Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Seleb

Sogi Indra Bilang Jakmania dan Bobotoh Tak Usah Berdamai

"Pasti mereka tidak mau berdamai. Kalau berdamai nanti mereka bisa dibilang fanatisme abal-abal," ujar Sogi.

Penulis: Achmad Rafiq
Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Sogi Indra Bilang Jakmania dan Bobotoh Tak Usah Berdamai
Tribunnews/Jeprima
Pelawak, Sogi Indra Dhuaja berpose saat menghadiri konferensi pers gerakan cukur massa Botakin Selebriti Shave For Hope 2015 di Plataran Jakarta Patio, Jakarta Selatan, Selasa (11/8/2015). Gerakan ini merupakan bentuk kepedulian kepada anak-anak penderita kanker. (Tribunnews/Jeprima) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Achmad Rafiq

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perseteruan antara pendukung klub sepakbola Persija (Jakmania) dengan Persib (Bobotoh) hingga kini masih terus berlanjut.

Keduanya bahkan sempat meblokade jalan pendukung Persija saat main di Kota Bandung beberapa waktu lalu.

Menurut aktor sekaligus pecinta sepakbola, Sogi Indra Dhuaja antara Jakmania dan Bobotoh tidak usah berdamai. Namun, saat pertandingan berlangsung mereka bisa mendamaikan suasana saat pertandingan agar tidak ada ricuh.

"Pasti mereka tidak mau berdamai. Kalau berdamai nanti mereka bisa dibilang fanatisme abal-abal," ujar Sogi kepada Tribunnews.com, saat ditemui di kawasan jalan Surabaya, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (15/10/2015).

"Tidak usah berdamai tetapi kalau ketemu suasananya damai. Maksudnya gini, tidak berdamai itu tidak menjadi lemah dengan “Oh kamu pendukung tim lawan ya, Oh ya, yaudah deh.”

Tetep harus punya pride dong sama timnya, tapi kalau ketemu ya ngga usah disakiti dong," sambungnya.

BERITA TERKAIT

Pemain film 'The Wedding & Bebek Beturu' ini mengatakan, memiliki semangat yang tinggi membela tim kesukaannya merupakan hal yang sangat wajar.

Namun, hal tersebut jangan menjadi alasan untuk menyakiti orang lain.

Wajahlah kalau ada orang punya fanatisme tinggi terus melihat rivalnya itu seperti musuh.

Tetapi tolong jadikan itu menjadi semangat untuk mendukung timnya, bukan menjadikan itu sebagai sesuatu yang emosional dan ingin menyakiti pendukung rival," tuturnya.

"Semangat menggelora itu coba bentuknya dalam mendukung tim favoritnya, bukan untuk ingin mukulin fans lawan, bukan untuk nyela-nyela tim lawan.

Dibutuhkan kedewasaan, dan saya yakin kok banyak yang seperti itu, cuma masih banyak juga yang tidak dewasa," lanjut pria kelahiran Bandung, Jawa Barat tersebut.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas