Gitaris PADI Merasa Nyaman Direhabilitasi Narkoba
Gitaris band PADI, Ari Tri Sosianto (40) atau Ari "PADI", mengaku bahwa hidupnya kini lebih tenang usai menjalani masa enam bulan rehabilitasi
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gitaris band PADI, Ari Tri Sosianto (40) atau Ari "PADI", mengaku bahwa hidupnya kini lebih tenang usai menjalani masa enam bulan rehabilitasi karena kecanduan narkoba.
"Jadi, setalah saya ditangkap pada Januari 2015 lalu, saya kemudian dipindahkan ke Panti Rehabilitasi Natura, Lebak Bulus. Lalu, dua bulan kemudian saya dipindahkan ke Rumah Sakit Ketergantungan Obat (RSKO) di Cibubur. Di sana saya menjalani beberapa program selama empat bulan sampai akhirnya saya keluar pada 19 Juli 2015," kata Ari seperti dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com.
"Setelah menjalani proses rehab itu, saya merasa lebih tenang dan fokus untuk pulih sepenuhnya," imbuhnya.
Ari kemudian bercerita mengenai beberapa program yang dijalaninya semasa menjalani rehabilitasi di dua tempat yang berbeda.
"Dua bulan pertama di Natura itu saya merasa nyaman dengan proses rehab karena suasananya humanis sekali. Saya banyak berdialog dan bercerita dengan para petugas dan juga sesama pengguna. Lalu, saya pindah ke RSKO. Di sana ada yang namanya program teraputik community atau biasa disingkat TC. Jadi, itu adalah sebuah program yang isinya adalah untuk mengumpulkan kami semua dengan masalah kecanduan. Itu benar-benar diputus hubungan kami dengan dunia luar dan kami dikumpulkan untuk saling membantu, saling jujur dengan diri sendiri dan yang lain, dan menggali diri sendiri secara lebih mendalam. Istilahnya kami saling memberi cermin satu sama lain," ujarnya.
Selain itu, Ari mengatakan, ada beberapa program unik cukup membantu dirinya bukan hanya untuk pulih dari kecanduan narkoba, tetapi juga mengembalikan pola pikir dan cara pandangnya tentang kehidupan.
"Latihan dari program itu sangat spesial karena pendidikannya itu berupa pendidikan mental, disiplin, dan juga fisik. Salah satu contoh tujuannya adalah untuk mengendalikan perasaan. Misalnya saya diajari bagaimana untuk marah tetapi dengan cara yang benar. Namanya encounter group. Jadi, seminggu sekali kami wajib untuk marah dan dilatih untuk mengendalikannya dengan benar. Lalu ada saat dimana kami saling mengkonfrontasi juga. Metode banyak dengan dialog dan juga berlatih lewat program-program itu," tutur Ari.
Program-program tersebut awalnya cukup sulit dilakukan. Namun, Ari merasa semua itu sangat berguna bagi dirinya.
"Yang paling sulit bagi para pecandu itu adalah jujur. Kebanyakan pecandu kan selalu menutup-nutupi dan tidak jujur dengan dirinya sendiri serta bermasalah dengan yang namanya feeling. Tetapi, saya merasa bahwa pengalaman ini sangat berharga sebagai bagian dari perjalanan hidup saya. Semua itu berguna bagi saya. Saya banyak dibantu dan dikembalikan pola pikir dan cara pandang saya bukan hanya soal bagaimana saya lepas dari narkoba tetapi juga soal bagaimana cara saya memandang kehidupan," katanya lagi.
"Saya merasa diingatkan kembali," tambahnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pada 22 Januari 2015 lalu, gitaris band PADI tersebut ditangkap oleh anggota polisi Satreskrim Narkoba Polres Metro Jakarta Selatan karena menggunakan sabu di kawasan Pisangan, Ciputat, Tangerang Selatan. Dua hari kemudian ia dipindahkan ke panti rehabilitasi Natura, Lebak Bulus untuk menjalani proses rehabilitasi.