Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Kisah Peziarah dari Parepare

Panasnya cuaca pada siang hari bolong tidak menyurutkan hasrat seorang nenek untuk datang dan berdoa ke makam Ustad Jeffry Al Buchory

Penulis: Arif Wicaksono
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Kisah Peziarah dari Parepare
WARTA KOTA/ANGGA BHAGYA NUGRAHA
Warga membaca surat Yasin di depan makam almarhum Ustadz Jeffry Al Buchori atau Uje di TPU Karet Tengsin, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (29/4/2013) malam. Hingga hari keempat banyak warga yang terus berdatangan ke makam untuk mendoakan almarhum. 

TRIBUNNEWS.COM -- Panasnya cuaca pada siang hari bolong tidak menyurutkan hasrat seorang nenek untuk datang dan berdoa ke makam Ustadz Jeffry Al Buchory yang terletak di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Karet Tengsin, Tanah Abang.

Siang itu seorang nenek bersama dengan rombongannya datang berdoa di makam 'ustad gaul' yang dikenal dengan nama Uje itu. Nenek Itu datang di tengah pemakaman yang juga dipadati puluhan orang.

"Sini nek, misi ya mas biar nenek ini duduk sini," ujar salah seorang Ibu yang mengandeng seorang nenek untuk duduk di  bibir makam.

Sang nenek yang diketahui bernama  HJ Rahmatiyah seorang nenek yang sudah berusia 98 tahun, sudah lama mengidamkan untuk bertemu dengan Uje. Sosok yang selalu terlihat diam itu hanya bisa menangis ketika melihat sosok Uje, ustadz yang  menjadi idolanya untuk berpulang ke rumah-Nya.

Ny Ija Fitriani Alamudi (42), yang menemani sang nenek, mengatakan kepada Tribun semenjak Ustad Jeffry meninggal, nenek tersebut selalu menangis dan menitikan air mata. Hal inilah yang membuatnya memboyong sang nenek ke Jakarta untuk menemui makam Ustadz Jeffry Al Buchory.

"Kasihan saya melihat dia, setiap melihat televisi dia selalu menangis dan menunjuk-nunjuk layar televisi, saya tahu dia merasa kehilangan tetapi saya punya masalah jarak makanya saya gak bersyukur bisa ke Jakarta menghiburnya," katanya di Jakarta, Sabtu (04/05/2013)

Alhasil ia inisiatif membawa saudaranya yang jumlahnya lima orang untuk menghubungi makam Ustadz Jeffry Al Buchory. Kedatangan mereka makam ini merupakan yang pertama kalinya semenjak Ustadz Jeffry meninggal dunia.

Berita Rekomendasi

"Baru sekarang kami sempat ke jakarta, sebelumnya anya melihat dari televisi beli tiket ke Jakarta juga gak gampang makanya baru bisa datang ke Jakarta sekarang," katanya.

Rombongan tersebut datang ke Jakarta pada hari Jumat (04/05/2013) tempat pertama yang didatanginya adalah tempat kejadian kecalakaan Uje yang terletak di Pondok Indah.

Setelah sampai di lokasi kejadian, sang nenek sempat menyatakan akankah ia dapat diizinikan untuk mengikuti berziarah ke makam. Iji mengaku tertegun dengan tekad sang nenek dalam mengunjungi makam Uje.

"Dan saya katakan boleh, mungkin karena dia takut nyushain ya jadinya dia tanya begitu, tapi saya bilang siapapun boleh ziarah ke makam Uje tidak perlu batasan usia tua atau muda," katanya.

"Sebenarnya dia mau ke rumanya juga tetapi sampai sekarang kan belum ada waktu semoga dalam seminggu ini kami bisa ke kediaman keluarga Jeffry Al Buchory," tambahnya.

Sementara itu, menurutnya, Sosok Uje sendiri pernah datang ke Makasar dan merupakan panutan bagi anak-anak dan ibu-ibu. Yang membuat sosok Uje cukup dikenal bagi sebagian besar masyarakat di Parepare karena sikapnya yang tenang dan pembawaan yang baik.

Selain ceramah yang mengena di hati, sikap Uje yang tidak membeda -bedakan setiap orang dan berderma kepada orang yang membutuhkan menjadi salah satu faktor pendorong  yang membuat orang simpatik dan kagum.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas