Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Pemuda Muhammadiyah Dukung MUI Tolak Pelaksanaan Miss World di Indonesia

Pemuda Muhammadiyah sependapat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak pelaksanaan Miss World 2013 di Indonesia

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in Pemuda Muhammadiyah Dukung MUI Tolak Pelaksanaan Miss World di Indonesia
Tribun Jakarta/JEPRIMA
Miss Indonesia 2013, Vania Larissa saat ditemui sebelum tampil pada acara musik yang bertajuk Konser Menuju Miss World 2013 di Studio 8 RCTI Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/7/2013) malam. (Tribun Jakarta/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum PP. Pemuda Muhammadiyah, Saleh Partaonan Daulay, sependapat dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) menolak pelaksanaan Miss World 2013 di Indonesia Oktober mendatang.

"Saya kira, sangat wajar dan diterima akal sehat jika MUI menolak segala sesuatu yang berbau dan bernada miss world. Selain manfaatnya yang tidak jelas, miss world itu sendiri jauh dari nilai-nilai budaya dan kearifan bangsa Indonesia," kata Saleh kepada Tribunnews.com, Sabtu (24/8/2013).

Dia mengatakan biarlah acara pentses kecantikan itu diilaksanakan dan diikuti oleh negara-negara lain.

"Untuk jadi perempuan pintar, masih banyak wahana dan arena lain yang bisa dilaksanakan," kata dia.

Sebelumnya  Ketua MUI, KY Muhyiddin Junaidi saat konferensi pers di Kantor MUI, Jumat (23/8/2013) di Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, mengatakan MUI pada rapat terakhir, 5 Agustus 2013 menyatakan dalam rapat pleno bahwa MUI menolak Indonesia dijadikan sebagai tuan rumah.

Menurut Muhyiddin, setelah dilakukan peninjauan dari berbagai aspek seperti aspek ekonomi, agama, dan budaya maka tidak ada yang mendatangkan manfaat bagi Indonesia. Malahan menurut MUI malah banyak mendatangkan kerugian.

Muhyiddin mencontohkan belajar dari kasus diadakannya Miss Word tahun 2000an di Nigeria, dimana saat itu masyarakat muslim menolak karena saat itu perwakilannya divonis cambuk karena melakukan perzinahan.

Berita Rekomendasi

Namun tetap saja kontes diselenggarakan sampai pada hari H pelaksanaan, terjadi kekerasan mengakibatkan 200 orang meninggal. Sampai akhirnya panitia memindahkan acara ke London.

"Indonesia mayoritas penduduk beragama Islam, kontes itu bagi kami jika dipandang dari sudut agama Islam sangat kontradiktif dari nilai agama Islam," kata Muhyiddin.

Muhyiddin menambahkan pihaknya berkeberatan dengan indonesia sebagai tuan rumah, belajar dari kasus Nigeria. Apalagi menurutnya Indonesia merupakan anggota konfensi Islam yang suaranya banyak didengar oleh negara lain. (Aco)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas