Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo, Jepang

TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Rin Takanasni, artis berparas cantik kelahiran Funabashi perfektur Chiba, Jepang  17 Desember 1988, membintangi  film The Killers. Film ini merupakan produksi bersama Indonesia - Jepang (Nikkatsu).

Dia menyatakan ingin sekali pergi ke Indonesia terutama Bali yang sangat banyak dikunjungi wisatawan Jepang selama ini. Meski begitu, awalnya Takanasni merasa takut ke Indonesia terlebih saat tahu kondisi keamanan pada transportasi publik di Indonesia tidaklah seaman di Jepang.

"Semula saya takut ke Indonesia setelah melihat film The Killers yang saya bintangi. Masak taksi di Indonesia mengerikan sih, sampai dibajak lalu dirampok dan dibunuh seperti dalam film?"," katanya kepada Tribunnews.com malam ini, Jumat (24/1/2014).

Di dalam film tersebut, aksi di Jakarta, memang ada adegan perampokan di dalam taksi, diancam pistol bahkan sampai pembunuhan di dalam taksi yang membuat Takanashi takut.

Takanashi akhir sadar bahwa itu hanya dalam film. Terlebih, Timo Tjahjanto, produser film The Killers, ikut menjelaskan bahwa itu hanya di film saja sehingga Takanashi tenang.

"Saya belum pernah ke Indonesia, tapi saya melihat Indonesia terutama Jakarta di dalam film tersebut, tampaknya sangat menarik. Banyak kendaraan bermotor yang bagus-bagus. Tapi saya belum pernah ke Jakarta atau ke Bali walaupun ikut bermain di film ini," katanya.

Bali memang dikenalnya karena banyak orang Jepang ke sana ,"Saya belum pernah ke Bali juga walaupun kata banyak orang indah dan bagus. Belum pernah saya ke Indonesia, ingin sekali kalau bisa ke Indinesia. Mungkin dalam waktu dekat ini, siapa tahu," tambahnya sambil senyum cantik.

Film The Killers akan diputar tanggal 6 Maret 2014 di Indonesia dan akan ada pula jumpa pers di Jakarta. Pemain Jepang juga akan hadir di Jakarta. Apakah si cantik Takanashi akan ikut pula ke Jakarta nanti ? Kita lihat saja kedatangan tim pemain Jepang itu tanggal 6 Februari mendatang.

The Killers merupakan film soal pembunuhan oleh seorang Jepang di Tokyo Jepang, yang sakit jiwanya. Dia merekam dan menyebarkan adegan pembunuhan dalam video lalu di upload ke internet sehingga banyak yang menonton.

Salah satu yang menonton film itu -seorang kameraman Indonesia yang stres juga kehidupannya akibat pertengkaran nya dengan seorang politisi dan masalah keluarganya- ikut  terpengaruh film yang di upload si Jepang itu.

Dia perlahan-lahan menjadi pembunuh, dan akhirnya bertemu si Jepang di Jakarta dengan bertumpuknya masalah tiga pihak, menjadi saling bunuh. Secara umum, film ini sangat menarik, cukup panjang, penuh kekerasan, dan direkomendasikan hanya untuk dilihat oleh orang dewasa.