Ojek Online Dilarang, Jupe Ikut Protes: Lo Borrr tuh Bawah Tanah
Perbincangan netizen terkait terbitnya ketentuan Kementerian Perhubungan yang melarang ojek online di Indonesia
Editor: Yudie Thirzano

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akun twitter pesohor Julia Perez ikut mewarnai riuh trending topic, Jumat (18/12/2015) pagi.
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan melarang layanan ojek berbasis aplikasi online.
"Gojek emang bukan rakyat????" tulis akun @juliaperrez pada pukul 09.24 WIB.
Pesohor akrab disapa Jupe itu menjawab kicauan @ibnu_ard, "gmna nih tante katanya mereka pro rakyat kecil.. RT @juliaperrez: #safegojek."
Beberapa menit kemudian, akun @juliaperrez kembali berkicau soal ojek online.
Berikut ini kicauan Jupe:
Menurut gw gojek.. Sah2 aja.. Kan di jkt ada jutaan manusia transportation suck bgt di jkt.. Mrk teratur dan membantu bgt
Ngerti lah.. Maknya gw ngoceh.. Kalo mau di benerin.. Tuh angkot2 yg sering berenti atau mangkal semberangan juliaperez added,
Lah bujukk gw di ajarin.. Tata kota!! sarap kali ah.. Lo borrr tuh bawah tanah.. Seluruh jkt.. Lewat bawah tanah aja supaya kaga macet
Emang gojek bukan rakyat bawah... Bagus ada nya gojek kita semua kebagian.. Lo tau kalo jam kerja susah kendaraan di jkt!!!
Mau ngomongin masalah pajak??? Kan?? Seiring waktu mrk kalo uda setle pasti bayar lahhh.trus kasih kesempatan mrk kreative dong baru bgt kan
Gw kalo lagi kaga ada orang disuruh ambil kebutuhan shooting .. Pake gojek.. Mrk standby.. Terpercaya. Sejauh ini kaga ada komplen
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Djoko Sasono dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (17/12/2015) mengatakan pelarangan beroperasi tersebut tertuang dalam Surat Pemberitahuan Nomor UM.3012/1/21/Phb/2015 yang ditandatangani oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, tertanggal 9 November 2015.
Djoko mengatakan surat tersebut juga ditujukan untuk Korps Lalu Lintas Polri, para kapolda dan gubernur di seluruh Indonesia.
Dia menjelaskan pengoperasian ojek dan uber taksi tidak memenuhi ketentuan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan serta Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan.
"Ketentuan angkutan umum adalah harus minimal beroda tiga, berbadan hukum dan memiliki izin penyelenggaraan angkutan umum," katanya.
Djoko mengaku pihaknya tidak masalah dengan bisnis "start-up" (pemula) namun menjadi bermasalah apabila menggunakan angkutan pribadi untuk angkutan umum yang tidak berizin dan tidak memenuhi ketentuan hukum.
"Apapun namanya, pengoperasian sejenis, Go-Jek, Go-Box, Grab Bike, Grab Car, Blue Jek, Lady-Jek, dilarang," katanya.