Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Adi Bing Slamet Beberkan Keanehan Eyang Subur Pada Komisi III DPR

Adi Bing Slamet terus membicarakan keanehan Eyang Subur. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum RDPU) dengan Komisi III DPR.

Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Adi Bing Slamet Beberkan Keanehan Eyang Subur Pada Komisi III DPR
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Pemain film Ferdinand Syah Albar atau lebih dikenal dengan Adi Bing Slamet saat mendatangi Polda Metro Jaya untuk melaporkan Eyang Subur setelah dirinya merasa ditipu di Gedung Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2013). (Tribun Jakarta/Jeprima) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktor Adi Bing Slamet terus membicarakan keanehan Eyang Subur. Dalam Rapat Dengar Pendapat Umum (RDPU) dengan Komisi III DPR. Adi mengaku mengenal Eyang Subur pada tahun 1995.

"Istri dan anak-anak bilang ini sesat, saya ingin bernama Subur terus terang diperhatikan oleh kita semua," kata Adi di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (11/4/2013).

Menurut Adi, Eyang Subur memperdayakan seluruh pengikutnya. Adi pun mengungkapkan sejumlah keanehan Eyang Subur. Adi menceritakan Eyang Subur mengaku kepadanya bahwa ia lebih tua dari Nabi Adam.

"Umurnya ratusan tahun sebelum nabi Adam," katanya.

Selain itu, kata Adi, Eyang Subur mengklaim dapat membayar hutang negara dan seluruh paranormal akan tunduk takut.

"Lumpur lapindo, katanya hanya dia yang bisa nyetopin. Boleh kita tes pak nanti kalau tidak terbukti kita kubur dia di situ," kata Adi.

Berita Rekomendasi

Adi menceritakan pada tahun 1995 dibawa oleh orang yang bernama Ferry kepada Eyang Subur. Setelah beberapa kali menolak, Adi akhirnya menerima tawaran Ferry bertemu Eyang Subur di kawasan Tanjung Duren. Saat bertemu, Eyang Subur mengatakan kepada Adi bila ingin maju dalam karier harus bertemu dengan dia sesering mungkin.

"Kalau mau maju sering kemari aja. Malam Jumat aja kalau mau kemari. Saya turuti, Malam Jumat pertama saya datang, itu suasana di sana hingar bingar ada karaoke, artis-artis banyak di sana, orang segala rupa di sana," katanya.

Ia pun kemudian disuruh melakukan ritual meminum kopi pahit kemudian manis. Ia berpikir kopi itu biasa sehingga diminum dalam jangka waktu lama.

"Tapi saya ibaratkan ini semua pisau. Dipakai untuk motong buah bermanfaat baik, tapi kalau dipakai ngebunuh ini mencelakakan tidak baik," tukasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas