIB: nyawa Won Deuk terancam

TRIBUNNEWS.COM - Drama Korea 100 Days My Prince memasuki episode ke-7 hari ini, Selasa (2/4/2019).

Drama 100 Days My Prince berjumlah 16 episode, ditayangkan di TransTV sejak 25 Maret lalu.

Drama Korea 100 Days My Prince berkisah tentang putra mahkota Lee Yool (D.O EXO) yang hilang ingatan saat dirinya melarikan diri dari kejaran pembunuh bayaran.

Ia ditolong oleh seorang pria tua yang memiliki anak perempuan bernama Hong-Sim/Yoon Yi-Seo (Nam Ji-Hyun) yang ternyata cinta pertamanya.

Baca: Sinopsis 100 Days My Prince Episode 5 Live Streaming TransTV: Won Deuk Cemburu dan Bersikap Posesif

Baca: Sinopsis Drama Korea 100 Days My Prince Episode 6 TransTV: Hong Shim Akhirnya Bertemu Sang Kakak

Putra Mahkota Lee Yoon kemudian dinikahkan dengan Hong-Sim.

Selama 100 hari, Lee Yoon yang hilang ingatan menjalani kehidupan sebagai rakyat biasa dengan nama Won Deuk.

Berita Rekomendasi

Berikut sinopsis "100 Days My Prince" episode 7, episode sebelumnya bisa dilihat di sini.

Awas spoiler!

Sinopsis 100 Days My Prince Episode 7

Hong Shim dibawa oleh segerombolan penjahat, Won Deuk datang menolonng dengan menunggangi kuda.

Semua penjahat itu bersenjata, tapi Won Deuk hanya menyerang mereka dengan ranting.

Won Deuk hampir saja celaka saat tiba-tiba ingatannya kembali saat Moo Yeon menyerangnya dengan pedang.

Namun Won Deuk berhasil melumpuhkan semua penjahat itu, mereka pun kabur.

Hong Shim terheran-heran suaminya ternyata memiliki bakat bela diri yang bagus.

--

Di istana, Jung Je Yoon ditangkap dan dikira mata-mata ratu.

Untuk membuktikan dirinya tak ada hubungannya dengan jimat jahat, Jung Je Yoon mengajukan diri untuk mencari jimat tersebut.

--

Hong Shim yang masih syok dijemput oleh ayah dan warga desa lain.

Mereka bertanya-tanya kemana Won Deuk serta berpikiran negatif pasti Won Deuk meninggalkannya sendiri.

Namun, Hong Shim belum berkata apa-apa.

Dari kejauhan, kakak Hong Shim melihat kejadian itu.

--

Dengan kepintarannya, Jung Je Yoon berhasil menemukan jimat jahat yang ada di kediaman putri mahkota.

Namun wakil PM Kim Cha Eon tak melepaskannya begitu saja.

Terdesak, Jung Je Yoon akhirnya mengaku bahwa putra mahkota yang membuatnya bertindak sejauh itu.

Ia ingin bicara empat mata dengan Kim Cha Eon.

Jung Je Yoon berkata bahwa ia mendapat surat rahasia dari putra mahkota, namun ia tak mau menunjukkannya.

--

Won Deuk mengikuti penjahat itu.

Ternyata mereka adalah orang suruhan Tuan Park.

Won Deuk baru pulang ke rumah di malam hari, Hong Shim amat cemas menunggunya.

--

Hong Shim mengobati luka pada lengan Won Deuk karena goresan pedang.

Won Deuk berkata ia akan menghukum penjahat itu, tapi Hong Shim berkata rakyat jelata seperti mereka tak usah memikirkan itu.

Karena balas dendam hanyalah untuk orang yang berkuasa.

--

Jung Je Yoon menitipkan surat pada Ae Wol dan berkata akan ada orang yang menghampirinya dan mengambil surat itu.

Ae Wol harus berhati-hati.

Benar saja, ia dihampiri seorang pria yang mencari surat itu.

--

Won Deuk meminta Hong Shim untuk tidur di kamarnya.

Hong Shim gelisah dan tak bisa tidur.

--

Surat rahasia yang dititipkan pada Ae Wol diserahkan pada wakil PM Kim Cha Eon.

Namun, Cha Eon langsung tahu bahwa surat itu bukan surat rahasia dari putra mahkota.

--

Tengah malam, ayah Hong Shim pergi ke tempat dimana ia mengubur pakaian terakhir yang dikenakan Won Deuk saat pertama kali ditemukan.

--

Yoon Seok Ha, kakak Yoon Yi Seo atau Hong Shim, teringat kejadian 10 tahun lalu saat keluarganya dikudeta dan dibantai habis-habisan.

Seok Ha dan Yi Seober lari dan bersembunyi.

Karena Yi Seo tak lagi kuat berlari, Seok Ha menyembunyikannya di dedaunan, sedangkan ia kabur untuk menarik perhatian.

Seok Ha hampir ditangkap.

Namun ia menjadikan anak Kim Cha Eon sebagai sandera.

Seok Ha dan Kim Cha Eon membuat kesepakatan.

Seok Ha bersedia melakukan apapun asalkan adiknya dilepaskan dan tak dikejar lagi.

Sejak saat itu, Yoon Seok Ha berubah nama menjadi Moo Yeon yang merupakan kaki tangan wakil PM Kim Cha Eon.

--

Gubernur dan Tuan Park mendapat surat bernada ancaman.

Mereka langsung memanggil Won Deuk dan menyusun rencana.

Won Deuk kabur dan bertemu Meok Goo.

Ia memerintahkan anak kecil itu untuk mencari seorang cendikiawan di kedai dan memintanya datang ke biro hukum segera.

Meok Goo menyampaikan pesan itu pada Hong Shim.

--

Di istana, muncul petisi untuk melengserkan ratu dan pangeran Seowoon.

Sebab, keduanya diduga merupakan dalang di balik kematian putra mahkota Lee Yool.

Raja kembali bimbang.

--

Won Deuk tertangkap dan dibawa ke biro hukum.

Ia diduga telah mengancam gubernur.

Meski tak ada bukti, mereka tetap ingin menghukum Won Deuk.

Won Deuk diikat dan akan dihukum cambuk.

Hong Shim merengek, namun Tuan Park justru mengancamnya dengan pedang, Won Deuk langsung marah.

Won Deuk diminta untuk memanah untuk membuktikan bukan dirinya yang mengirim pesan bernada ancaman itu.

Anak panah Won Deuk sedikit meleset dan hampir mengenai Hong Shim.

Saat situasi mulai memanas, inspektur kerajaan Heo Man Shik datang ke biro hukum dan menangkap gubernur.

Gubernur Jo Boo Yong rupanya terlibat korupsi.

Ia kemudian dibawa oleh pihak kerajaan.

--

Won Deuk amat khawatir anak panahnya mengenai Hong Shim.

Saat memanah, Won Deuk mendapat potongan ingatannya kembali dan membuatnya sedikit syok sehingga anak panahnya meleset.

--

Wakil PM Kim Cha Eon mendatangi putri mahkota.

Ia lega karena pada akhirnya ada seorang bangsawan yang meninggal dunia.

Sebelumnya, ia memerintahkan putri mahkota untuk membunuh ayah dari anak yang dikandungnya itu.

--

Rupanya, orang yang membidik panah dengan surat ancaman itu adalah inspektur kerajaan Heo Man Shik.

Won Deuk tahu Heo Man Shik adalah inspektur kerajaan dari gerak geriknya.

--

Raja dan para perdana menteri mengadakan rapat tentang pelengseran ratu dan pangeran Seowoon.

Raja berusaha membela karena belum ada bukti bahwa ratu dan pengeran Seowoon yang membunuh putra mahkota.

Sementara itu, putri mahkota memberi tusuk rambut kayu pada ratu.

Tusuk rambut itu digunakan oleh rakyat biasa, menandakan bahwa putri mahkota dengan senang hati melihat ratu diusir dari istana.

Di saat yang sama, putri mahkota merasa mual dan mengakui dirinya sedang hamil di hadapan ratu.

--

Raja tak mau ratu dan pengeran Seowoon dilengserkan karena ia memikirkan nasib penerus kerajaan.

Namun wakil PM Kim Cha Eon berkata raja tak perlu khawatir karena saat ini putri mahkota sedang mengandung.

Raja kaget, ia lalu mendapat banyak ucapan selamat dari para menteri.

--

Won Deuk mencurigai identitas Hong Shim.

Won Deuk menyadari Hong Shim bisa baca tulis namun tak berniat mencari uang dengan kemampuannya itu.

Hong Shim juga sesekali bicara dengan logat Hanyang.

Won Deuk curiga Hong Shim berusaha menyembunyikan identitasnya.

Hong Shim pun bertanya-tanya dalam hati siapa Won Deuk sebenarnya.

Ia memaksa ayahnya untuk mengaku.

--

Won Deuk membeli sepasang sepatu cantik untuk Hong Shim.

Saat di pasar, Won Deuk diikuti oleh Moo Yeon.

Won Deuk kemudian mengajak Hong Shim bertemu di ladang untuk memberikan sepatu itu.

Dari kejauhan, Moo Yeon yang masih memiliki misi untuk membunuh putra mahkota, melepaskan anak panahnya ke arah Won Deuk.

Hong Shim melihat anak panah itu, Moo Yeon juga baru sadar ada adiknya di sana bersama putra mahkota.

Tonton langsung drama Korea 100 Days My Prince melalui link live streaming TransTV berikut ini:

Live Streaming 1

Live Streaming 2

SELANJUTNYA: Sinopsis 100 Days My Prince Episode 8: Won Deuk Tahu Dirinya Bukan Won Deuk

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas