Tersiksa Sebagai Pria, Top Model Ini Ganti Kelamin Jadi Wanita
Andrej Pejic , model berdarah Serbia ini memutuskan berganti kelamin jadi wanita. Ini alasannya
Editor: Agung Budi Santoso
TRIBUNNEWS.COM - Mereka yang menjadi penikmat dunia fashion pasti mengenal nama Andrej Pejic, model berdarah Serbia.
Namanya mulai melejit pada tahun 2011, ketika menjadi model pria pertama yang memeragakan busana wanita dari rumah mode papan atas, seperti Marc Jacobs dan Jean Paul Gaultier.
Melihat garis wajahnya yang sangat feminin, dan struktur tulang tubuhnya yang cenderung kecil, banyak yang tak percaya bahwa sosok gemulai itu adalah pria.
Ia pun kemudian cenderung menampilkan kesan androgini (antara pria dan wanita). Orang baru sadar bahwa ia laki-laki ketika difoto bertelanjang dada, dan menunjukkan dadanya yang rata.
Dalam berbagai wawancaranya di majalah pun, pria berusia 23 tahun ini kerap mengatakan bahwa ia tak peduli apakah orang menganggapnya pria atau wanita. Saat itu ia mengaku sebagai lelaki tulen, dan tidak pindah jender. Ia hanya berusaha menjalankan pekerjaannya sebagai profesional.
Namun belum lama ini, Andrej terlihat sedang berada di New York City dengan kalung emas dengan pelat nama bertuliskan "Andreja". Hal itu segera mengirimkan pesan bahwa model yang pernah tinggal di Australia ini telah berganti jender. Dan, Andrej lalu mengungkapkan bahwa ia memang sudah menjalani operasi ganti kelamin awal tahun ini.
"Aku ingin berbagi kisahku kepada dunia, karena aku pikir aku punya tanggung jawab sosial," jelas Andrej pada majalah People. "Kuharap dengan bersikap terbuka mengenai hal ini, hal itu tidak lagi menjadi masalah."
Masa pubertas yang menyiksa
"Aku memang selalu bermimpi menjadi seorang gadis," aku model bertinggi 188 cm ini. "Salah satu kenanganku yang terdahulu adalah berputar-putar dengan rok ibuku, agar terlihat seperti balerina."
Ketika bersekolah di Australia, Andrej terpaksa mengubur mimpinya, karena tidak ingin mengecewakan orangtuanya. Ia bermain dengan anak laki-laki, bahkan bergabung dengan tim olahraga. Dan, Andrej cukup pintar berakting sebagai anak laki-laki tulen.
Di usia 13 tahun, untuk pertama kalinya Andrej mencari informasi mengenai ganti kelamin. Hidupnya berubah sejak itu, karena merasa bahwa internet mampu menggambarkan perasaan-perasaannya. Ia menyadari, itulah yang harus dilakukannya.
Keinginannya harus ditahan, karena saat itu ia tidak memiliki uang, dan perubahan jenis kelamin membutuhkan proses di pengadilan yang cukup lama. Sementara itu, masa pubertas harus dihadapinya dengan sangat berat. Ia harus mengonsumsi obat-obatan untuk menghambat hormon-hormon prianya. Ia bertahan sampai lulus SMA, dan setelah itu meninggalkan masa lalunya sebagai pria.
Beruntung, pada usia 17 Andrej ditemukan oleh Matthew Anderson, direktur Chadwick Models, ketika sedang berada di Melbourne. Menjadi model merupakan peluang baginya untuk melihat dunia, dan mendapatkan uang. Bahkan kelak, sebagai model Andrej kerap dicemburui model pria maupun wanita. Sebab, ia bisa tampil dalam busana pria maupun wanita.
Peragaan busana pengantin dari Jean Paul Gaultier pada tahun 2011 disebutnya sebagai momen terindahnya di dunia modeling.
"Menjadi pengantin untuk Gaultier adalah momen yang sangat istimewa buatku," ujarnya.
Satu setengah tahun lalu, Andrej mengevaluasi kembali rencana-rencananya. Ia merasa bangga dengan kariernya sebagai model androgini. Namun mimpi terbesarnya adalah merasa nyaman dengan tubuhnya sendiri. Maka ia memutuskan untuk berkonsultasi dengan dokter-dokter di Amerika untuk melanjutkan transisinya melalui operasi ganti kelamin.
Kini, Anda mengetahui akhir pergulatan batin Andrej. "Setiap hari seperti suatu pencerahan baru. Aku merasa lebih nyaman daripada sebelumnya. Aku merasa 100 persen.