Putri Indonesia Minta Guru Beri Contoh Tidak Merokok
Gerakan anti merokok menjadi perhatian serius Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri.
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Gerakan anti merokok menjadi perhatian serius Puteri Indonesia 2015, Anindya Kusuma Putri.
Karena itu, ketika diajak gabung dalam kegiatan kampanye anti rokok, perempuan asal Semarang ini langsung sepakat.
Minggu (31/5) pagi, mahasiswa Jurusan Teknik Planologi Universitas Diponegoro, Semarang ini bersama komunitas Anti Tembakau menggelar acara di Car Free Day Jl Raya Darmo untuk memeringati Hari Anti Tembakau se-Dunia.
“Gerakan ini (anti rokok) harus jadi perhatian dan keprihatinan kita semua,” tegasnya.
Saat ditemui di Splash Bar, Pool Side Novotel Surabaya, perempuan yang akrab disapa Anin ini menyatakan, Indonesia berada di peringkat ketiga pengonsumsi rokok terbesar di dunia.
Ironisnya penikmat rokok itu sudah menjangkau anak-anak.
Karena itu, Anin meminta agar gerakan anti tembakau ini dilakukan di semua lapisan masyarakat, baik di lingkungan sekolah maupun rumah.
Gerakan di semua lini ini ditekankan Anin jadi sangat penting karena menurut data dari Kementerian Kesehatan, yang mengonsumsi rokok sudah sampai pada anak usia 7-10 tahun.
“Di sekolah bisa dimulai dari para guru, jangan merokok di depan murid-muridnya,” pesan perempuan kelahiran 3 Februari 1992 ini.
Sedang di rumah, lanjut Anin, sebaiknya orangtua tidak malah menyuruh anaknya membeli rokok.
“Meski awalnya anak itu tidak merokok, tetapi karena sering disuruh beli rokok lama-lama dia akan penasaran, barang apa ini? Dari penasaran itu mereka lalu mulai mencoba,” urainya.
Ditegaskan Anin, gerakan anti rokok harus dilakukan lebih banyak pada pemberian contoh.
“Upaya menyadarkan anak pada bahaya rokok ini sangat efektif bila disertai contoh,” tutur Gadis Sampul 2008 ini.