Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Banyak Orang Bilang Tanta Ginting Mirip Sutan Sjahrir

Tanta Ginting memainkan karakter Sutan Sjahrir dalam film Soekarno, besutan sutradara Hanung Bramantyo.

Penulis: Willem Jonata
Editor: Sanusi
zoom-in Banyak Orang Bilang Tanta Ginting Mirip Sutan Sjahrir
Tribun Jakarta/JEPRIMA
(Kiri-kanan) Lukman Sardi, Tika Bravani, Hanung Bramantyo, Ram Punjabi, Ario Bayu, Ferry Salim, dan Tanta Ginting saat ditemui pada acara media gathering film Soekarno di Hotel Four Season, Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (8/5/2013) Film yang menceritakan perjalanan hidup Soekarno merupakan karya dari Hanung Bramantyo dan di produseri oleh MVP Picture . (Tribun Jakarta/Jeprima) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tanta Ginting memainkan karakter Sutan Sjahrir dalam film Soekarno, besutan sutradara Hanung Bramantyo.

Banyak orang yang menilainya punya banyak kemiripan dengan Perdana Menteri Indonesia pertama tersebut, terutama dari segi fisik.

"Saya pun sesungguhnya terkecoh dengan make-up yang dikerjakan tim kreatif film "Soekarno". Wajah saya jadi begitu old school banget. Dan banyak orang bilang sangat mirip Sutan Sjahrir. Padahal secara garis keturunan, tidak ada kaitan sama sekali antara saya dengan beliau," ucapnya, Selasa (10/12/2013).

Setelah secara fisik memang hampir mirip. Jadi, tinggal bagaimana ia mengeksplorasi kemampuan beraktingnya. "Maklum, saya merasa punya beban memerankan seorang tokoh besar seperti Sjahrir," ucapnya.

Apalagi, jelasnya, Sutan Sjahrir dikenal memiliki ideologi yang tidak sejalan dengan Soekarno. Beberapa scene memperlihatkan ia harus berdebat dengan Soekarno yang diperankan Ario Bayu. "Itu sangat menantang," katanya.

Dalam film itu, scene yang dimainkannya sedikit. Namun, peran Sjarir dalam film tersebut menjadi sangat penting. Terutama dialognya bersama Soekarno dan Hatta yang diperankan masing-masing oleh Ario Bayu dan Lukman Sardi. Meski berbeda ideologi dan cara pandang, ia menambahkan, seperti Soekarno, Sjahrir sangat mencintai Indonesia.

"Ia (Sjahrir) tidak rela melihat penderitaan rakyat Indonesia. Itu sebabnya, ia memilih pulang kembali ke Indonesia, meskipun sesungguhnya ia bisa hidup enak saat menempuh pendidikan di Belanda," katanya.

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas