Berikut adalah kumpulan kritik Prabowo dan Sandiaga untuk Jokowi dalam debat kelima Pilpres 2019 pada Sabtu (13/4/2019) malam ini

TRIBUNNEWS.COM - Debat kelima atau terakhir capres dan cawapres Pilpres 2019 telah berlangsung pada Sabtu (13/4/2019) malam ini.

Acara debat terakhir yang disiarkan langsung oleh sejumlah stasiun TV termasuk Kompas TV tersebut menyajikan tema ekonomi dan kesejahteraan sosial, keuangan dan investasi, serta perdagangan industri.

Kedua Paslon baik Paslon 01 dan 02 Joko Widodo dan Ma'ruf Amin serta Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno beradu argumen dalam sesi debat terbuka debat kelima Pilpres 2019.

Berikut ini rangkuman Tribunnews.com kumpulan kritik Prabowo dan Sandiaga terhadap jokowi yang merupakan caores petahana.

Baca: Jokowi Tanya Mobile Legends, Kaesang Bocorkan Ranking sang Ayah dalam Game DOTA 2

Paslon 02, Prabowo Subianto dan Sandiaga terlihat lebih banyak mempertanyakan capaian Jokowi atau pemerintahannya selama 4,5 tahun ini.

Mulai dari soal ekspor impor bahan, harga pokok, ekonomi syariah hingga saham Freeport.

Inilah rangkumannya.

Prabowo: Perlu ada reorientasi pembangunan, perlu ada policy yang tegas untuk menghentikan mengalirnya uang ke luar negeri.

Prabowo: Strategi pak jokowi bagus, tapi pak jokowi sudah berkuasa 4,5 tahun. Mengapa mengizinkan impor?

Sandiaga: Secara agregat, ibu-ibu kita mengeluh bahwa harga-harga bahan pokok mahal. mungkin di atas kertas, di atas meja, angka yang kita terima baik-baik saja. itu yang tidak saya temui ketika di masyarakat.

Sandiaga: Stop impor pangan saat sedang panen.

Baca: Ditanya Jokowi Soal Pengembangan E-Sport dan Mobile Legend, Ini Jawaban Sandiaga Uno

Sandiaga: Dalam global islamic economic index, Indonesia masih peringkat 10. Dalam urutan negara pengimport produk halal, kita nomor 4 terbesar. Kami mencanangkan, bahwa kekuatan kita adalah kekuatan kewirausahaan, khususnya dibidang ekonomi syariah

Prabowo: Digital-digital itu bagus, tapi rakyat kita butuh swasembada pangan. Pangan dalam harga terjangkau. Kita harus jaga kekayaan Indonesia." -@prabowo