Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kesuksesan dalam sebuah film tidak hanya dilakukan oleh para pemain utama. Tapi banyak dukungan juga dari pemeran lainnya yang ikut terlibat dalam suatu film. Salah satunya pemeran Angin (Aria Kusumah) di film 'Pendekar Tongkat Emas'.

Film karya sutradara Ifa Isfansyah dan Produser Mira Lesmana itu, menggandeng sosok anak kecil yang kerap mendampingi kakaknya yaitu Dara (Eva Celia), kemana pun dia pergi. Angin memiliki karakter yang tidak dapat diremehkan. Bukan hanya ikut beradegan silat diusia yang sangat muda, tetapi karakter Angin merupakan karakter cukup misterius yang sangat dibutuhkan dalam cerita.

"Pemeran Angin kita temukan melalui proses casting. Kita mencari anak yang bisa menggambarkan sisi misterius seseorang yang dibuang oleh orangtuanya," kata Co-Producer film 'Pendekar Tongkat Emas', Riri Riza saat ditemui usai Press Screening 'Pendekar Tongkat Emas', di XXI Epicentrum Walk, Jakarta Selatan, Kamis (11/12/2014).

Riri menambahkan, karakter pendiam Angin memiliki banyak hal yang tidak ingin diungkapkan. Bahkan, bocah berkepala pelontos itu merupakan sosok yang mewakili dosa terbesar dari Guru Besar di Perguruan Silat Tongkat Emas yakni Cempaka (Christine Hakim).

"Angin orang yang punya energi begitu besar, atau menyimpan sesuatu yang begitu pahit. Dalam bayangan kami, dia lah orang yang paling banyak tahu, tapi dia membisu dan menjaga itu. Kalau kita dengar baik-baik penjelasan siapa dia, dia adalah wakil dari dosa terbesar cempaka," ungkap Riri.

Tidak hanya Angin, sosok bocah lainnya yang ikut berperan di film 'Pendekar Tongkat Emas' itu adalah anak dari Biru (Reza Rahadian), dan Gerhana (Tara Basro). Bocah yang juga memiliki kemampuan silat seperti kedua orangtuanya saat didalam cerita tersebut.

Namun, kata Riri, rupanya bocah tersebut juga seorang atlet silat dikehidupan aslinya sehari-hari. Meski belum diketahui siapa nama wanita cilik yang tampil saat adegan akhir cerita film itu, tapi Riri mengaku peran anak tersebut memiliki filosofi tersendiri.

"Gerakan itu adalah gambaran kemungkinan yang terjadi dari seorang pendekar. Dia adalah anak Biru dan Gerhana. Tapi dia bukan anak yang mendewakan tongkat emas seperti orangtuanya. Karena dia sudah memiliki ambisinya sendiri," kata pria berusia 44 tahun itu.