Syaharani Menangis Karena Tak Bisa Menyanyi Seperti Pertunjukan Gandrung
Syaharani sampai menitikkan air mata ketika menyaksikannya langsung dengan mata kepalanya sendiri pertunjukan Gandrung.
Penulis: Willem Jonata
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Willem Jonata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Syaharani terkagum-kagum dengan kesenian tradisional Banyuwangi, Jawa Timur. Ia bahkan sampai menitikkan air mata ketika menyaksikannya langsung dengan mata kepalanya sendiri pertunjukan Gandrung.
Pertunjukan itu, dibalut tarian dan nyanyian yang sangat khas. Cara menyanyinya pun memiliki cengkok dan pola berbeda dari teknik vokal pada umumnya.
"Aku sampai nangis karena tidak bisa melakukannya," ucapnya, Sabtu, (8/3/2014), di Senayan, Jakarta.
Dan, yang membuat tambah kagum ternyata masyarakat Banyuwangi masih meminatinya. Padahal, zaman sekarang segala hal yang berkaitan dengan pertunjukan tradisional mulai ditinggalkan penontonnya. Kesenian itu tergerus oleh budaya pop yang mengglobal.
"Mereka memberikan perhatian yang gede banget terhadap Gandrung. Bukan main itu. Local star-nya juga benar-benar ada dan ditunggu-tunggu banyak orang," ucapnya.
Berbeda dengan di Jakarta. Seandainya ada pertunjukan tradisional biasanya hanya sebagai pemanis. Bukan menjadi pertunjukan utama. Itu pun, sepengetahuannya, tidak banyak orang yang menyaksikan.
"Tapi, di sini (Banyuwangi) bukan main," tandasnya.