Ramon Y Tungka Deg-degan, Orangtua Siapkan Alat Salat
Berkeliling Indonesia selama 100 hari tanpa menggunakan moda transportasi pesawat komersial diakui Ramon Y Tungka membuatnya deg-degan.
Penulis: Abdul Qodir
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdul Qodir
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berkeliling Indonesia selama 100 hari tanpa menggunakan moda transportasi pesawat komersial diakui Ramon Y Tungka membuatnya deg-degan. Sebab, ia sadar perjalanan kali ini akan lebih panjang dan menantang.
"Mungkin yang berat itu medannya perjalanannya dan 100 hari pula. Saya enggak tahu nanti di laut ada apa, nanti di jalan ada apa. Saya mohon doa saja," ucapnya ketika ditemui Tribunnews.com di sela jumpa pers Program Kompas TV 100 Hari Keliling Indonesia.
Ramon kebingungan saat ditanya apakah hal yang paling ditakut adalah tidak bisa kembali ke rumah. "Yang ditakutkan apa yah. Kendala pasti ada, tinggal kekompakan tim ini. Tapi, saya optimis karena saya sudah tahu tim ini," jawabnya.
Ia menceritakan, bahwa pihak Kompas TV telah memberitahukan tentang program acara itu sejak setahun yang lalu. Sejak saat itu, ia telah mempersiapkan sejumlah hal, termasuk fisik dan mental. "Tinggal beberapa hari ke depan saya dan tim sedang menggodok mental," ujarnya.
Untuk persiapan fisik, Ramon mengaku telah kembali latihan menyelam. "Prepare-nya sudah sejak sebulan lalu saya joging, berenang sekali atau dua kali dalam seminggu, lalu diving" tuturnya.
Ramon sadar bahwa perjalanan panjang ini akan banyak menemui warga dengan pelbagai latar belakang bahasa, adat, dan budaya. Namun, hal itu tak membuat dia sampai harus membeli kamus bahasa daerah ataupun buku-buku sejarah lokal.
Untuk mendukungnya, ia hanya akan membaca kembali jurnal pribadi yang mencatat beberapa hal tentang bahasa, adat, dan budaya dari sejumlah tempat yang pernah ia kunjungi dalam beberapa terakhir.
"Kalau cari kamusnya tidak mungkin ada. Kebetulan tahun lalu yang meng-frekuensi saya keliling Indonesia juga kencang. Jadi, Alhamdulillah saya tinggal me-refresh saja. Dan saya punya jurnal sendiri. Artinya bahasa apa kabar, aku cinta padamu, selamat datang, selamat siang, itu setiap daerah beda-beda. Itu gw kumpulin menjadi jurnal dan nanti akan gw bawa lagi," paparnya.
"Ini tuh ibarat orang mau naik haji. Bagi pribadi saya, ini perjalanan spritual," tambahnya.
Untuk perlengkapan dan kebutuhan di perjalanan, Ramon sudah menyiapkan sejumlah barang, termasuk peralatan salat dan selam. "Waktu buka tas di rumah, tahu-tahu sudah disiapin sajadah sama sarung untuk salat. Yah orangtua lebih mengingatkan saja agar tidak lupa salat," ujarnya.
Ia menyebutkan barang-barang yang akan dibawanya, di antaranya kompor dan peralatan masak, tenda, pelampung, peralatan diving, tiga sepatu gunung, alas kaki, sarung tangan, shall, tiga kacamata berbagai jenis, peta lndonesia dan peta lokal, kompas, dan telepon satelit.
Untuk pakaian dan pendukungnya, ia mengaku sudah menyiapkan 10 kaos, enam celana dalam, tiga jaket dan sweater, tiga celana panjang, tiga celana pendek, dan handuk. "Yang repot gw pikirin, berapa celana dalam yang haru gw bawa. Itu sudah disiapin berapa celana dalam, berapa deterjen yang harus dibawa untuk mencuci," kata Ramon diikuti gelak tawanya.
Untuk keamanan dan keselamatan, Ramon akan membawa semua barang-barangnya tu dengan tiga tas gunung 10 liter anti air. "Saya bawa tas anti-air, dry bag, dray bag untuk handphone dan SIM Card dan segala macam, semuanya saya bawa, sejadah yang water proof pun saya bawa. Sebanyak mungkin saya bawa. Karena saya pernah mengalami travelling ringan, tapi kali ini tidak bisa karena ini ekspedisi dan ada yang kami kejar," paparnya.
Tak lupa, Ramon juga sudah menyiapkan obat-obatan, seperti obat anti-nyamuk Malaria dan obat alergi makanan seafood. "Saya alergi seafood, gw juga ada magh adi bawa obat magh," tambahnya.
Menurut pemain utama sejumlah film dan ftv itu, sarung, ipot, dan laptop adalah barang yang wajib dibawanya setiap melakukan perjalanan, termasuk untuk kali ini. "Sarung wajib bawa karena banyak fungsi, bisa untuk salat, bisa jadi tas, kalau kedinginan juga bisa dipakai," jelasnya.
Perjalanan Ramon dan tim akan ditayangkan dalam program Kompas TV terbaru "100 Hari Keliling Indonesia" yang mulai tayang Juni 2013 mendatang.
Di bawah bendera Kompas TV, program "100 hari Keliling Indonesia" berintegrasi dengan media online Kompas.com, Kompasiana, Tribunews.com dan Harian Tribun.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.