Ageng Kiwi Protes Lewat lagu 'Jadi Presiden'
"Lagu ini merupakan keprihatinan saya dan bangsa ini mengenai pemilu yang sedang berjalan. Saya dan masyarakat bingung,
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA - Ada berbagai cara untuk menyalurkan aspirasi. Bagi penyanyi dangdut lewat syair dan lagu bisa mengekspresikan jiwanya serta keadaan sosial di masyarakat dewasa ini.
Penyanyi kawakan Ageng Kiwi mencoba menuangkan aspirasi dan protesnya melalui lagu terhadap hasil Pemilihan Presiden 2014 (Pilpres) yang sangat membingungkan bagi masyarakat.
Kini Ageng Kiwi meluncurkan lagu terbarunya dengan mengambil judul 'Jadi Presiden'.
Minggu (20/7/2014) bertempat di Keong Mas Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Ageng Kiwi yang pernah mengeluarkan beberapa album seperti "Maaf Kamu Hamil Duluan" pada tahun 2013 lalu meluncurkan lagu bersamaan dengan zikir akbar dan santunan anak yatim sebanyak 1000 orang.
"Lagu ini merupakan keprihatinan saya dan bangsa ini mengenai pemilu yang sedang berjalan. Saya dan masyarakat bingung, ada media yang mengatakan pasangan no 1 menang. Dan sebagian media lainnya memberitakan pasangan no 2 menang," ucap Ageng melalui rilis yang dikirim ke Tribunnews.
Dalam lagu bergenre koplo tersebut, Ageng Kiwi featuring dengan MR No Stop asal Mandarin, Panipahan.
Kedua penyanyi ini berharap siapa pun presidennya bisa memberikan keamanan, kenyamanan dan kesejahteraan.
"Pesan moral lagu ini adalah agar siapa pun yang menjadi presidennya dapat memberikan hal positif di berbagai bidang bagi bangsa ini," jelasnya.
Ageng menuturkan bahwa dirinya dan bangsa ini mengimpikan memliki Presiden yg tegas dan dapat mengambil keputusan bijak dalan kondisi apa pun.
"Itu harapan saya. Mengkhawatirkan jika kita punya Presiden yang tidak tegas dan mengambil kebijakan tidak cerdas," tandas pria kelahiran Cilacap, Jawa Tengah.
Tutur Ageng, semoga Presiden terpilih kedepan tak hanya memikirkan kelompok politik yang membesarkan. Tapi benar-benar untuk kepentingan rakyat.
"Saya berharap Presiden terpilih tak hanya pentingkan bisnis keluarga, kelompok atau kepentingan politik," tandas Ageng.