Arzetti: 'Anak Saya Mengigau'
Pemilihan tempat di Lawang, kata Arzetti karena posisinya di tengah antara Bromo dan Bandara Juanda Surabaya
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kabar penggerebekan Arzetti Bilbina, anggota Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI sampai juga di telinga anak Arzetti. Usai mendengar kabar penggerebekan Arzetti di sebuah hotel di Kabupaten Malang, Jawa Timur pada Minggu (25/10) lalu, anak Arzetti pun mengigau.
"Anak saya malam mengigau, lalu saya peluk," kata Arzetti saat memberi keterangan pers di Restoran Pulau Dua, Senayan, Jakarta, Rabu (28/10).
Arzetti mengemukakan, dirinya berupaya agar anak-anak tidak mendengar masalah penggerebekan itu. Bahkan, Arzetti sempat berpesan kepada anak tertua untuk menjaga sang adik agar tidak mengetahui kabar penggerebekan dirinya dengan Komandan Distrik Militer (Dandim) Sidoarjo, Jawa Timur, Letnan Kolonel Kavaleri Rizki Indra Wijaya.
"Ibunya sedikit memprihatinkan, mereka sadar (ibunya) lagi drop. Kita semua harus kuat," ujar Arzetti yang didampingi suaminya Aditya Setiawan Wicaksono.
Arzetti mengaku bertemu dengan Rizki di Malang. Dalam pertemuan itu, Arzetti justru tidak berduaan dengan Rizki. "Tidak ada perselingkuhan antara saya dengan Pak Dandim Sidoarjo, Alhamdulillah," ucap Arzetti.
Perempuan berusia 39 tahun itu menambahkan, pertemuan dengan Rizki berlangsung di kamar hotel dengan ditemani ajudan Rizki. Ajudan Rizki berada di depan ruang kamar, saat keduanya bertemu.
Arzetti menyebut, pertemuan itu terjadi setelah dirinya bersama keluarga besar Fatayat NU mengikuti acara pisah sambut pengurus 2010-2015 ke 2015-2020. Sepulang dari acara tersebut, Arzetti memutuskan ke Lawang, Malang untuk bertemu suami Didit dan Rizki. Pemilihan tempat di Lawang, kata Arzetti karena posisinya di tengah antara Bromo dan Bandara Juanda Surabaya. Apalagi, Lawang merupakan tempat keluarga besar suami berada.
"Saya pesawatnya malam dan suami juga ingin ketemu," ungkapnya.
"Kita janjian karena keluarga besar kita banyak juga di Lawang, hidupnya di Lawang, keluarga besarnya juga di Lawang," tambah Arzetti.
Setelah membuat janji, Arzetti menerima Rizki di ruang teras kamar hotel. Mereka lalu terlibat pembahasan proposal dan program. "Kita cari tempat yang ada terasnya. Di situlah kita berdiskusi membahas mengenai proposal dan program," katanya.
Namun, tidak berapa lama kemudian Denpom menemui mereka. Arzetti menyangkal hal itu sebagai bentuk penggerebekan. Sebab, saat kejadian Arzetti dan Rizki tengah berbincang dengan pakaian lengkap.
"Saya tidak merasa itu penggerebekan lantaran saat itu tidak melakukan apa pun. Kecuali kalau saya minum, atau pakai serbuk, atau apa pun," paparnya seraya mengatakan, alasan pertemuan dilakukan di kamar hotel karena khawatir bila pembicaraan dilakukan di lobi hotel justru akan memakan waktu lama.
"Nanti, kalau ada keluarga saya datang, nanti ngajakin ngobrol atau foto, malah lama," ujar Arzetti.
Sebelumnya tersiar kabar bahwa penggerebekan itu dilakukan atas sepengetahuan Didit, yang merupakan anak purnawirawan perwira tinggi TNI. Setelah mendapat laporan, Wakil Komandan Denpom Divisi Infanteri II Komando Strategis Angkatan Darat Kapten Corps Polisi Militer Sandri dan Kapten CPM Prana bertemu Sersan Kepala Arifin, anggota staf Intel Yon Paskhas Malang, yang sudah berada di lokasi kejadian.