Kisruh PSSI Penyebab Cerai Kiki Amalia dan Markus Horison
Kisruh yang tidak kunjung berakhir pada badan sepakbola nasional, PSSI, disebut-sebut menjadi salah satu penyebab keretakan rumah-tangga Kiki Amalia.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Heribertus Irwan Wahyu Kintoko
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kisruh yang tidak kunjung berakhir pada badan sepakbola nasional, PSSI, disebut-sebut menjadi salah satu penyebab keretakan rumah-tangga Muhammad Haris Maulana (31) alias Markus Horison, dengan Kiki Amalia (31).
Kisruh dalam tubuh PSSI tersebut membawa akibat yang tak baik bagi mantan kiper nasional tersebut. Kiki yang dikenal sebagai pemain film dan sinetron ini berpisah dengan Markus lantaran tidak mempunyai penghasilan yang jelas.
"Dapur dalam rumah tangga harus tetap ngebul. Sedangkan Markus tak pernah di gaji oleh klub," kata Sangap Surbakti, kuasa hukum Markus, di Pengadilan Agama (PA) Jakarta Selatan, Senin (6/5/2013) siang.
Agenda sidang hari ini adalah mendengarkan keterangan saksi dari pihak Markus. Sangap lalu mendatangkan Yulius John Rihi Hina (73), ayah Markus, dari Pangkalan Brandan, Sumatera Utara, ke Jakarta, sebagai salah satu saksinya.
Menurut Sangap, masalah perebutan kekuasaan yang terus menggerogoti tubuh PSSI membuat kompetisi sepakbola di Indonesia semakin tidak jelas. Akibatnya, dirasakan oleh klub hingga para pemain sepakbola nasional.
"Masalah di PSSI itu berimbas tidak baik ke klub. Lalu klub ke pemain. Kontrak kerjanya tidak jelas, gaji pemain pun tidak diberi," cerita Sangap yang menjelaskan, Markus bahkan sampai delapan bulan terakhir ini tidak mendapatkan gajinya.
Klub terakhir yang dibela Markus, PSMS Medan, juga tidak jelas kapan gaji Markus dan pemain lainnya, akan dibayarkan. "Jangankan gaji, untuk makan pun tidak ada," jelas Sangap. "Bagaimana Markus harus bergantung pada profesi," ujarnya.
Sebelum merapat ke PSMS Medan, Markus yang berjaya bersama Persib Bandung, mengantongi gaji hingga Rp 60 juta per bulan. Namun, gaji itu diserahkan semuanya ke Kiki. Kala Markus minta sebagian uangnya itu, Kiki tidak memberi. (kin)