Apa Saja Yang Unik di Konser di Atas Rata-Rata?
Erwin Gutawa dan Gita Gutawa boleh berbangga. Pasalnya anak-anak didikan mereka yang tergabung dalam
Penulis: Daniel Ngantung
Editor: Widiyabuana Slay
Laporan Wartawan Tribun Jakarta, Daniel Ngantung
TRIBUNNEWS.COM - Erwin Gutawa dan Gita Gutawa boleh berbangga. Pasalnya anak-anak didikan mereka yang tergabung dalam "Di Atas Rata-Rata" angkatan pertama berhasil memukau penonton dalam konser tunggal di Balai Sarbini, Sabtu (15/6/2013).
Dalam konser yang dikemas secara unik itu, penonton yang memenuhi arena akhirnya merasakan langsung keunikan talenta ketigabelas anak-anak temuan Erwin dan putrinya.
Keunikan apa saja itu?
Erwin Gutawa dan Gita Gutawa boleh berbangga. Pasalnya konser "Di Atas Rata-Rata" (DARR) yang dihelat di Balai Sarbini, Sabtu (15/6/2013), berlangsung dengan meriah dan sukses.
Selama hampir dua jam, penonton yang memenuhi arena dihibur dengan aksi panggung yang memukau dan unik dari tiga belas anak bertalenta 'di atas rata-rata' hasil temuan Erwin dan Gita .
Keunikan apa sajakah itu?
Mash-up Lagu Anak-anak
Konser dibuka dengan penampilan anak-anak DARR menyanyikan lagu-lagu anak zaman dulu seperti "Naik Delman", Naik Kereta Api", dan "Tik Tik Bunyi Hujan".
Lagu tersebut dinyanyikan secara mash-up atau lagu campur aduk dalam pembagian suara yang harmonis.
Aransemen Erwin plus kemampuan vokal anak-anak seperti meyakinkan penonton bahwa selama beberapa jam ke depan mereka akan menyaksikan sebuah konser anak yang benar-benar tak biasa.
Improvisasi "Balonku Ada Lima" ala Raffi Daeng
Raffi (13) sudah mulai memukau penonton dengan kemampuannya ber-scatt singing (menirukan suat alat musik tiup dalam gaya jazz) sebelum bernyanyi Doo Be Doo. Layaknya profesional, Raffi sesekali berinteraksi dengan penonton dengan menyodorkan mic.
Penonton kian terhibur saat Raffi menyanyikan lagu "Balonku Ada Lima" dalam gaya Jazz dan Hip Hop, diiringi alunan saxophone Dennis Junio dan Beat Box.
Duet "Digital" Sensen dengan Eyang Titiek Puspa
Perpaduan kecanggihan teknologi audio dengan visual sangat terasa saat si penyanyi blues cilik, Sensen (12), menyanyikan lagu "Apanya Dong?" yang pernah dipopulerkan Titiek Puspa.
Di tengah lagu, tiba-tiba sosok eyang Titiek muncul lewat pencitraan digital. Dengan teknologi video mapping, Titiek Puspa seperti bebas bersaut-sautan dengan Sensen meski ia tak hadir langsung di atas panggung.
Woro, Si Pedalang dan Pesinden Cilik
Atmosfer berbeda hadir saat Woro (11) beraksi di atas panggung. Bukan musik pop atau jenis musik lain yang sedang digemari anak umumnya yang ia bawakan. Gadis asal Solo ini mengawali penampilan dengan berdalang.
"Kisahnya tentang Srikandi yang ingin belajar memanah," kata Woro usai konser.
Setelah itu, ia melanjutkan penampilan dengan tembang "Walang Kekek" gaya pop. Tapi tentunya tetap dengan cengkokan khas pesinden.
Smash & Cherry Belle Rasa Motown
Apa jadinya, jika bidunita jazz bersuara powerful, Dira Sugandi, tampil bersama trio Aorea yang suaranya tak kalah powerful juga, menyanyikan lagu-lagu dari boyband dan girlband Indonesia? Jawabannya adalah wow!
Oleh mereka, lagu-lagu tersebut dinyanyikan secara energik dalam gaya Motown dan R&B yang upbeat ala film "Dreamgirls". Usai beraksi, keempatnya disambut tepuk tangan dan teriakan meriah dari penonton.
Dalam kesempatan itu, Dira Sugandi juga menunjukkan kebolehannya menari. "Akhirnya Aku menari juga. Ha-ha-ha," kata Dira kepada TRIBUNnews.com usai konser.
Lengkingan Tinggi dari Boy Sopranos
Konser ini betul-betul menampilkan talenta anak dari segala genre. Mulai dari pop, rock, sampai klasik. Dari ranah klasik, ada si mezzosoprano Dian dan Boy Sopranos.
Walau masih anak-anak, tiga lelaki cilik dalam Boy Sopranos mampu bernyanyi dalam jangkauan oktaf tinggi, yang mungkin penyanyi perempuan saja tidak mampu mencapai.
Malam itu, Boy Sopranos menyihir penonton dengan lagu "Damai Bersamamu".