TRIBUNNEWS.COM - Saat pertama kali muncul di belantika musik pada 2001, penyanyi Alicia Keys muncul dengan gaya berpakaian yang khas. Ia tampil tomboy. Tidak seperti penyanyi perempuan lainnya, penyanyi R&B itu jarang sekali beraksi dalam balutan gaun-gaun cantik.

Untuk urusan busana, pilihannya jatuh pada kemeja dipadu jaket kulit khas biker, celana panjang dan sepatu bot, bahkan terkadang setelan jas lengkap dengan topi fedora bak mafia.

Ia berpenampilan demikian bukan karena menyukainya, melainkan terpaksa demi melindungi diri.   

Tumbuh di sebuah kawasan yang rawan tindakan kriminal di New York, Alicia harus mencari cara agar dirinya tidak menjadi korban.

"Saya melihat ada perbedaan yang mencolok pada pria ketika seorang perempuan mengenakan rok atau celana panjang. Sangat mengerikan," tulis pelantun "Fallin" itu blog pribadinya seperti dikutip Tribunnews dari ABCNews.com.

"Lalu saya mulai bersembunyi. Saya mengenakan celana jins baggy dan bot, saya memilih rambut dikepang dan topi. Wajah saya bebas make up, apalagi lipstick berwarna terang dan gaun cantik. Saya bersembunyi supaya jauh dari masalah," tulis Alicia lagi.

Alicia boleh saja merasa aman, namun penampilan tersebut malah menimbulkan gosip miring. Banyak orang mengira dirinya seorang lesbi lantaran bergaya tomboy.

"Awalnya saya sangat terganggu tapi akhirnya mulai terbiasa juga," ujar ibu dua anak itu.

Seiring berjalan waktu, gayanya pun ikut bertransformasi. Di beberapa acara penting, ia mulai tampil dalam balutan gaun walau terkadang masih disisipi elemen maskulin.

Meski merasa bukan dirinya, pemenang lima Grammy Awards ini menganggap penampilan itu adalah perjalanan hidup yang penuh hikmah.

Dari situ ia tersadar bahwa sebetulnya perempuan boleh tampil seperti yang mereka mau walau banyak orang yang menentang.

"Anda diperbolehkan untuk menjadi diri sendiri," kata dia. (Daniel Ngantung)